  BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Ramlam (dalam Markhamah 2009: 5) Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem. Kaidah sintaksis adalaha kelaziman dan kaidah yang terkait dengan pemakaian kalimat. Dalam kaitan dengan kaidah sintaksis ini pemakai bahasa akan mengikuti pola yang sering dipakai oleh masyarakat pemakai bahasa yang bersangkutan. Struktur kalimat yang disusunnya tidak menyimpang dari kaidah yang ada.
Para linguis memerikan pola kalimat/struktur kalimat/klausa yang ada pada pemakaian bahasa suatu masyarakat. Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari unsur-unsur fungsional, seperti P (predikat), baik disertai S (subjek), O (objek), PEL (pelengkap), dan KET (keterangan). Kelima unsur ini tidak selalu ada dalam satu klausa. Namun, unsur fungsional yang selalu ada dalam klausa adalah P, sedangkan unsur-unsur yang lain mungkin ada mungkin juga tidak. Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu (1) berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna unsur-unsurnya.
Analisis klausa berdasarkan fungsi unsur-unsurnya adalah kegiatan mengidentifikasi unsur-unsur suatu klausa dalam menduduki suatu fungsi dari klausa yang bersangkutan. Fungsi adalah sesuatu abstrak, yang perlu dibedakan dengan kategori, dan peran. Fungsi merupakan suatu tempat kososng yang diisi oleh bentuk tertentu yang disebut kategori dan diisi oleh makna tertentu yang disebut peran. Suatu kalimat dapat dianalisis unsur-unsurnya ke dalam fungsi subjek, predikat, objek, keterangan, dan atau fungsi pelengkap. Fungsi yang ada pada suatu kalimat tergantung kepada wujud kalimat yang dianalisis. Belum tentu semua fungsi ada dalam suatu kalimat.
BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS KLAUSA BERDASARKAN FUNGSI UNSUR-UNSURNYA
-
Fungsi Subjek
-
Pengertian Subjek
Subjek adalah unsur kalimat atau klausa yang dijelaskan oleh unsur lain dalam kalimat yang bersangkutan (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2012:89). Subjek merupakan unsur yang dalam konstruksi tertentu, misalnya dalam konstruksi nonkontekstual harus hadir secara eksplisit, tetapi pada konstruksi lain, misalnya konstruksi kontekstual bisa implisit. Yang dimaksud konstruksi kontekstual adalah konstruksi yang kehadirannya membutuhkan konteks lain. Misalnya menyelenggarakan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan konstruksi nonkontekstual adalah konstruksi yang tidak terikat oleh konstruksi lain. Misalnya kota-kota besar menyelenggarakan peringatan kem erdekaan Republik Indonesia.
-
Ciri Subjek
-
Bentuk subjek
Secara morfologis subjek dapat berupa kata monomorfemik atau polimorfemik. Kata baju adalah kata monomorfemik yang bisa menjadi subjek klausa berikut, baju itu di beli oleh ibu. Sebaliknya, kata polimorfemik seperti pemeliharaannya juga dapat menjadi subjek klausa pemeliharaannya // kurang. Secara sintaksis subjek dapat beruapa frase atau klausa.
-
Letak subjek
Subjek bisa terletak pada awal klausa atau di depan predikat, tetapi bisa juga di awal predikat atau di belakang objek. Dalam konstruksi tertentu letak subjek dapat dipertukarkan dengan predikat dan bila dipertukarkan dengan predikat tidak mengacaukan makna struktural makna kalimat. Contohnya: buku itu terbawa terbawa // buku itu
Subjek terletak di belakang objek. Hal ini disebabkan hubungan antar predikat dengan objek sangat erat dan tidak mungkin disela oleh subjek. Contoh : membaca buku // Amin
Subjek bisa juga terletak di belakang keterangan, di depan predikat, apabila klausa yang bersangkutan berketerangan. Misalnya pada klausa, kemarin ibu // berkirim surat kepada paman.
-
Ciri-ciri Lain
-
Subjek dipertanyakan dengan apa/siapa.
Mencari subjek dapat dilakukan dengan memakai kata tanya apa atau siapa di hadapan predikat. Pada kalimat yang diasumsikan subjeknya nomina yang bukan manusia, subjek itu dipertanyakan dengan kata tanya apa. Jika kalimat yang dianalisis diasumsikan subjeknya manusia, subjek itu dipertanyakan dengan pertanyaan siapa. Contohnya:
-
Apa yang dibeli oleh ibu? Mangga itu dibeli oleh ibu
-
Siapa yang membelikan adik baju baru kemarin? Ayah
-
Subjek diikuti oleh penunjuk itu/ini
Misalnya: (1) Buku itu terbawa
(2) Mangga itu dibeli oleh ibu
-
Didahului oleh kata bahwa
Subjek yang didahului oleh kata bahwa biasanya berupa klausa yang menduduki sebagai anak kalimat dalam kalimat majemuk.
Contoh: bahwa dia telah datang // sudah saya beritahukan
Subjek kalimat adalah bahwa dia datang, subjek klausa yaitu dia.
-
Subjek dapat diberi pewatas yang
Keterangan pewatas adalah kata yang memberi batas terhadap kata atau frase dimukanya. Misalnya: buku yang bagus itu.
Subjek yang diberi pewatas yang adalah subjek yang tidak didahului oleh kata bahwa, atau subjek yang berupa anak kalimat. Subjek yang diberi pewatas yang bukan berupa anak kalimat. Subjek yang diberi pewatas yang adalah subjek yang termasuk kategori nomina, frase nominal, atau verba. Contohnya : kerusuhan yang terjadi bulan Mei // menyebabkan trauma bagi etnik-etnik Cina.
-
Tidak didahului oleh Preposisi
Subjek tidak didahului oleh preoposisi seperti, dari, dalam, di, kepada, pada.
Contohnya: dari penelitian itu // membuktikan bahwa penyakit demam berdarah disebabkan oleh nyamuk.
Penggunaan preposisi dapat mengganggu kejelasan subjek.
-
Predikat
-
Pengertian predikat
Predikat adalah unsur yang menjadi penjelas, yaitu penuturan/penjelasan mengenai pokok tuturan. Predikat meruapan unsur yang bisa dipertukarkan letaknya dengan subjek.
-
Ciri predikat
-
Bentuk predikat
Bentuk predikat dapat dilihat dari dua tataran. Pada tataran morfologi subjek dapat berupa kata tunggal atau kata monomorfemik dan dapat juga berupa kata kompleks atau kata polimorfemik. Pada tataran sintaksis dapat berupa frase. Frase adalah konstruksi sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsional.
-
Letak Predikat
Predikat letaknya dapat dipertukarkan tempatnya dengan subjek. Contohnya:
Tindakan orang-orang di kampung itu // sangat menguntungkan para pejabat desa. Sangat menguntungkan para pejabat desa // tindakan orang-orang di kampung itu.
-
Ciri-ciri Lain
-
Jawaban pertanyaan mengapa dan bagaimana
Unsur kalimat yang dapat dipertanyakan dengan kata tanya mengapa, berapa, bagaimana, dan di mana ke mana, dari mana di belakang subjek merupakan predikat kalimat. Contoh:
-
Mengapa // Tut dan Dyah? Tut dan Dyah // beda pendapat.
-
Bagaimana // hamparan bunga-bunga tulip itu? Hamparan bunga-bunga tulip itu // sungguh mengagumkan.
-
Didampingi kata ialah, adalah, merupakan
Pendamping itu terletak di muka predikat inti. Dengan demikian, kata ialah, adalah, dan merupakan dapat menjadi batas antara subjek dengan predikat. Contoh: Jumlah pekerja pabrik itu // adalah seratus orang.
-
Predikat dapat diingkarkan
Ada dua bentuk pengingkar yakni kata tidak dan bukan.
Contoh: H. Saroni // bukan DPC PPP Grobogan, melainkan DPD Grobogan.
Kata pengingkar bukan biasanya diikuti dengan melainkan.
-
Predikat dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas
Kata-kata aspek seperti telah, sudah, belum, akan, dan sedang.
Contoh: Winters // belum dijaga ketat.
-
Wujud Predikat
Wujud predikat ada bermacam-macam. Ada buku-buku tata bahasa yang menyebutkan bahwa wujud predikat adalah verba atau frase verbal, tetapi juga dapat berupa nomina atau frase nominal, ajektiva atau frase ajektiva, numeralia atau frase numeralia dan frase preposisional.
-
Fungsi Objek
-
Pengertian Objek
Objek adalah nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-verba tertentu dalam klausa.
-
Ciri-ciri Objek yang Berbeda dengan Subjek
-
Objek terdapat dalam konstruksi aktif transitif
Kalimat atau klausa akktif transitif adalah kalimat atau klausa yang predikatnya adalah verba aktif transitif yaitu verba yang ditandai oleh afiks me(N)-kan, me(N)-i, me(N)per-kan dan me(N)per-i.
Contoh : Pemuda itu // sangat mencintai kekasihnya.
-
Berada langsung di belakang predikat
Objek adalah unsur kalimat yang memiliki ketegaran kalimat. Tidak bisa dipindahkan ke depan predikat, ke depan subjek, ke belakang keterangan atau ke tempat lain.
Contoh : *Kekasihnya pemuda itu // sangat mencintai.
*O S P
-
Objek bisa menjadi subjek kalimat pasif
Dalam bentuk pasif, subjek klausa pasif berasal dari objek klausa aktif. Contoh :
Pemuda itu sangat mencintai kekasihnya Kekasihnya sangat dicintai oleh pemuda itu.
-
Fungsi Pelengkap
-
Pengertian pelengkap
Pelengkap adalah kata atau frase yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir bersamaan dengan fungsi predikat. Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat.
Contoh : Kakinya terantuk batu.
-
Ciri-ciri pelengkap
Bentuk pelengkap
Pelengkap dapat berupa kata atau frase. Pelengkap yang berupa kata dapat berupa kata polimorfemik dan dapat berupa kata monomorfemik.
-
Keterangan
-
Pengertian keterangan
Keterangan memiliki fungsi memberikan penjelasan tambahan bagi unsur inti. Bentuknya pun juga tidak berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya. Artinya, ada keterangan yang berupa kata dan ada keterangan yang berupa frase.
-
Jenis keterangan
-
Keterangan akibat
Keterangan akibat adalah bagian klausa atau kalimat yang menyatakan akibat terjadinya sesuatu yang disebut pada predikat, seperti sehingga, sampai, akibatnya.
Contoh : Mereka mengadakan rapat sampai lelah.
-
Keterangan alasan
Keterangan alasan dinyatakan dengan penggunaan kata penghubung sebab, karena atau oleh karena.
Contoh : Saya akan mengambilnya sebab saya membutuhkannya.
-
Keterangan alat
Keterangan alat dinyatakan dengan kata penghubung dengan + nomina. Keterangan alat adalah bagian klausa atau kalimat yang mengungkapkan alat yang digunakan untuk melakukan tindakan yang dinyatakan dalam fungsi predikat.
Contoh : Album perdananya digarap dengan alat-alat modern.
-
Keterangan asal
Keterangan asal adalah unsure klausa yang menyatakan berasal dari apakah sesuatu yang dinyatakan pada predikat, seperti dari.
Contoh: kursi itu terbuat dari besi.
-
Keterangan kualitas
Keterangan kualitas adalah keterangan yang menyatakan dalam keaadaan bagaimana tindakan yang dinyatakan dalam predikat itu dilakuakan, seperti dengan atau secara.
Contoh : album perdana Weebe itu aransemennya digarap secara serius.
-
Keterangan kuantitas
Keterangan kuantitas adalah keterangan yang menyatakan kuantitas tindakan yang dinyatakan dalam peringkat. Kuantitas adalah tingkat keseringan atau derajat pernyataan yang dinyatakan dalam predikat, seperti ...kali tetapi keterangan kuantitas bisa juga dinyatakan dengan kata jarang atau sering.
Contoh : pemimpin partai itu beberapa kali mengadakan lobi dengan pemimpin negara-negara maju.
-
Keterangan modalitas
Keterangan modalitas adalah bagian klausa yang menyatakan kemungkinan, harapan, kepastian, kesangsian, atau kebalikan dari itu.
Contoh : mustahil dia terpilih sebagai presiden RI ke-4.
-
Keterangan berlawanan
Keterangan berlawanan adalah bagian kalimat atau klausa yang maknanya menyatakan hal yang bertentangan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain.
-
Keterangan peserta
Keterangan peserta adalah keterangan yang menjelaskan ikut sertanya seseorang dalam suatu tindakan yang disebutkan dalam predikat, seperti dengan atau bersama + nomina atau orang.
Contoh : anak-anak itu pergi dengan orang tuanya.
-
Keterangan perwatasan
Keterangan perwatasan atau keterangan pembatasan adalah ketenangan yang menjelaskan dalam batas-batas mana suatu perbauatan dilakukan. Keterangan ini ditandai oleh penggunaan kata kecuali atau selain.
Contoh : semua mahasiswa // boleh ikut, kecuali yang belum mendaftarkan diri.
-
Keterangan syarat
Keterangan syarat adalah bagian klausa atau kalimat yang menyatakan apa yang harus ada untuk mencapai apa yang disebut dalam predikat.
Contoh : pembuatan kue itu // selesai semuanya jika engkau mau membantuku
-
Keterangan perbandingan
Keterangan perbandingan diartikan sebagai frase atau klausa yang menjelaskan bagaimana suatu hal dibangdingkan dengan hal lain. Kata yang sering dipakai untuk menunjukan keterangan perbandingan adalah sama, seperti, se + ajectiva.
Contoh : amukan masa itu // berlangsung cepat secepat kilat
-
Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah bagian klausa atau kalimat yang menyatakan tujuan penutur atau pembicara.
Contoh : wilayah gunung kidul // ditanami kayu putih agar tidak gundul.
-
Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah bagian klausa atau bagian kalimat yang menyakan makna tempat terjadinya sesuatu. Penggunaan preposisi di, ke, dari, sering digunakan untuk menandai nama tempat.
Contoh : Lima orang pakar kesehatan itu // berasal dari Taiwan
-
Keterangan aspek
Keterangan aspek adalah kata atau frase yang menjelaskan terjadinya suatu proses secara objektif.
-
Keterangan tambahan
Keterangan tambahan adalah kata atau frase yang membari penjelasan nomina (subjek atau objek), tetapi berbeda dengan keterangan aposi
Contoh : Lima orang pakar kesehatan itu, yang mendatangi negara Indonesia // berasal dari Taiwan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari unsur-unsur fungsional, seperti P (predikat), baik disertai S (subjek), O (objek), PEL (pelengkap), dan KET (keterangan). Klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar, yaitu (1) berdasarkan fungsi unsur-unsurnya, (2) berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya, (3) berdasarkan makna unsur-unsurnya. Subjek adalah unsur kalimat atau klausa yang dijelaskan oleh unsur lain dalam kalimat yang bersangkutan (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2012:89). Predikat adalah unsur yang menjadi penjelas, yaitu penuturan/penjelasan mengenai pokok tuturan. Objek adalah nomina atau kelompok nomina yang melengkapi verba-verba tertentu dalam klausa. Pelengkap adalah kata atau frase yang merupakan bagian klausa atau kalimat yang wajib hadir bersamaan dengan fungsi predikat.
Dostları ilə paylaş: |