Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat



Yüklə 25,2 Kb.
tarix05.12.2017
ölçüsü25,2 Kb.
#13948


TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN MASYARAKAT

RESUME:

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN MASYARAKAT


c:\users\tisanda\pictures\zzzz.jpg


OLEH:

NAMA : RAHMA RIZKY WARDANI

NIM : H0811071

KELAS : AB-6A

DOSEN PENGAMPU : Dr. SAPJA ANANTANYU, S.P, M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA


2014

Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat terdiri atas gambaran-gambaran yang bertalian secara logis dan prinsip-prinsip tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:



  1. Holisme

Prinsip ini menyatakan bahwa semua fenomena harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan, dan hanya akan bisa dipahami dengan baik apabila kita memperhatikan bagian-bagian lainnya sebagai suatu sistem. Konsekuensinya yaitu filosofi ekosentris, menghormati kehidupan dan alam, menolak solusi linear, perubahan organik.

  1. Berkelanjutan/Sustainibilitas

Prinsip ini menyatakan bahwa sebuah sistem harus bisa dikelola dalam jangka panjang, karena itu sumberdaya digunakan hanya pada tingkat (batas) dimana bisa dikembalikan, lebih banyak memanfaatkan sumberdaya energi yang bisa diperbaharui, hasil produksi harus dibatasi sejumlah yang bisa diserap oleh lingkungan, serta konsumsi harus diminimalkan (bukan dimaksimalkan). Beberapa hal yang menjadi konsekuensi prinsip ini adalah: memperhatikan konservasi alam, mengurangi konsumsi, menolak pendekatan ekonomi berbasis pada pertumbuhan, mengurangi pembangunan teknologi (baca: modernisasi), anti-kapitalisme.

  1. Keanekaragaman

Prinsip ini menyatakan bahwa keanekaragaman akan menolong ketahanan dan keberlangsungan sebuah sistem; keanekaragaman di dalam lingkungan alam, akan membantu sistem untuk berkembang, beradaptasi, dan bertumbuh; keanekaragaman dalam kebudayaan, akan membantu berkembangnya proses adaptasi dan pilihan. Beberapa hal yang menjadi konsekuensi prinsip ini adalah: menghargai keanekaragaman (alam, sosial-budaya), meyakini bahwa ada banyak alternatif solusi, desentralisasi, jaringan kerjasama dan komunikasi, teknologi sederhana (lower level technology).

  1. Perkembangan organik

Menghormati dan menghargai sifat-sifat khusus suatu masyarakat dan memungkinkan serta mendorongnya untuk berkembang sesuai dengan caranya yang unik, melalui pemahaman tentang hubungan yang kompleks antara masyarakat dengan lingkungannya.

  1. Perkembangan yang seimbang

Meliputi global/lokal, Yin/Yang, gender, hak/tanggungjawab, perdamaian dan koperasi.

  1. Mengatasi struktur yang merugikan

Struktur-strruktur dan proses-proses pengembangan masyarakat dapat memperkokoh struktur-struktur penindasan yang dominan, misalnya dengan membabi-buta ikut memenuhi prosedur-prosedur pihak penguasa. Pekerja masyarakat perlu membantu masyarakat untuk membicarakan permasalahan dan kegelisahan mereka, dan mulai menemukan segala sesuatu secara bersama, bukan secara perorangan, agar mereka mampu melakukan sesuatu mengenai diri mereka.

  1. Mengatasi wacana-wacana yang merugikan

Perlu bagi pekerja untuk mampu mengidentifikasi dan membongkar wacana kekuasaan dan memahami bagaimana wacana itu memberikan hak istimewa secara efektif dan memberdayakan sebagian masyarakat, sementara memarjinalkan dan melemahkan sebagian masyarakat lainnya.

  1. Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah suatu bentuk perubahan yang radikal, yang akan menjatuhkan struktur-struktur dan wacana dominasi yang ada. Membantu menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan secara sosial, dan pemberdayaan untuk anggota masyarakat lokal, terciptanya struktur berbasis masyarakat yang lebih efektif.

  1. Hak asasi manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia penting bagi kerja masyarakat baik dalam pengertian negatif (perlindungan hak asasi manusia), maupun pengertian positif (promosi mengenai hak asasi manusia). Dalam pengertian negatif, sangat diperlukan bahwa proyek pengembangan masyarakat selaras dengan prinsip-prinsip dasar hak asasi manusia, antara lain hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, hak untuk kebebasan berkumpul, dan hak kebebasan berekspresi perlu dilindungi (dokumen PBB).


  1. Definisi kebutuhan

Fokus penting dari praktik sosial yang sangat mendasar (Fay, 1987) adalah mengajak masyarakat berdialog yang akan mengantarkan mereka menjadi lebih memahami kebutuhan mereka 'yang sesungguhnya' (Marcuse, 1964), dan bukan meminta definisi kebutuhan yang dibuat oleh orang/pihak lain.

  1. Menghargai pengetahuan lokal

Bahwa pengetahuan dan keahlian lokal mungkin menjadi paling bernilai dalam memberikan informasi tentang pengembangan masyarakat, dan pengetahuan serta keahlian lokal ini perlu diidentifikasi dan diterima, bukan ditempatkan lebih rendah dari pengetahuan dan keahlian orang luar. Tentunya ada saat-saat kapan pengetahuan dari luar diperlukan, tapi hal ini harus menjadi opsi terakhir, hanya setelah pengetahuan yang diperlukan dari masyarakat itu tidak tersedia.

  1. Menghargai budaya lokal

Menghargai budaya lokal diperlukan untuk mengatasi persoalan globalisasi budaya yang merampas identitas budaya masyarakat, dan bahwa tradisi dan proses budaya lokal diakui dan didukung sebagai bagian dari proses pengembangan masyarakat, dengan catatan budaya lokal itu tidak bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia, keberlanjutan dan kebutuhan untuk mengatasi struktur dan wacana yang merugikan.

  1. Menghargai sumberdaya lokal

Gagasan mengenai menetapkan kebutuhannya sendiri (self-reliance) pada prinsip no. 10, mengimplikasikan bahwa masyarakat seharusnya berupaya memanfaatkan sumber daya-nya sendiri (sumber daya finansial, teknik, alam dan manusianya), bukan mengandalkan dukungan dari luar.

  1. Menghargai keterampilan masyarakat lokal

Bagaimanapun, masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling mengetahui masyarakat dan konteks lokalnya, dan keterampilan-keterampilan yang telah dikembangkan secara lokal mungkin menjadi keterampilan-keterampilan yang akan sangat dibutuhkan dalam lingkungan tersebut.

  1. Menghargai proses lokal

Karena segala sesuatu tidak akan berhasil ketika dipaksakan dari luar, sehingga struktur dan proses berbasis masyarakat dipandang sebagai alternatif yang lebih tepat. Pendekatan pengembangan masyarakat perlu benar-benar bertolak dari dalam masyarakat, dengan cara yang sesuai dengan konteks yang spesifik dan sangat peka terhadap budaya masyarakat lokal, tradisi dan lingkungan.

  1. Partisipasi

Pekerja masyarakat perlu memahami kompleksitas partisipasi, cara yang diperjuangkan dan tujuan yang berbeda yang hendak dicapai. Golongan, gender, dan ras/etnis perlu diperhatikan dalam partisipasi (untuk menjaga inklusivitas). Sebuah analisis partisipasi sebagai pemberdayaan sangatlah penting. Suatu apresiasi dari serangkaian pengetahuan dan keterampilan sangat diperlukan untuk memaksimalkan partisipasi dan penggunaan keterampilan ini menjadi sentral untuk proses bottom-up.

  1. Proses, hasil, dan visi

Sangat untuk membicarakan visi, bukan hasil; hal ini memang kurang spesifik dibandingkan gagasan mengenai hasil, tapi masih menekankan pentingnya menempatkan gagasan mengenai dimana kita mulai, dan untuk apa semua itu, serta penting bahwa ide ini dicakup dalam mempertimbangkan proses, karena ide tersebut memberikan visi yang menetapkan tujuan bagi proses.

  1. Integritas proses

Proses dalam pengembangan masyarakat lebih penting daripada hasil, tetapi dalam pengertian yang sesungguhnya hasil tetap penting; bagaimanapun, tujuan diharapkan untuk membangun proses masyarakat yang dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, proses harus sesuai dengan, dan juga mencerminkan harapan visi atau hasil, menyangkut isu-isu keberlanjutan, keadilan sosial dan hak asasi manusia.



  1. Menumbuhkan kesadaran

Pekerja masyarakat perlu dapat melihat dan menggunakan peluang apapun untuk melakukan penumbuhan kesadaran secara informal, selama percakapan sehari-hari dengan orang-orang di masyarakat. Ada empat aspek penumbuhan kesadaran, yaitu: hubungan personal dan politik, mengembangkan hubungan dialogis, berbagi pengalaman tentang penindasan, dan membuka kemungkinan untuk bertindak.

  1. Kerjasama dan konsensus

Perspektif ekologis dan pendekatan tanpa kekerasan, keduanya menekankan pentingnya struktur kooperatif, bukan struktur kompetitif. Oleh karena itu, perlu membangun struktur dan proses alternatif, yang didasarkan pada kerjasama, bukan konflik, dengan pembuatan keputusan secara mufakat atau konsensus.

  1. Langkah pembangunan

Konsekuensi alamiah dari perkembangan organis, yaitu bahwa masyarakat itu sendiri yang harus menentukan langkah untuk melakukan perkembangan. Usaha untuk 'mendorong' proses pengembangan masyarakat yang terlalu cepat dapat menimbulkan proses yang dikompromikan, masyarakat jadi kehilangan rasa memiliki proses itu, dan hilang juga komitmen orang-orang yang terlibat.

  1. Perdamaian dan anti-kekerasan

Dalam konteks ini, prinsip anti kekerasan menyatakan lebih dari sekadar membebaskan kekerasan fisik di antara orang-orang. Gagasan tentang kekerasan struktural berarti bahwa struktur dan institusi sosial dapat dipandang sebagai suatu bentuk kekerasan. Bahwa proses harus mencoba untuk menegaskan, bukan menyerang, untuk mencakup, bukan mengucilkan, bekerja berdampingan, bukan bersaing, dan menengahi, bukan menghadapi.

  1. Inklusivitas

Bahwa proses yang berjalan selalu mencoba untuk merangkul bukan mengucilkan; semua orang pada hakikatnya dihargai sekalipun mereka menyampaikan pandangan yang berseberangan, dan orang-orang dimungkinkan memiliki peluang untuk mengubah posisi mereka dari suatu persoalan tanpa 'wajah kekalahan'.

  1. Membangun masyarakat

Selalu berupaya menyadarkan orang-orangnya, memperkuat ikatan di antara anggota-amggotanya dan menekankan ide tentang saling-ketergantungan (interdependen), bukan ketergantungan (dependen), bukan juga kemandirian (independen). Jadi memperkuat hubungan di antara orang-orang melalui membangun masyarakat (community building).

  1. Menghubungkan yang global dan lokal

Dalam memahami suatu masyarakat, seorang pekerja masyarakat harus mampu memahami global maupun lokal, dan bagaimana keduanya saling mempengaruhi/berinteraksi.

  1. Praktik anti-kolonialis

Pekerja Masy. perlu melawan praktek kolonialis:

  1. Melalui kesadaran diri yang kritis (self-awareness), kesadaran politik dan perenungan

  2. Pekerja yg menempatkan dirinya dalam budaya yg dominan atau menguasai perlu menjabarkan implikasinya

  3. Menyediakan ruang utk memunculkan wacana dan tindakan alternatif, mengungkapkan perlawanan alamiah dari pihak yang terjajah

  4. Dengan melangkah mundur, mendengar dan belajar, sebelum terburu-buru mengambil tindakan

  5. Menjaga solidaritas dengan masyarakat dan berbagi agenda umum

  6. Bekerja dengan masyarakat

  7. Menerapkan uji timbal balik, dan bertanya bagaimana pekerja akan merasakan jika situasinya terbalik, dan dirinya yang dikenai 'pembangunan' yang diajukan untuk masyarakat

DAFTAR PUSTAKA
Yüklə 25,2 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə