Teater modern pertemuan 1


Ringkasan: Perkembangan Simbolisme



Yüklə 267,71 Kb.
səhifə9/12
tarix14.05.2018
ölçüsü267,71 Kb.
#43877
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12

Ringkasan: Perkembangan Simbolisme


Gerakan simbolis itu sendiri hidup singkat. Pada intinya sebuah gerakan yang negatif: penganutnya mengutamakan kesatuan apa yang mereka lawan. Dalam kesenian dan estetika, gerakan negatif tak dapat lebih lama, untuk seni, akhirnya sebuah proses yang konstruktif, bukan proses yang destruktif. Dengan berbulan-bulan kemajuan simbolis, bagaimanapun juga, simbolis sebagai sebuah gerakan seperti telah ditinggalkan oleh pendiri dan pengikutnya. Kemanakah mereka pergi? Ditinggalkan gerakan-gerakan yang lebih baru: Futurisme, Dadaisme, Idealisme, Estetisisme, Impresionisme, Ekspresionisme, Konstruktivisme, Esoterisisme, Surealisme, Formalisme, Teaterikalisme, dan barangkali ribuan isme lainnya telah hilang oleh waktu.

Paruh ketiga abad ini, selanjutnya merupakan era teaterikalisme, sebuah era yang kaya dengan melanjutkan eksperimentasi dengan gerakan kesadaran-diri sendiri yang kelihatan mendefenisikan kembali seni teater. “Isme-isme” teater muncul seperti jamur, masing-masing mengucapkan kredo dan manifesto yang dimilikinya, masing-masing mengingatkan suatu seni yang lebih baik --paling tidak, tentunya sebuah dunia yang lebih baik. Ini merupakan sebuah era yang penuh semangat bagi teater, untuk keluar dari tumpukan maupun campuran isme-isme estetika seni drama yang meletakkan makna sosial dan politik baru dalam budaya kapital Eropa dan Amerika: sebuah drama yang berhasil tidak semata-mata karena drama itu sendiri, ia menandakan sebuah kasus, dan disamping itu kasus ini merupakan tubuh pendukung yang setia, dan pengikut yang membentuk sebuah kedalaman komitmen estetika.



Tidak pernah ada semangat isme yang benar-benar seperti keadaan sekarang ini, bagi kita yang kehilangan pengaruh sosial, dapat mengembalikan sebuah gerakan estetik ke dalam kepercaya-an kolektif yang besar. Tetapi eksperimen dan penggalian pada awal abad ini, dan semangat non realis Simbolisme itu sendiri, diperjuangkan dan tumbuh dengan subur dalam beragam bentuk: Teater Ritual, Teater Puitik, Teater Keramat, Teater Kacau, Teater Eksistensialis, Seni Teater, Teater Garda Depan, Teater Absurd, dan Teater Alienasi. kelompok yang paling akhir, tidak seperti isme, merupakan penegasan-kritis ketimbang penegasan-seniman; memang, banyak seniman teater sekarang menolak ”pengelompok-an” tatanan apapun. Bagaimanapun juga, format itu meneruskan pengelompokan yang dapat menunjukkan refleksi pendekatan umum terhadap susunan, gaya, dan eksperimentasi yang dimulai Simbolis di akhir abad sembilan belas.

Topik Diskusi


    1. Gerakan-gerakan, isme, hingga filosofi berteater yang kita saksikan pada Simbolisme ini, seperti hendak mengatakan kepada kita, bahwa ”banyak jalan menuju teater”. Bagaimana pendapat anda tentang hal ini?

    2. Mengapa Simbolisme begitu ambisius untuk menumbangkan Realisme yang lebih banyak ”digemari” masyarakat?

    3. Apabila anda disuguhi teater Simbolis dan Realis, mana yang anda pilih. Sebutkan alasan anda!

    4. Apakah anda pernah menemui teater Simbolis di lingkungan anda? Cobalah cari, mengapa teater Simbolis itu ada atau tidak ada di lingkungan anda!

    5. Apakah yang anda pahami tentang teater Simbolis?


Pertemuan 11


Ekspresionisme, dan Eksistensialisme

Ekspresionisme


  • Dari semua aliran, Ekspresionisme merupakan satu dari semua itu yang memberikan peningkatan sangat berarti pada tubuh teater modern, barangkali karena pengertiannya yang luas, dan kesatuannya terlihat pada ekspresionisme dalam seni visual.

  • Teater Ekspresionisme yang mana banyak ditemukan dalam gaya teater di Jerman sekitar dekade pertama abad dua puluh (khususnya di tahun 1920-an) mempertunjukkan dialog yang mengejutkan dan mengocok perut menjadi keutamaannya, dekorasi dibesar-besarkan atau dilebih-lebihkan dengan penuh keberanian, suara yang tajam menusuk, cahaya yang terang, banyak warna utama, sangat kasar menggunakan simbol, dan struktur yang pendek, kejam sekali, serta pemandangan yang menusuk untuk membangun kekuatan (dan biasanya memekakkan) klimaks.

  • Di Amerika, Eugene O’Neill hadir di bawah pengaruh Ekspresionis setelah muncul pada awalnya dalam Naturalisme, dan di tahun 1920-an O’Neill menulis seri drama yang meledak-ledak dengan menekankan kealamian manusia dalam perspektif industrial. Lakon The Hairy Ape, yang dipentaskan tahun 1921, merupakan contoh kasus penulisan naskah Ekspresionis. Meskipun drama ini kelihatan janggal, kasat mata, dan secara naif tidak efektif untuk masa sekarang, naskah ini cukup baik sebagai contoh dari ekstrimitas model yang populer dengan “aliran” pengarang (penulis lakon).

  • Kehebatan O’Neill terletak pada penggabungan pemberian efek visual dan penonton secara kasar dalam sebuah drama Ekspresionis, nyaris seperti manusia super power. Penggunaan siluet dalam pementasan dan tata lampu, “bayangan besar-besaran di mana-mana”, “keriuhan yang berisik”, “dentaman ganas yang bertenaga secara monoton”, “cahaya yang berapi-api”, “anak air sungai yang lengket penuh jelaga atau hitam”, nyanyian dan gerakan yang dibesar-besarkan secara berbarengan, ”secara terus menerus, memberikan catatan yang menjengkelkan” dari ”bunyi-bunyian peluit yang tak menaruh rasa kasihan sedikitpun”, teriakan sumpah serapah dan seruan yang dibesar-besarkan, khayalan binatang, dan ”horor, teror dari ketidaktahuan, kebrutalan yang tak berdasar, ketelanjangan dan tak tahu malu”, semua ini merupakan tipe ekstrim gaya Ekspresionisme awal abad dua puluh. Naskah juga menggambarkan bagaimana O’Neill dan teman-temannya di teater Amerika menolak Realisme dan Romantisme dalam usaha mereka untuk menghadirkan kehadiran langsung ideologi sosial dan kritisisme kebudayaan.

Drama Existensialis: No Exit (Terkurung)

  • No Exit (Huis Clos) merupakan salah satu drama pendek yang sangat memaksa yang pernah di tulis. Dalam satu-kenyataan fantasi teater ini di tulis pada tahun 1944 oleh Jean Paul Sartre, seorang filsuf Existensialis Perancis yang sangat terkenal, membuat sebuah “neraka” yang unik yang mana sebuah ruangan tanpa jendela atau cermin. Di dalam ruangan itu hadir tiga orang, yang baru saja meninggal, semua mengutuk dunia di bawah ini (dalam tanah) karena dosa keduniawian mereka. Mereka bertiga benar-benar orang sakit yang cerdas: Garcin, satu-satunya laki-laki, cenderung mengarah pada homosexual; juga satu diantara dua wanita bernama Inez. Estelle penghuni terakhir yang aneh, cenderung mengarah pada peri yang heterosexual; dia mengejar Garcin.

  • No Exit merupakan pernyataan Existensialis dramatik klasik, yang mana Sartre merupakan pelopor abad ini. Menggerakkan kembali unsur-unsur fantastik --bahwa ini merupakan neraka dan watak hantu, dan kita memiliki visi interaksi kemanusiaan Sartre: setiap individu selamanya kelihatan tegas dan menyatakan sendiri lewat matanya dari yang lain.

  • Menurut filsafat Existensialis, manusia selalu hidup terombang-ambing. Kemerdekaan memberinya kesepian dan kebersamaan membuat dia merasa tidak merdeka. Manusia memiliki kesadaran yang membuatnya jadi merdeka, tetapi juga membuatnya terlempar menjadi seorang pengembara yang yatim piatu di dalam hidupnya. Kemerdekaannya ibarat jurang yang menganga yang bagaimana pun juga tidak bisa di timbun. Karena itu, Sartre berteriak “Manusia di hukum untuk merdeka!”. Karya Sartre lainnya, antara lain The Flies (Les Mauches), Dirty Hand (Le Mains Sales), The Respectful Prostitude (Le Putain Respectueuse). 

Autar Abdillah, dari buku Theatre Brief Edition (1984:184-188) oleh Robert Cohen.

Yüklə 267,71 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə