18
distribusi keuntungan yang diterima oleh masyarakat dari pembangunan
pariwisata. Oleh karena itu pada dasarnya terdapat tiga prinsip pokok dalam
strategi perencanaan pembangunan kepariwisatan yang berbasis pada
masyarakat atau
community based tourism, yaitu :
1.
Mengikutsertakan anggota masyarakat dalam pengambilan keputusan.
2.
Adanya kepastian masyarakat lokal menerima manfaat
dari kegiatan
kepariwisataan.
3.
Pendidikan Kepariwisataan bagi masyarakat lokal (Sunaryo, 2013:
140).
Suansri (2003) menyebutkan beberapa prinsip dari
Comunity-Based
Tourism yang harus dilakukan, yaitu: 1) mengenali, mendukung, dan
mempromosikan kepemilikan masyarakat dalam pariwisata; 2) melibatkan
anggota masyarakat dari setiap tahap pengembangan pariwisata dalam
berbagai aspeknya, 3) mempromosikan kebanggaan terhadap komunitas
bersangkutan;
4)
meningkatkan
kualitas
kehidupan;
5)
menjamin
keberlanjutan lingkungan; 6) melindungi ciri khas (keunikan) dan budaya
masyarakat lokal; 7) mengembangkan pembelajaran lintas budaya; 8)
menghormati perbedaan budaya dan martabat manusia; 9) mendistribusikan
keuntungan dan manfaat yang diperoleh secara proporsioanal kepada anggota
masyarakat; 10) memberikan kontribusi dengan persentase tertentu dari
pendapatan yang diperoleh untuk pengembangan masyarakat; dan 11)
mnonjolkan keaslian hubungan masyarakat dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat tersebut terlihat bahwa
Comunity-Based Tourism
(CBT) sangat berbeda dengan pengembangan pariwisata pada umumnya
(
mass tourism). Dalam CBT, komunitas merupakan aktor utama dalam proses
pembangunan pariwisata, dengan tujuan utama untuk peningkatan standar
kehidupan masyarakat.
19
E.
Kerangka Pikir Penelitian
Pariwisata Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam
rangka membantu pemasukan negara. Pariwisata sebagai suatu sektor
ekonomi yang memiliki dampak berjenjang (
Multiplier effect) mampu
menghidupkan berbagai sektor ekonomi lainnya, seperti transportasi,
perhotelan, kuliner, budaya dan lain sebagainya, selanjutnya pariwisata
mampu menarik tenaga kerja yang banyak. Artinya, potensi pertumbuhan
ekonomi akan semakin besar melalui pengelolaan pariwisata yang baik.
Pariwisata ini tentu saja tidak akan berjalan dengan sendirinya, namun
dibutuhkan beberapa faktor penting pendukungnya. Salahsatu faktor
pendukung yang penting yaitu peranan pemerintah, baik itu dalam hal
pembuatan kebijakan yang mendukung, maupun sebagai
promotor utama ke
dalam maupun ke luar negeri. Melalui kebijakan yang diambil oleh
pemerintah, diharapkan sektor pariwisata dari waktu ke waktu menjadi
berkembang dan lebih kuat.
Melalui perannya sebagai
promotor, pemerintah diharapkan mampu
mengangkat potensi-potensi pariwisata di Indonesia yang dirasa masih belum
optimal pengelolaannya. Sebagaimana dijelaskan Pendit (2003) bahwa peran
pemerintah dan rakyat adalah penting dalam rangka mengembangkan potensi
pariwisata di negara atau daerahnya. Artinya, pemerintah berkewajiban untuk
mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada perlindungan dan peningkatan
sektor pariwisata, lalu rakyat harus selalu mendukung berbagai
kebijakan
Dengan melihat fakta fakta yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
keberhasilan di sektor pariwisata tidak akan bisa dilepaskan dari peran
Pemerintah selain sebagai motivator, juga untuk meningkatkan sebagai
dinamisator, fasilitator, dan sekaligus implementor. Peran-peran tersebut
direalisasikan melalui berbagai program demi tercapainya pariwisata berbasis
21
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
Pemerintah
Kabupaten Kulon
Progo
Kebudayaan dan
Kesenian Daerah
Kulon Progo
Ekowisata Daerah
Kabupaten Kulon
Progo
Potensi Pariwisata
Daerah Kabupaten Kulon
Progo
Pariwisata Berbasis
Masyarakat di
Kabupaten
Kulon Progo
Ketersediaan
anggaran
Partisipasi
Masyarakat
Kemitraan
dengan Pihak
Luar
Dukungan
Saranan dan
Prasarana
22
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Mengetahui
upaya
pemerintah
Kabupaten
Kulon
Progo
dalam
mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat (
Tourism).
2.
Mengidentifikasi jenis pariwisata yang potensial untuk dikembangkan
menjadi pariwisata berbasis masyarakat (
Community Based Tourism).
3.
Mendapatkan informasi hambatan yang menyebabkan pariwisata berbasis
masyarakat di Kabupaten Kulon Progo tidak dapat berkembang optimal.
4.
Merumuskan model pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di
Kabupaten Kulon Progo.
B.
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat
Teoritis
a.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan masukan dan
acuan yang valid terkait dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah
daerah Kabupaten Kulon Progo dalam usaha optimalisasi potensi
pariwisata, sehingga Kulon Progo dapat menjadi destinasi wisata yang
lebih berkualitas dan dapat bersaing dengan daerah lain.
b.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya khasanah dalam
membumikan ilmu sosial dan ilmu administrasi negara pada bidang kajian
pembangunan
masyarakat
(
community
development),
khususnya
pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (
community-based tourism).