Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 103
DIOSCORIDES menulis buku “Materia Medica” pada abad pertama sesudah
masehi.
PLINY (Romania) pada saat yang bersamaan menulis 9 buku tentang tumbuh-
tumbuhan yang bermanfaat.
Beberapa abad setelah penulis-penulis kuno, lama tidak muncul tulisan-tulisan
lagi dan sesudah abad ke 16 dimulailah dengan periode herba.
Periode herba
Periode herba dimulai dari abad 16 dan berakhir pada abad 17. Selama
periode ini ahli-ahli botani Eropa yang banyak mengadakan penulisan tentang
tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang ditulis pada umumnya adalah
tumbuhan kasiat obat yang kebanyakan terdiri dari herba.
Ahli-ahli herba pada saat itu adalah :
BOCK (1530) menulis buku “Materia Medica”membuat illustrasi herba.
BRUNFELS (1530) membuat illustrasi herba.
FUCHS (1542) menyusun klasifikasi tumbuhan berdasarkan alphabetik yang
dilengkapi denga glossary mengenai istilah-istilah teknis (istilah-istilah yang
dipakai)
TURNER (1551) menulis buku herba dalam bahasa Inggris
De I’OBEL (1581) membuat illustrasi herba dengan baik.
ANDREA CHAESALPINI (italia), ahli fisika dan herbalist menulis buku dalam 16
jilid dan membagi alam tumbuhan menjadi 15 klasis yang didasarkan pada
buah dan bijinya.
KASPAR BAUHIN, ahli botani Swiss. Tahun 1623 menulis buku “Pinax” yang
memuat 6000 species tumbuhan. Klasifikasi yang dibuatnya lebih banyak
didasarkan pada persamaan struktur dan belum mengenal sifat-sifat dari
bunga. Ia menganggap semak dan pohon merupakan tumbuhan khusus, juga
ia belum sepenuhnya menggunakan klasifikasi yang binomial.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 104
Pada akhir abad 17 dan pertengahan abad 18 beberapa ahli botani
memulai dengan dasar-dasar klasifikasi sistem modern. Diantara mereka, yaitu :
JOHN RAY, ahli botani Inggris, di dalam bukunya “Historia Plantarum” (1968-
1704) mengemukakan pentingnya embrio yang berkeping satu dan dua di
dalam klasifikasi dan ini perlu diingat merupakan dasar utama di dalam
klasifikasi sistem alami. Tetapi tidak ubahnya seperti angkatan kuno, ia
membuat kesalahan-kesalahan yaitu pada pemisahan herba dan pohon-
pohonan. Ia membagi Monokotil dan Dikotil dalam beberapa klasis, beberapa
diantaranya menjadi familia yang sekarang kita kenal. Penggolongan
menurutnya adalah sebagai berikut :
I.
Herbae : A. Imperfectae (tidak berbunga)
B. Perfectae (berbunga)
- Dicotyledoneae (dengan 2 keping biji)
- Monocotyledoneae (dengan atu keping biji)
II. Arbores : A. Monocotyledoneae
B. Dicotyledoneae
CAMERARIUS (1665-1721), orang Jerman, memperkenalkan polen untuk
fertilisasi, pembentukan biji dan seksualitas pada tumbuhan berbunga.
TOURNEFORT (1656 – 1708) memperkenalkan pentingnya mahkota bunga
(corolla) dalam klasifikasi. Disamping itu ia sangat teliti dalam memberikan
batasan-batasan pada beberapa genera dan oleh karena itu ia dikenal sebagai
pencipta dasar-dasar genera.
CARLOUS LINNAEUS, botanist terkenal Swedia dan dikenal sebagai Bapak
Sistematika Tumbuhan. Ia mencipta buku “Systema Naturae” yang ditulis
pada tahun 1735. Sistem klasifikasinya didasarkan pada siaft-sifat stamen
(benang sari) dan carpela (daun buah) dan karena itu klasifikasinya sering
disebut seksual system. Menurutnya alam tumbuhan dibagi menjadi 24 klasis,
dimana yang 23 klasis termasuk dalam Phanerogamia dan yang satu klasis lagi
dalam Cryptogamia. Pembagian Phanerogamia kedalam 23 klasis didasarkan
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 105
pada jumlah stamen (no 1 – 13), panjang stamen (no 14, 15), letak stamen (no
16 – 19), perlekatan stamen (no 20) dan distribusi bunga uniseksual (no 21 –
23). Kesemua klasis itu adalah sebagai berikut :
1.
Monandria
: stamen 1
2.
Diandria
: stamen 2
3.
Triandria
: stamen 3
4.
Tetrandria
: stamen 4
5.
Pentandria
: stamen 5
6.
Hexandria
: stamen 6
7.
Heptandria
: stamen 7
8.
Octandria
: stamen 8
9.
Enneandria
: stamen 9
10.
Decandria
: stamen 10
11.
Dodecandria : stamen 11
12.
Icosandria
: stamen lebih dari 12, duduk pada kelopak bunga (calyx)
13.
Polyandria : stamen lebih dari 12, duduk pada dasar bunga
(reseptakulum)
14.
Didynamia
: stamen panjang 2
15.
Tetradynamia : stamen panjang 4
16.
Monadelphia : stamen dalam 1 tukal
17.
Diadelphia
: stamen dalam 2 tukal
18.
Polydelphia
: stamen dalam beberapa tukal
19.
Synegenesia
: stamen dengan kepala sari yang menyatu
20.
Gynandria
: stamen berlekatan dengan putik
21.
Monoecia
: tumbuhan berumah satu
22.
Dioecia : tumbuhan berumah dua
23.
Polygamia
: tumbuhan poligami
24.
Cryptogamia : tidak berbunga
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 106
Linnaeus menulis semua species dan genera yang dijumpainya di dalam
bukunya “Species_Plamtarum'>Species Plamtarum” (1753) dan “Genera_Plantarum'>Genera Plantarum” (edisi kelima
1754) dan dengan motto “God created, Linnaeus arranged”. Yang lebih
pentimg lagi ialah nomenklatur sistem binomialnya yang ditulis dalam
bukunya “Species Plantarum” (1753). Berdasarkan pada sistem ini tumbuh-
tumbuhan mempunyai nama yang terdiri dari dua kata, yaitu kata pertama
yang menujukkan nama genus dan diikuti oleh kata kedua yang menujukkan
speciesnya atau merupakan epitheton specificumnya.
A.L. de JUSSIEU. Ahli sitematika Perancis A.B. de Jussieu dan kemenakannya
A.L.de Jussieu, menciptakan klasifikasi yang lebih baik dari pada seksual sistem
Linnaeus. A.L.de Jussieu mempublikasikan bukunya “Genera Plantarum” pada
tahun 1789. A.J.de Jussieu membagi alam tumbuhan menjadi 15 klasis, yang
didasarkan pada jumlah cotyledon (keping biji) dan letak daun mahkota
( petala) dan benang sari ( stamen) terhadap bakal buah, klasis-klasis tersebut
dibagi lagi menjadi 100 ordo dan sebagian besar dari ordo-ordo tersebut
masih dikenal sebagai familia-familia dalam klasifikasi kita sekarang. A.L.de
Jussieu dikenal sebagai pencipta dasar-dasar klasifikasi sistem alami.
Pembagian menurutnya ialah sebagai berikut :
- Acotyledones ..............................................................................
klasis I
-
Stamina hypogyna ................. klasis II
Monocotyledones
Stamina perigyna ................... klasis III
Stamina epigyna ..................... klasis IV
- Dicotyledoneae
Apetalae
Monopetalae
Corolla hypogina ............. klasis VIII
Corolla perigyna .............. klasis IX
Corella epigina
Stamina epygina ................ klasis V
Stamina perigyna ............... klasis VI
Stamina hypogina .............. klasis VII
- antheris connatis ....... kl. X
- antheris distinctis ...... kl. XI
Polypetalae
Stamina epygina ................ klasis XII
Stamina hypogyna ............. klasis XIII
Stamina parigyna ............... klasis XIV
Diclines irregulares .................................... klasis XV
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 107
A.P. de CANDOLLE. Ahli taksonomi Perancis yang terkenal juga. Sistem
klasifikasinya lebih ditekankan pada sifat-sifat fisiologisnya. Klasifikasi yang
dibuatnya (1819) merupakan pendalaman dan modifikasi dari sistem de
Jussieu. Di dalam klasifikasinya ia menggunakan sifat-sifat seperti yang
digunakan oleh de Jussieu, di dalam susunannya ia menambahkan berkas
pengangkutan sebagai suatu sifat yang sangat penting.
ROBERT BROWN, morfologis Inggris, merupakan orang pertama yang
menaruh perhatian untuk menggambar buah dan biji yang telanjang dari
Coniferae dan Cycadaceae, dan mengelompokan Gymnospermae sebagai
suatu kelompok yang berbeda dari Angiospermae.
JOHN LINDLEY, Prof. Inggris yang mendirikan KEW Botanical Garden. Ia
menciptakan suatu sistem klasifikasi (1830) yang didasarkan pada sistem de
Candolle, tetapi tidak seperti Brown ia memisahkan Gymnospermae dari
Dicotyledoneae. Th. 1846 ia merevisi klasifikasinya. Lindley banyak
mengadakan kritik-kritik khususnya di Jerman.
STEVEN ENDLICHER, ahli sistematika Austria, sistem klasifikasinya didasarkan
pada karya Candolle dan dipublikasikan dalam bukunya “Genera Plantarum”
(1836 – 1840). Di atas tingkatan Thallophyta ia mengemukakan pentingnya
pertumbuhan memanjang dan kesamping (menebal). Berdasarkan pada ini,
penggabungan Gymnospermae dan Angiospermae menjadi suatu kelompok
merupakan kesalahan yang besar.
Tahun 1859 Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya. Dengan
munculnya teori tersebur mengakibatkan banyak ahli sistematik terdorong
untuk menciptakan klasifikasi sistem alami, yang didasarkan pada hubungan
filogenetik dari tumbuh-tumbuhan. Untuk keperluan itu mereka hanya
mementingkan sifat-sifat morofologi saja yaitu lebih mementingkan alat
berkembang biak daripada vegetatifnya. Mereka banyak dibantu oleh sifat-
sifat penting morfologi dan embriologi yang dibuat oleh Brown, Lindley dan
Endlicher. Juga pada masa tersebut Hofmeister sudah memulai mengadakan
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 108
penelitian dengan menggunakan mikroskop. Sekarang tibalah pada karya-
karya setelah Charles Darwin.
Sistem BENTHAM dan HOOKER. Keduanya ahli sistematik erkenal di Inggris,
kerja part timer di KEW BOTANICAL GARDEN, publikasinya “Genera
Plantarum” (1862 – 1883). Karya mereka lebih menekankan pada keadaan
petala bebas yang merupakan lawan dari petala menjadi satu. Mereka
membagi Angiospermae kedalam Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae,
tetapi meletakkan Gymnospermae diantara keduanya dan menaruh ketiganya
kedalam kategori klasis. Dicotyledoneae dibagi lagi kedalam 3 subklasis :
1.
Polypetalae, sepala dan petala ada, petala bebas
2.
Gamopetalae, sepala dan petala ada, petala bersatu
3.
Monochlamydae, salah satu perianthium tidak ada, jika ada tidak dapat
dibedakan kedalam sepala dan petala.
Pembagian lebih lanjut kedalam serie, kohor, ordo, genus dan species.
Kohornya sesuai dengan ordo dan ordonya sesuai dengan familia yang kita
pakai sekarang. Klasifikasi tumbuhan menurut Bentham dan Hooker :
- Serie Thalamiflorae
(bunga hipoginus,
tanpa cakram/diskus
- Serie Inferae (bakal buah
tenggelam)
Phanerogamia
Dicotyledones
Gymnospermae
(3 ordo)
Monocotyledones
(7 series)
Polypetalae
Gamopetalae
Monochlamydae
(8 series)
- Serie Disciflorae
(bunga hipoginus atau
periginus, pada dasar
bunga terdapat
semacam
peninggian/bantalan
yang berbentuk cakram
yang mempunyai
kelenjar madu)
- Serie Calyciflorae
(bunga periginus atau
epiginus)
- Serie Heteromerae
(bakal buah umumnya
menumpang, daun
buah lebih dari 2)
- Serie Bicarpelatae
(bakal buah umumnya
menumpang, daun
buah berjumlah 2
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 109
Familia-familia Ranunculaceae, Papaveraceae, Cruciferae, Caryophyllaceae
dan Malvaceae termasuk dalam Serie Thalamiflorae.
Familia-familia Rutaceae dan Rhamnaceae termasuk dalam Serie Disciflorae.
Familia-familia Leguminosae, Rosaceae, Myrtaceae, Cucurbitaceae dan
Umbelliferae termasuk Serie Calyciflorae.
Familia Composite termasuk dalam Serie Inferae.
Familia-familia Asclepiadaceae, Convolvulaceae, Solanaceae dan Labiatae
termasuk dalam Serie Bicarpelatae.
Familia-familia Chenopodiaceae, Euphorbiaceae dan Salicaceae termasuk
dalam Subklasis Monochlamydeae.
Sistem EICHLER. Pada tahun 1883 A.W. Eichler membuat klasifikasi tumbuhan.
Ia membetulkan kesalah-kesalahan yang dibuat oleh Bentham dan Hooker,
yaitu dengan memindahkan Gymnospermae yang ditaruh diantara
Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae, dan menempatkan terpisah dari
Angiospermae. Sistem ini disusun seperti sistem yang dibuat oleh Engler.
Klasifikasi dari Eichler adalah sebagai berikut :
A.
Cryptogamae
1.
Divisio
: Thallophyta
1.
Klasis
: Algae
2.
Klasis
: Fungi
2. Divisio
: Bryophyta
1. Kelompok : Hepaticae
2. Kelompok : Musci
3. Divisio
: Pteridophyta
1. Klasis
: Equisetineae
2. Klasis
: Lycopodineae
3. Klasis
: Filicineae
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 110
B. Phanerogamae
1. Divisio
: Gymnospermae
2. Divisio
: Angiospermae
1. Klasis
: Monocotyledoneae
2. Klasis
: Dicotyledoneae
- Subklasis : Choripetalae
- Subklasis : Sympetalae
Sistem ENGLER. Adolf Engler adalah ahli sistematik Jerman, pencipta
klasifikasi sistem filogenetik yang paling terkenal. Klasifikasinya diterbitkan
pertama kali pada tahun 1892 dan dipakai sebagi petunjuk di Kebun Breslau.
Kemajuan-kemajuan yang pesat nampak dalam bukunya “Die Naturlichen
Pflanzenfamilien”, terbit dalam beberapa volume disertai dengan gambar dan
mulai terbit dalam tahun 1895. Sistem ini terutama didasarkan pada sistem
Eichler. Berdasarkan pada sistem ini Spermatophyta (Embryophyta
siphonogama)
dibagi
dalam
Gymnospermae
dan
Angiospermae.
Angiospermae dibagi menjadi 2 klasis yaitu Monocotyledoneae dan
Dicotyledoneae. Dicotyledoneae masih dibagi lagi kedalam 2 subklasis :
1.
Archichlamydae, perianthium salah satu tidak ada, jika ada sukar
dibedakan menjadi sepala dan petala, petala jika ada bebas.
2.
Metachlamydae atau Sympetalae, sepala dan petala ada, petala berlekatan
Jadi Archichlamydae pada sistem ini merupakan penggabungan dari
Monochlamydae dan Polypetalae pada sistem Bentham dan Hooker,
sedangkan Metachlamydae sesuai dengan Gamopetalae dari sistem
Bentham dan Hooker.
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 111
Pembagian menurut Engler adalah sebagai berikut :
Sistem BESSEY. Charles E. Bessey adalah ahli sistematik Amerika,
memperkenalkan klasifikasinya yang merupakan modifikasi (perubahan) dari
sistem Bentham dan Hooker. Disamping perubahan-perubahan tersebut, juga
membetulkan kesalahan-kesalahan Betham dan Hooker yaitu dengan
memisahkan Gymnospermae dan Angiospermae. Klasifikasinya mengenai
Angiospermae dipublikasikan pada tahun 1915 dan ia mengemukakan sifat-
sifat morfologi merupakan indikator filogenetik.
Sistem HALLIER. Klasifikasinya (1906) banyak persamaannya dengan sistem
dari Bessey dan memberikan kritik pada sistem Engler.
Sistem WETTSTEIN, publikasinya “Handbuch der Systematischen Botanik”
terbit tahun 1924. Sistemnya banyak persamaannya dengan sistem Engler. Ia
menyatakan Amentiferae lebih primitif daripada Ranalos. Dicotyledoneae
diletakkan sebelum Monocotyledoneae. Liliaceae lebih primitif daripada
Gramineae.
CARL MEZ. Sistem klasifikasinya didasarkan pada serum analisis dari bunga
dan sistemnya mirip sistem Bessey.
Sistem HUTCHINSON, membuat klasifikasi filogenetik dari Angiospermae yang
ditulis dalam buku “The Families of Flowering Plants”. Volume I tentang
Dicotyledoneae,
terbit
dalam
tahun
1926.
Volume
II
tentang
Embryophyta siphonogama
(Spermatophyta)
Gymnospermae
Angiospermae
Monocotyledoneae
(11 ordo)
Dicotyledoneae
Archichlamydae
(30 ordo)
Metachlamydae
(11 ordo)
Buku ajar Botani Umum FP-UTP Surakarta 2014[Type text]
Page 112
Monocotyledoneae, terbit dalam tahun 1934. Dicotyledoneae lebih primitif
daripada Monocotyledoneae.
PEMBAGIAN ALAM TUMBUHAN
Alam tumbuhan yang diperkirakan meliputi 300.000 species tumbuhan itu dalam
klasifikasinya dibagi menjadi 5 divisio, yaitu :
1. Schizophyta atau tumbuhan belah, ± 35.000 species tumbuhan
2. Thallophyta atau tumbuhan talus, ± 60.000 species tumbuhan
3. Bryophyta atau tumbuhan lumut, ± 25.000 species tumbuhan
4. Ptoridophyta atau tumbuhan paku, ± 10.000 species tumbuhan
5. Spermatophyta atau tumbuhan biji, ± 170.000 species tumbuhan
Kelima divisio ini masing-masing masih dibagi lagi dalam takson yang lebih
rendah tingakatannya, yaitu klasis, ordo familia, genus dan species.
Soal-soal:
1.
Mengapa perlu dipelajari sejarah klasifikasi pada tumbuhan?
2.
Jelaskan pembagian klasifikasi yang sederhana menurut Aristoteles.
3.
Jelaskan system binomial dari Carollus Linnaeus.
4.
Jelaskan pembagian menurut Charles Darwin berdasar teori evolusinya.
5.
Jelaskan pembagian klasifikasi menurut Engler.
Dostları ilə paylaş: |