Bab I pendahuluan latar Belakang



Yüklə 29,18 Kb.
tarix27.03.2018
ölçüsü29,18 Kb.
#35077

BAB I

PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

Keseimbangan dari neraca transaksi berjalan suatu negara menjadi suatu fenomena yang menjadi perhatian publik. Adanya fakta bahwa suatu negara, termasuk Indonesia, yang menjalin hubungan kerjasama terutama dalam hal perdagangan internasional dengan Negara lain pasti setidaknya mengalami gangguan keseimbangan pada neraca transaksi berjalannya karena terjadi surplus dan defisit terhadap neraca transaksi berjalan tersebut. Menurut Ukhrowiyah (Dornbush, 2004), neraca transaksi berjalan akan menjadi surplus apabila ekspor lebih besar daripada impor ditambah transfer neto ke luar negeri, yaitu apabila penerimaan dari perdagangan barang dan jasa serta transfer lebih besar dari pembayarannya. Sebaliknya, neraca transaksi berjalan akan mengalami defisit apabila ekspor lebih rendah dari impor dan penerimaan dari perdagangan barang dan jasa serta transfer lebih kecil dari pembayarannya. Neraca transaksi berjalan yang defisit ditunjukkan oleh tanda negatif (-) dan yang surplus ditunjukkan oleh tanda positif (+). Hal ini karena neraca transaksi berjalan mencatat seluruh kegiatan ekspor dan impor yang akan dicatat pada neraca di debet maupun di kredit.


1
Kestabilan dari neraca transaksi pembayaran yang sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia akibat surplus dan defisit membuat pemerintah harus mengambil kebijakan untuk menyelamatkan keadaan ekonomi Indonesia. Menurut Pinem (2009), gejolak perekonomian yang terjadi di tahun 1986 yang membuat pemerintah harus mengeluarkan lagi berbagai deregulasi untuk mengatasi hal tersebut. Hasilnya, di tahun 1989 pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan sisi positifnya ditandai dengan cadangan devisa tinggi yang membuat kestabilan pada neraca transaksi berjalan.

Neraca transaksi berjalan Indonesia menunjukkan fluktuasi keadaan surplus maupun defisit selama beberapa tahun terakhir. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia yang dipublikasikan dalam data tahunan menunjukkan bahwa surplus terjadi pada kuartal I-2010 hingga di kuartal III-2011. Sementara itu, defisit terjadi pada kuartal IV-2011 yang menunjukkan angka -2.301 Juta US$, terus berlanjut hingga di kuartal ke IV-2014 yang menunjukkan angka -5.674 Juta US$. Hal ini bisa dilihat pada gambar 1.1.



Gambar 1.1 Grafik Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia Kuartal I-2010 sampai Kuartal IV-2014 (dalam Juta US$)

Sumber : Data Badan Pusat Statistik 2015

Berdasarkan Gambar 1.1 bisa dilihat bahwa terjadi fluktuasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia selama Kuartal I-2010-Kuartal IV-2014. Fluktuasi yang terjadi tersebut diakibatkan oleh terjadinya defisit dan juga surplus di Indonesia akibat naik turunnya tingkat ekspor dan impor. Surplus tertinggi tercatat pada kuartal ke I-2011 yang menunjukkan angka 2.946 Juta US$ Pada tahun 2013 terjadi defisit tertinggi sebesar -29.102,16 Juta US$ yang diakibatkan oleh menurunnya impor nonmigas khusnya impor bahan baku dan meningkatnya ekspor mineral pasca dikeluarkanya perizinan ekspor mineral mentah oleh pemerintah. Sedangkan suplus terendah Indonesia berada pada tahun 2006 yaitu sebesar 10.859 Juta US$ yang diakibatkan oleh naiknya harga komoditas primer yang mendorong tingginya nilai ekspor. Fakta tersebut diuangkap oleh Bank Indonesia (BI) yang dipublikasikan pada data tahunannya.

Defisit yang terjadi pada neraca transaksi berjalan indonesia selama 3 tahun terkahir tersebut tentu menjadi suatu hal yang tidak diharapkan karena mencerminkan perkembangan perekonomian indonesia yang buruk akibat defisit tersebut. Padahal, dalam kenyataannya pemerintah indonesia sangat mengaharapkan neraca transaksi berjalan selalu mengalami surplus yang ditandai dengan selalu meningkatnya ekspor barang dan jasa dalam negeri daripada impor dari luar negeri. Surplus yang terjadi selama 2 tahun sebelumnya juga menunjukkan fluktuasi ditiap tahunnya sehingga hal tersebut juga masih jauh dari apa yang diharapkan oleh pemerintah.

Dalam perkembangan berikutnya, fluktuasi yang terjadi pada neraca transaksi berjalan Indonesia tidak hanya disebabkan oleh ekspor dan impor yang dilakukan tetapi juga disebakan oleh naik turunnya nilai tukar, banyaknya jumlah uang beredar, dan juga inflasi. Hal ini juga diungkapkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sumiyati (2007), bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan neraca berjalan tidak cukup hanya dicermati melalui posisi anggaran dari pihak-pihak pelaku ekonomi saja melainkan perlu dicermati pula berdasarkan faktor-faktor lain seperti laju pertumbuhan hutang luar negeri, pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi luar negeri, laju inflasi, kurs mata uang dan lain sebagainya. Dengan mengetahui hubungan dan pengaruh faktor-faktor penentu neraca berjalan maka dapat diambil langkah-langkah atau kebijakan untuk mencapai keseimbangan eksternal.

Tabel 1.1 Data perkembangan Kurs, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar di Indonesia selama 2 tahun terakhir


Tahun

Neraca Transaksi Berjalan (Juta Rupiah)

Kurs (Rupiah/USD)

Inflasi (%)

Jumlah Uang Beredar (Miliar Rupiah)

2013Q1

-6.007

10.194

0,80

794.821

2013Q2

-10.126

10.289

0,30

837.863

2013Q3

-8.635

11.164

1,35

867.828

2013Q4

-4.334

12.189

0,25

871.230

2014Q1

-4.051

12.347

0,47

843.570

2014Q2

-8.820

12.118

0,19

910.971

2014Q3

-6.858

12.262

0,56

921.183

2014Q4

-5.674

12.747

1,48

946.014

Sumber : Badan Pusat Statistik (2015)

Nilai tukar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi neraca transaksi berjalan Indonesia. Jika nilai tukar terapresiasi maka neraca transaksi berjalan akan mengalami defisit. Begitupun sebaliknya, jika nilai tukar terdepresiasi maka neraca transaksi berjalan akan mengalami surplus. Penelitian yang dilakukan oleh Ukhrowiyah (Sukirno,2010) juga mengatakan bahwa Apabila nilai tukar rupiah (kurs) mengalami depresiasi (penurunan nilai mata uang domestik) akan menyebabkan harga barang luar negeri naik sehingga cenderung menurunkan impor dengan begitu neraca transaksi berjalan mengalami surplus. Sebaliknya jika nilai tukar rupiah (kurs) mengalami apresiasi (kenaikan nilai mata uang domestik) akan menyebabkan harga barang luar negeri turun sehingga cenderung akan menaikan impor dan mengurangi ekspor. Hal tersebut berpengaruh pada neraca transaksi berjalan yang akan mengalami defisit.

Kemudian, jumlah uang yang beredar dan inflasi juga berpengaruh terhadap neraca transaksi berjalan Indonesia karena jumlah uang beredar yang banyak akan menyebabkan inflasi yang tinggi yang kemudian akan mengganggu keseimbangan transaksi berjalan. Teori yang dikemukan oleh David Hume juga mengatakan bahwa neraca perdagangan suatu negara dapat dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar melalui mekanisme harga barang ekspor dan harga barang impor. Apabila jumlah uang yang beredar naik, harga domestik naik dan harga barang impor turun. Hal ini menyebabkan ekspor turun dan impor naik. Akibatnya, posisi neraca perdagangan akan defisit, demikian sebaliknya.

Oleh karena pentingnya peran neraca transaksi berjalan dalam menilai perkembangan perekonomian indonesia, maka kestabilan nilai tukar rupiah, inflasi serta banyaknya jumlah uang yang beredar menjadi faktor yang harus diberikan perhatian khusus. Ekspor harus terus dilakukan agar nilainya semakin meningkat daripada nilai impor sehingga neraca transaksi berjalan bisa terus mengalami surplus tiap tahunnya. Namun pada kenyataannya, neraca transaksi berjalan indonesia tidak selalu menunjukkan keadaan yang surplus sehingga perlu dilihat adanya pengaruh kurs, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap neraca transaksi berjalan tersebut.



    1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah Kurs, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar Berpengaruh terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia?

    1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Kurs, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Neraca Transaksi Berjalan di Indonesia.

    1. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

  1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh Kurs, inflasi dan jumlah uang beredar di Indonesia serta membandingkan teori-teori yang terkait dengan judul penelitian.

  2. Untuk dijadikan sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terkait Kurs, inflasi dan jumlah uang beredar terhadap Neraca transaksi berjalan.

  3. Untuk dijadikan sebagai bahan informasi bagi pemerintah Indonesia dalam mengambil kebijakan-kebijakan terkait dengan Neraca transaksi berjalan.

Yüklə 29,18 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə