Qiyam ramadhan



Yüklə 10,9 Kb.
tarix14.04.2018
ölçüsü10,9 Kb.
#38196

QIYAM RAMADHAN
Bismillahirrahmanirrahin
Dari abu hurairah Radiyallahu 'Anhu. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.(Muttafaqun 'Alaih).
Dari abdurrahman bin auf Radiyallahu 'Anhu bahwasannya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menyebut bulan ramadhan seraya bersabda, Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengaharap pahala niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan.(An-Nasaii, katanya: yang benar adalah dari Abu Hurairah, menurut Al-arna'uth dalam jaami'ul ushul, juz 6 halaman 441, hadits ini hasan dengan adanya nash-nash lain yang memperkuatnya.)
Hukum qiyam ramadhan ini adalah sunnah mu'akkadah (ditekankan). Disyariatkan di tiap malam sepanjang tahun di bulan ramadhan. Keutamaannya besar dan pahalanya banyak. Firman Allah Ta'ala, Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka.(As-sajdah:16).
Diriwayatkan oleh at-Turmudzi, dari Abdullah bin salam, bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah orang miskin makan, sambungkan tali kekeluargaan, dan shalatlah pada waktu malam ketika semua manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.(At-Turmudzi, hasan shahih dan hakim mengatakan shahih.)
Bilangannya,
Termasuk shalat malam yaitu, witir, paling sedikit 1 rakaat dan paling banyak 11 raka'at. Boleh melakukan witir 1 raka'at saja. Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Barangsiapa yang ingin melakukan witir hanya dengan satu rakaat, maka lakukanlah.(Abu dawud, An-Nasa'i)
Dari Aisyah, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pernah shalat malam-yang waktunya-antara sesudah shalat Ta'alasya' sampai shalat fajar/shubuh sebelas raka'at, beliau salam setiap dua raka'at dan witir dengan satu raka'at. (Shahih, Muttafaq 'Alaih, Ahmad,Abu Dawud,Nasa'Ta'ala, Majah)
Boleh juga witir dengan tiga raka'at, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Barangsiapa ingin melakukan witir dengan tiga raka'at maka lakukanlah. (Abu Dawud, An-Nasa'i)
Dalam bukunya Risalah Ramadhan, Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ta'alabrahim Aj-Jarullah mengatakan :Hal ini boleh dilakukan dengan sekali salam, atau shalat dua rakaat dan salam kemudian shalat raka'at ketiga. Akan tetapi beliau tidak menyebutkan dalil akan hal ini.
Dalam bukunya Al-Masaa-il jilid 2, Al-Ustadz Abdul hakim bin Amir Abdat membawakan dalil, Dari Ubay bin Ka'ab, seungguhnya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasa membaca di dalam shalat witir (pada rakaat pertama) dengan: Sabbihisma rabbikal a'la. Dan pada rakaat kedua dengan: qul yaa ayyuhal kaafirun. Dan pada raka'at ketiga dengan: qul huwallaahu ahad dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir.(riwayat Nasa'i,Abu dawud,Ahmad,Ta'alabnu Majah).
Beliau berkata:Perkataan Ubay bin Ka'ab, dan beliau tidak salam kecuali di raka'at yang akhir ini jelas sekali menunjukkan bahwa tiga raka'at shalat witir yang dikerjakan Nabi itu dengan Satu kali salam.
Boleh witir dengan 5 raka'at, dilakukan tanpa duduk dan tidak salam kecuali pada akhir raka'at. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
Dari Aisyah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, beliau mengatakan, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam biasanya shalat malam tiga belas rakaat, termasuk didalamnya witir dengan lima raka'at tanpa duduk di salah satu raka'at pun kecuali pada raka'at terkahir.(Hadits Muttafaq 'Alaih)
Atau witir dengan 7 raka'at, dilakukan sebagaimana lima raka'at. Berdasarkan penuturan Ummu salamah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, Nabi shallallahu 'Alaihi wa Sallam biasanya melakukan witir dengan tujuh dan lima raka'at tanpa diselingi dengan salam dan ucapan.(HR.Ahmad, An-Nasa'I dan Ta'alabnu Majah).
Sedangkan untuk shalat tarawih boleh melakukannya dengan 2 raka'at maupun 4 raka'at. Dalil untuk yang 2 raka'at, telah berlalu. Sedangkan untuk yang 4 raka'at Dari Abi Salamah bin Abdurrahman, sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Aisyah bagaimana shalat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di bulan Ramadhan ? maka Aisyah menjawab,Tidak pernah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa sallam shalat di bulan Ramadhan dan tidak di bulan lainnya lebih dari sebelas raka'at. Yaitu: beliau shalat empat raka'at, maka jangan engkau tanyakan tentang bagusnya dan lamanya, kemudian beliau shalat empat rakaat, maka jangan engkau tanyakan tentang bagusnya dan lamanya, kemudian beliau shalat tiga raka'at(Shahih, Bukhari (2/47) dan muslim (2/166) dan lainnya)
Sekian sedikit pembahasan tentang shalat qiyamul lail, maka dapatlah disimpulkan,
1. Bolehnya shalat tarawih dua dua atau empat empat raka'at. Yang mana empat rakat hanya dilakukan 1 kali salam saja.
2. Bolehnya shalat witir 1,3,5,7,9,11,13(risalah ramadhan, Ibnu Jarullah mengatakan:Afdholnya salam setiap dua raka'at kemudian 1 raka'at.)
Allahu a'lam
Maraji'
Risalah Ramadhan, Abdullah bin Jarullah bin Ibrahin Al-Jarullah. Al-masaail, 2, Abdul hakim bin Amir Abdat.
Yüklə 10,9 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə