Gambar 18. Antusiasme Peserta FGD I dalam Sharing Informasi
dengan Tim Peneliti
Gambar 19. Ketua Pokdarwis Congot Menyampaikan Informasi
Tentang Pengelolaan dan Hambatan Pengembangan
CBT di Kulon Progo
Gambar 20. Sharing Informasi dari Ketua Pokdarwis Banjaroya
Gambar 21. Sharing Informasi dari Sub Bidang Promosi
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Kulon Progo
Gambar 22. Sharing Informasi dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Kulon Progo
D. KEGIATAN SANCTIONING MODEL CBT
Gambar 23. Peserta kegiatan Sanctioning Model CBT Kulon Progo dari
Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
,
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Yayasan Stupa dan Pusat Studi Pariwisata UGM
Gambar 24. Pemaparan Materi oleh Tim Peneliti
Gambar 25. Pemaparan Materi oleh Tim Peneliti
Gambar 26. Diskusi dan Sharing Dengan Staf Pusat Studi Pariwisata UGM
Gambar 27. Sharing dengan Wakil Ketua Yayasan STUPA
Gambar 28. Tanggapan dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
Kabupaten Kulon Progo
Gambar 29. Diskusi Tentang Model Community Based Tourism (CBT)
Gambar 30. Diskusi Konsep dan Implementasi Desa Wisata di Kulon Progo
Gambar 31. Diskusi dan analisis terhadap Model CBT Kulon Progo
Gambar 32. Tanggapan dari Staf Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo
LAMPIRAN 4. NOTULENSI FGD DAN SANCTIONING MODEL CBT
NOTULENSI FOCUS GROUP DISCUSSION
PENGEMBANGAN CBT SEBAGAI STRATEGI PEMBERDAYAAN EKONOMI
MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO
27 DAN 28 MEI 2015
Potensi yang berbasis komunitas spt apa?
1.
Pak Fajar: Pokdarwis Congot
KP memiliki banyak potensi ttp blm banyak memberikan manfaat kpd masy. Masy
sendiri blm tahu jalurnya mana,
Padahal salah satu syarata CBT adalah pengorganisiran. Shg kita perlu memanfatkan
klp/organisasi lokal misalnya karang taruna, PKK, dll.hanya saja yg perlu kita dorong
adalah kapasitas. Shg perlu dibutuhkan kerja sama atau kemitraan dg pemerintah desa,
utk membuat citizen journalism.
Padahal CBT intinya adalah memberikan kebermanfaatan bagi masyuarakat.shg masy
butuh wadah, butuh pengetahuan untuk mengembangkan CBT.
Selama ini masy dibiarkan bergerak sendiri. Misalnya di Congot, tahun 90-an sangat
ramai, tetapi sekarang kok sepi.
Persoalan tata letak juga menjadi kendala dlm pengembangan wisata di Congot.
Perlu ada kelengkapan sarpras sehingga perlu perencaan yang menyeluruh.
Perlu juga ada kebijakan yang menaungi dimana perlu dibangun sarpras etrtentu
Perlu pengetahuan untuk manajemen konflik.
Keterlibatan masyarakat semau masy sendiri, asal menguntungkan bagi mereka.
Tidak ada semangat penataan.
Yang dilakukan oleh Pokdarwis adalah menyusun Renstra, disemua bidang akan
disusun program.
Yang paling utama dilakukan adalah untuk penambahan pengetahuan SDM.
2.
Pokdarwis Suroloyo,
Potensi Suroloyo adalah pesona alam, sejarah/mitos pewayangan, peringatan 1
Muharam,
Di Suroloyo, kebutuhannya adalah pembangunan jalan menuju obyek wisata
Di masy, masih kekurangan SDM dalam rangka pemberdayaan ekonomi.bgm
berpikir utk mendapat income dari obyek wisata. Masy menanam the dan kopi
hanya dari hasil, belum sampai berpikir pada bgm proses penanaman dan lokasi
perkebunan mjd obyek wisata yang menarik.
Potensi lain: sunrise, trekking menuju Candi Borobudur. Yang banyak memanfaatkan
potensi ini adalah biro travel, blm memberikan pemasukan kepada masyarakat
sekitar obyek Suroloyo.
Kerjasama dengan pihak lain selain dengan biro travel, selain itu
Karakteristik pengunjung: pengunjung lokal dan asing.
Hambatan untuk menghadapi wisatawan adalah kendala bahasa.
Kunjungan hari sabtu dan minggu, sudah mulai ramai bisa mencapai 27 ribu
/tahun.ini utk tahun lalu.
3.
Dinas Perindag: Pak Deni S
UU NO3 /2003 Disperindag lebih berpihak pada perberdayaan masyarakat.
Masalah yang sering diihadapi adalah masalah kemasan produk yang belum
menarik.
Utk mendapatkan bantuan dari Disperindag, perlu membentuk IKM,shg perlu
ada kelembagaan dari mereka.Pokdarwis perlu membentuk klp atau industry
kecil dan mengajukan kegiatan/proposal ke Disperindag shg ada pendampingan
dan bantuan yang lain. Ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect kpd
masyarakat.
Di KP memiliki paguyuban pengrajin akik
Di Sermo perlu ada sepeda air, dan sarpras yang lain.
Kekhasan dari KP adalah batik, dan gula semut.
Di Lendah/Gulurejo, potensi adalah batik tulis, batik cap, batik semprot, batik
kombinasi cap dan tulis, batik pewarna alam.
Disperindag berperan sbg fasilitator.mis: bekerja sama dg kantor pos utk
melakukan promosi.
Bekerja sama dgn dinas pariwisata utk mengadakan festival di Jambu Luwuk.
Penggunaan media online/website dan membuat telecenter serat tumbuhan di
Nanggulan. Industri kecil dapat menggunakan fasilitas tersebut.
4.
Pak Teguh: Gulurejo
Mengembangkan batik tulis dan batik kombinasi. Kuliner berupa gula semut,
minuman dari kunyit.
5.
Bu Rudi, Bidang Promosi Disperindagkop
Congot, ada potensi Tempat Pelelangan Ikan.
Utk pengembangan tempat-tempat wisata, didaerah daerah spt Ancol, ada DID.
Kerja sama dengan pihak ketiga: ketrja sama dgn sekolah vokasi terkait
pemasaran: Puncak Suroloyo, Tritis(th dan Kopi), embung Tonegoro, KIskendo.
Sekolah vokasi berkaitan dgn penyusunan paket wisata yang akan dilaunching
pada bulan September ini.
KP menyepakati pengembangan kawasan wisata diwilayah utara dgn nama
Bedah Menoreh.tahun ini akan dibuat master plan jalan.
Dalam pengembangan CBT, masy didorong utk mengelola potensi2 wisata di
daerahnya, yaitu kecamatan2 untuk membuat blueprint. Di Girimulyo ada 12
potensi onyek wisata. Pemrintah mendampingi kegiatan yang merupakan paket
wisata dan pelibatan masyarakat.
Permasalahan Pokdarwis adalah: aturan ttg pokdarwis itu bgm?apakah setiap
desa atau dusun? Di dalam desa ada 2 pokdarwis, ini bagaimana?
6.
Bu Indah
Ada tiga desa wisata embrio,
Ada 12 kelompok pokdarwis di KP.
Regulasi ttg Pokdarwis dan Desa WIsata belum jelas. Dinas P{ariwisata baru
melakukan kajian ttg desa wisata.
Disepakati dalam wilayah desa ada satu pokdarwis.
Pengembangan SDM adalah pelatihan untuk kuliner (2015), pelatihan outbond,
lomba desa wisata.
KP tahun ini difokuskan pada wisata agro sebagai ikon KP.
Wisata juga akan dipindah dari utara ke selatan mendekati Bandara Internas.
Perlu pelatihan desa wisata.
Pengembangan CBT adealah bgm menyiapkan masy dalam mengembangkan
pariwisata.
Saat ini baru dalam rangka upaya mengandeng investor yang tetap juga
memberdayakan masyarakat.
7.
Pak samsul, Bidang promosi
Kegiatan travel dialog, menggandeng pelaku wisata misalnya kunjungan ke
daerah-daerah wisata mis Banjarnegara, wonogiri, Jawa Timur, Jawa Barat.
Harapannya: membantu masyarakat agar siap mengembangkan CBT.
Bantuan yang pernah dilakukan adalah mll PNPM Mandiri Pariwisata.
8.
Sumartoyo, Pokdarwis Kalibiru
Ada intruksi membentuk Pokdarwis dan kemudian membentuk desa wisata.
Orang2nya sama.
Ttp kemudian banyak yang berguguran dg pokdarwis dan desa wisata tsb.
Mhn lebih mudah diimplementasikan CBT shg lebih dirumuskan yg membumi
atau sesuai kebutuhan masy.
Selama ini proyek2 yang ada belum mampu memberikan kebermanfaatan bagi
masyarakat.
SAPTAPESONA juga belum diimplementasikan dgn baik.
9.
Mujari,Pokdarwis Sermo
Pemangku kepentingan yaitu pemerintah, yg punya dana dan kebijakan dapat
membantu Pokdarwis yang baru tumbuh.
Pokdarwis selaku pelaku wisata juga perlu bekerja keras dalam memajukan
wisata KP
Destinasi yang dikembangkan adalah Waduk Sermo. Produk unggulan adalah
gula semut/gula kristal.
10.
Budianto, Pokdarwis Tanjungsari, Samigaluh
Potensi kolam renang Ngargosari, Samigaluh.
Wisata potensial adalah kolam renang anak.diseputar kolam ada pemandangan
yang indah. Air bersumber dari mata air pegunungan yang tidak pernah kering.
Potensi yang lain: Misi, Gunung Widosari, teh putih.
Jalur Bedah Menoreh melewati Pokdarwis Tanjungsari.
Atraksi seni: Gatholoco, pencak silat (Bangilun), angguk, topeng ireng.
Ada 1060 grup kesenian terdiri dari 35 jenis kesenian.
11.
Pak Madun, Pokdarwis Banjaroya
Kebanyakan anggota pokdarwis tidak memiliki basic pariwisata
Harapan bantuan adalah komunikasi antar dinas.
Kegiatan yang dikembangkan adalah live in. obyek yang dikembangkan adalah
Embung Banjaroya. Ttp belum klop antara keinginan dinas dan kepentingan
masyarakat. Shg perlu ada sinergitas antar dinas dan stakeholder lainnya.
Ada kelambatan dalam merespon masalah yang ada di pokdarwis.
Dari disperindag perlu bantuan pengolahan durian yang banyak ditemukan di
Banjaroya.
Semua tempat memiliki potensi wisata tergantung bagaimana membidik segmen
wisatawan.
Hambatan yang ditemui adalah SDM yang belum baik.
Pengelolaan komunitas juga menjadi harapan yang perlu dibantu.
12.
Pokdarwis Kalibiru
Ada retribusi yanhg dikelola oleh kelompok tani. Di saat sepi ada gotong royong,
tetapi saat ini justru rawan konflik padahal sudah ramai pengunjung.
Memiliki 37 karyawan yang sdh digaji sesuai dengan UMR KP.
Pada hari minggu, karyawan bisa mencapai 80 orang.
Usulnya: krn Kalibitru tempatnya sempit, shg mebutuhkan jalan yang lebar untuk
akses bus .
13.
Suisno, Pokdarwis Kiskendo
Merubah mental dari mindset petani menjadi pelaku pariwisata sulit.
Pemda KP sdh berupaya untuk membantu tumbuh kembang pokdarwis.
Yang dikembangkan adalah eco wisata.
Setiap pokdarwis memiliki satu ikon yang tidak boleh disamai/ditiru oleh
pokdarwis yang lain.
14.
Sasongko, Puspar UGM
Potensi berdasarkan UU afdalah pariwisata alam, budaya, buatan (sermo, kolam
renang)
Di KP ada 3 kluster kewilayahan: utara(alam); tengah(budaya/manusia); selatan
(pantai). Masing2 wilayah memiliki karakteristik sendiri2.
Potensi harus dikaitkan dgn permintaan pasar. Ada miss and link: ada rantai
yang terputus. Bgm untuk melinkkan: utk mengetahui adalah something to see,
something to do, something to buy.
Setiap desa wisata harus mengetahui dan mengeksplor potensi wisatanya
masing-masing.yang dibutuhkan adalah kreativitas dan inovasi.namun untuk
menggali potensi harus melihat regulasinya dulu.
Tdk semua desa memiliki renstra. UNY perlu menemukan lembaga yang pas di
KP spt apa..
Yang belum dipahami adalah cara/step/langkah-langkah dalam merealisasikan
CBT.
Ketika awal biasanya gotong royong bagus, tetapi ketika sudah berhasil malah
justru terjadi konflik. Shg perlu ada manajemen pengelolaan/konflik.
Perlu meniru seperti Bali, ada tidak pengunjung, atraksi tetap jalan.
Masa depan desa wisata adalah pada living culture/atraksi wisata/budaya.
Yang menyebabkan desa wisata tidak berkembang atau mati adalah
sustainability. Desa wisata yang bertahan adalah yang dekat dengan obyek
wisata.
CBT tidak hrs dikunjungi wisatawan tetapi juga bisa sebagai penyuplai.
15.
Pak Fajar
Ban yak pokdarwis memiliki kendala. Yang dibutuhkan adalah jaringan antar
pokdarwis, shg perlu dibentuk jaringan pokdarwis.se KP.
SANCTIONING MODEL PENGEMBANGAN CBT KULON PROGO
KAMIS, 13 AGUSTUS 2015
1.
Pembukaan
2.
Acara inti: Sanctioning CBT di Kulon Progo
3.
Diskusi
4.
Kesimpulan
Pak Deni:
1.
Pemerintah KP memiliki program utk pengembangan pariwisata terutama
pemberdayaan masyarakat. Sehingga harapannya dari dinas2 tersebut dapat diundang
dan dilibatkan.
2.
Lima produk unggulan di KP: Gula semut, olahan kayu, batik, serat tumbuhan,
biofarmaca(pohon).
3.
Ada hibah bantuan kepada industry.
4.
Paguyuban industri/pengrajin akik di KP.
Bu Endah:
1.
Dari Dinas pariwisata ada program pengembangan pariwisata.outputnya pemberdayaan
masyarakat. Sasarannya adalah pengembangan SDM.
a.
Ada Riparda. Ada Pansus kepariwisataan DPRD Kulon Progo.
2.
Desa wisata tetap ada tetapi objek wisata alam memang yang diminati
3.
KKN dari UGM juga lebih pada pemberdayaan melalui kegiatan peningkatan kualitas
SDM.
4.
Desa Purwohardjo saat ini difokuskan pada dolanan tradisional anak misalnya: Egrang,
Gobak Sodor, Dakon.
5.
Media partner yang ada adalah berkaitan dgn budaya tetapi juga berkaitan dg
pariwisata. Mis:dg TVRI Sugriwo_subali. Tetapi prosentase tayangan berkaitan kecil.
6.
Lomba Souvenir di DIY: bahan tambang (akik); ATBM
7.
Permasalahan di desa wisata: masy belum ada TUPOKSI yang jelas antar pokdarwis dan
desa wisata.Mereka belum jelas TUPOKSInya.
8.
Desa budaya: punya potensi budaya.
9.
Desa wisata: punya potensi wisata.
10.
Pelatihan dari Dinas Pariwisata DIY sudah banyak.
Mas Koko:
1.
Dalam diagram perlu ada monev. Diagram Proses mengikuti input-proses-output
sehingga perlu ada monev. Monev dilakukan oleh PT dan NGO.
2.
Perlu ada penekanan pada peningkatan kualitatif . bagaimana outputnya bagi
masyarakat.
3.
Rekomendasi harus memberikan masukan kepada pemerintah, swasta, pelau,
pengguna.
4.
Segmen wisata untuk KP sudah banyak, ingin mencari pengetahuan baru banyak.
Tingkat keberhasilan desa wisata tidak hanya dari tingkat kunjungan tetapi juga
kepuasan dari pengunjung.
5.
Kemitraan dengan swasta kurang berjalan. Kendala adalah bahwa biro wisata
menjalankan wisata yang bisa menghadirkan banyak wisatawan. Saat ini yang fokus
pada desa wisata adalah Angsa tour, Tourista, Padma Tour.
6.
Dari pembagian desa wisata: tipe 1 dan 2 tampaknya paling mungkin utk dikembangkan
di KP yaitu DEsa wisata-desa terkait di sekitarnya dan Daerah Tujuan Wisata (DTW)-desa
terkait.
7.
Ada lomba souvenir di DIY: 1 desa wisata ikut 4 kategori. Banjarasri: bahan
tambang(akik)
Pak Wayan:
1.
Diagram CBT perlu ada pendekatan perencanaan, alur studi pengembangan CBT. Perlu
ada bagian identifikasi potensi. Setelah itu baru masuk ke ranah analisa (dengan analisis
pendekatan-pendekatan CBT yang dipakai). Setelah itu hasil analisis akan menghasilkan
strategi kebijakan, program, dll.
2.
Diagram belum memasukkan ranah kepariwisataan: pengembangan
3.
Apakah output telah berdaya guna
4.
Aspek-aspek pengembangan pariwisata perlu dukungan-dukungan
UU Kepariwisataan No. 10 tahun 2010. Sudah ada Riparnas, Riparda DIY dan Kulon
Progo.
Pak Samsul:
1.
KSPD dan KPPD: kawasan pengembangan
2.
Program-programnya mengikuti perkembangan/dinamika/ kekuatan pasar yang
mengutamakan wisata alam utk di KP.
3.
Investasi kurang pas dimasukkan sebagai poin utk pengembangan CBT.
Bu Hudi:
1.
Ada empat kegiatan:
1.
Jaringan kerjasama promosi wisata: traveldialogue, Jawa promo: menitipkan leaflet,
2.
Pelayanan data dan informasdi
3.
Pemanfaatan TI
4.
Pameran dalam dan LN
5.
Lomba cinderamata di KP
Figure 2. Model Of CBT in Kulon Progo
Document Outline - Cover HIBER PARIWISATA
- imgG003
- DAFTAR ISI LAPORAN TH I
- HIBERPAR LAPORAN FINAL
- LAMPIRAN KOMPLIT
- sertifikat ICONPOV
Dostları ilə paylaş: |