Perkumpulan endokrinologi I n d o n e s I a


Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015



Yüklə 0,63 Mb.
Pdf görüntüsü
səhifə22/26
tarix01.11.2017
ölçüsü0,63 Mb.
#7681
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   26

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

| 63

kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi dan

intoleransi glukosa.

 Materi penyuluhan meliputi antara lain

A.  Program penurunan berat badan.

§

 



Diet sehat.

§

 



Jumlah  asupan  kalori  ditujukan  untuk  mencapai

berat badan ideal

§

 

Karbohidrat  kompleks  merupakan  pilihan  dan



diberikan  secara  terbagi  dan  seimbang  sehingga

tidak  menimbulkan  puncak  (peak)  glukosa  darah

yang tinggi setelah makan

§

 



Komposisi  diet  sehat  mengandung  sedikit  lemak

jenuh dan tinggi serat larut.

B.  Latihan jasmani

§

 



Latihan jasmani yang dianjurkan :

Latihan  dikerjakan  sedikitnya  selama  150



menit/minggu  dengan  latihan  aerobik  sedang

(mencapai  50-70%  denyut  jantung  maksimal)



(A),  atau  90  menit/minggu  dengan  latihan

aerobik  berat  (mencapai  denyut  jantung  >70%

maksimal).

Latihan  jasmani  dibagi  menjadi  3-4  kali



aktivitas/minggu

C.  Menghentikan kebiasaan merokok (A)

D.  Pada  kelompok  dengan  risiko  tinggi  diperlukan

intervensi farmakologis.



III.5.2.  Pencegahan  Sekunder  Terhadap  Komplikasi  Diabetes

Melitus

 Pencegahan  sekunder  adalah  upaya  mencegah  atau

menghambat  timbulnya  penyulit  pada  pasien  yang  telah

terdiagnosis  DM.  Tindakan  pencegahan  sekunder

dilakukan  dengan  pengendalian  kadar  glukosa  sesuai

target terapi serta pengendalian faktor risiko penyulit yang

lain  dengan  pemberian  pengobatan  yang  optimal.

Melakukan deteksi dini adanya penyulit merupakan bagian

dari  pencegahan  sekunder.  Tindakan  ini  dilakukan  sejak

awal  pengelolaan  penyakit  DM.  Program  penyuluhan




64 |

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

memegang peran penting untuk meningkatkan kepatuhan

pasien  dalam  menjalani  program  pengobatan  sehingga

mencapai target terapi yang diharapkan.

 Penyuluhan  dilakukan  sejak  pertemuan  pertama  dan

perlu selalu diulang pada pertemuan berikutnya.



III.5.3. Pencegahan Tersier

 Pencegahan  tersier  ditujukan  pada  kelompok

penyandang  diabetes  yang  telah  mengalami  penyulit

dalam  upaya  mencegah  terjadinya  kecacatan  lebih  lanjut

serta meningkatkan kualitas hidup. Upaya rehabilitasi pada

pasien  dilakukan  sedini  mungkin,  sebelum  kecacatan

menetap. Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan

penyuluhan pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan

termasuk  upaya  rehabilitasi  yang  dapat  dilakukan  untuk

mencapai kualitas hidup yang optimal.

 Pencegahan  tersier  memerlukan  pelayanan  kesehatan

komprehensif  dan  terintegrasi  antar  disiplin  yang  terkait,

terutama  di  rumah  sakit  rujukan.  Kerjasama  yang  baik

antara  para  ahli  diberbagai  disiplin  (jantung,  ginjal,  mata,

saraf,  bedah  ortopedi,  bedah  vaskular,  radiologi,

rehabilitasi  medis,  gizi,  podiatris,  dan  lain-lain.)  sangat

diperlukan  dalam  menunjang  keberhasilan  pencegahan

tersier.




Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

| 65

IV. Masalah-Masalah Khusus

IV.1. Diabetes dengan Infeksi

 

Infeksi  pada  pasien  diabetes  sangat  berpengaruh  terhadap



pengendalian  glukosa  darah.  Infeksi  dapat  memperburuk  kendali

glukosa  darah,  dan  kadar  glukosa  darah  yang  tinggi  meningkatkan

kerentanan  atau  memperburuk  infeksi.  Kadar  glukosa  yang  tidak

terkendali  perlu  segera  diturunkan,  antara  lain  dengan

menggunakan  insulin,  dan  setelah  infeksi  teratasi  dapat  diberikan

kembali pengobatan seperti semula.



 

Kejadian  infeksi  lebih  sering  terjadi  pada  pasien  dengan

diabetes  akibat  munculnya  lingkungan  hiperglikemik  yang

meningkatkan virulensi patogen, menurunkan produksi interleukin,

menyebabkan terjadinya disfungsi kemotaksis dan aktifitas fagositik,

serta  kerusakan  fungsi  neutrofil,  glikosuria,  dan  dismotitilitas

gastrointestinal  dan  saluran  kemih.  Sarana  untuk  pemeriksaan

penunjang  harus  lengkap  seperti  pemeriksaan  kultur  dan  tes

resistensi antibiotik.

Infeksi yang sering terjadi pada DM:

§

 

Tuberkulosis pada Diabetes Melitus



§

 

Infeksi saluran kemih (ISK)  



§

 

Infeksi saluran nafas



§

 

Infeksi Saluran Cerna



§

 

Infeksi jaringan lunak dan kulit



§

 

Infeksi rongga mulut



§

 

Infeksi telinga



§

 

Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)



IV.2. Kaki Diabetes  

1.  Setiap pasien dengan diabetes perlu dilakukan pemeriksaan kaki

secara  lengkap,  minimal  sekali  setiap  satu  tahun  meliputi:

inspeksi,  perabaan  pulsasi  arteri  dorsalis  pedis  dan  tibialis

posterior, dan pemeriksaan neuropati sensorik. (B)

2.  Deteksi  Dini  Kelainan  Kaki  dengan  Risiko Tinggi dapat dilakukan

melalui pemeriksaan karakteristik kelainan kaki:



Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   18   19   20   21   22   23   24   25   26




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə