Bab 1 pendahuluan latar belakang



Yüklə 184,6 Kb.
səhifə1/4
tarix22.07.2018
ölçüsü184,6 Kb.
#58434
  1   2   3   4




BAB 1

PENDAHULUAN



  1. LATAR BELAKANG

Usaha peningkatan kualitas pendidikan tentunya tidak terlepas dari pada Guru, karena guru merupakan salah satu faktor yang secara langsung berupaya untuk mempengaruhi, membimbing dan mengembangkan kemampuan siswa. Di samping itu siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga, faktor tersebut termasuk mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Buchori (2009: 5) Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki berbagai kemampuan menguasai materi pelajaran, kemampuan mengelola proses belajar mengajar, kemampuan merencanakan program pengajaran, dan kemampuan menerapkan alat pendidikan. Begitu pentingnya hal tersebut perlu ada terobosan baru dalam memotivasi belajar siswa.




1
Pelaksanaan proses belajar mengajar perlu diperhatikan apa yang memotivasi siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan mata pelajaran yang dipelajari. Atas dasar pemikiran-pemikiran tersebut dan guna mencapai hasil seoptimal mungkin, maka guru sebagai penanggung jawab dalam hal proses belajar mengajar, guru harus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculan karena terangsang dan terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan yang akan dicapai.

Dalam motivasi siswa harus ada rangsangan yang dapat menimbulkan kemauan untuk berbuat dan akan timbul keaktifan siswa untuk belajar. Kemauan dapat menjadi dasar bagi siswa untuk berbuat secara aktif dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, dengan jalan ini, akan menambah pengalaman, pengetahuan siswa dan dapat mengurangi faktor yang menghambat motivasinya, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut.

Kurangnya motivasi pada diri siswa tersebut karena biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnnya, motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu, dengan adanya motivasi ektrinsik ini siswa tidak bersungguh-sungguh untuk belajar, siswa ini belajar ketika ada dorongan dari luar atau rangsangan dari orang lain. Akhirnya motivasi yang dimiliki siswa kurang. Karena dipengaruhi dari faktor motivasi ekstrinsik.

Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar dapat memudahkan guru untuk mengetahui kemampuan siswanya dalam aktivitas belajarnya, karena dalam proses belajar mengajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa sehingga ia dapat belajar dengan baik maka salah satu ciri yang perlu dilakukan adalah dengan mengevaluasi siswa. Karena evaluasi sebagai kriteria yang dijadikan dasar dalam menarik kesimpulan mengenai objek observasi.

Motivasi siswa yang kurang mencapai hasil biasanya dipengaruhi oleh keakifan siswa. Aktifitas dan pelaksanaan mengenai penyelesaian tugas yang diberikan kepada siswa dapat mendorong siswa, apabila tugas yang diberikan kepada siswa sesuai bakatnya, keaktifan siswa terdorong oleh adanya rangsangan yang timbul pada diri siswa. Oleh karena itu, siswa yang aktif dalam mengikuti mata pelajaran dapat memudahkan guru untuk mengetahui faktor yang menghambat siswa tersebut.

Gejala-gejala faktor penghambat motivasi belajar penulis dapatkan di tempat penulis melaksanakan PPL II. Penulis mengamati bahwa diantara beberapa siswa yang memiliki kecerdasan dan motivasi yang kuat dalam belajar ternyata hasil belajar kognitifnya cenderung sering berada di bawah standar. Penulis memiliki dugaan yang kuat bahwa salah satu faktor penyebab hal itu terjadi karena siswa-siswa tidak memilki motivasi belajar yang tinggi. Sebagai contoh hal itu terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, terkadang jika mereka mendapatkan soal yang sulit diselesaikan, mereka cenderung tidak mau mencari cara lain untuk menyelesaikannya dan juga tidak mau mengkomunikasikannya kepada teman atau gurunya untuk dikerja secara bersama/berkelompok sehingga soal itu bisa mendapatkan penyelesaian.



Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama, hukum dengan moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya. Sosiologi juga dapat dikatakan ilmu yang mempelajari interaksi manusia dalam masyarakat atau kelompok. Sosiologi merupakan ilmu yang menyenangkan karena jika dilihat dari obyeknya saja adalah masyarakat, yang berarti kita juga memepelajari diri kita sendiri didalam hidup bermasyarakat. Dengan mempelajari sosiologi kita akan tahu berbagai gejala sosial beserta proses terjadinya.

Guru berlatar belakang pendidikan non sosiologi sebagian besar mengalami kendala dalam sumber belajar, media, dan sarana prasarana. Di samping itu guru yang bukan dari disiplin Sosiologi merasa bahwa Sosiologi adalah pelajaran yang mudah bahkan jika dibandingkan dengan mengampu mata pelajaran yang merupakan bidang keilmuannya. Guru justru lebih cenderung fokus pada pelajaran yang diampunya dan merupakan bidang keilmuannya.



Berkaitan dengan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk mengkaji lebih dalam tentang, “Faktor Penghambat Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di SMA Negeri 7 Pinrang”.

  1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Faktor apa yang menghambat Motivasi Belajar Siswa pada mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 7 Pinrang?

  1. TUJUAN PENELITIAN

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan di atas. Secara rinci tujuan tersebut adalah untuk mengetahui dan memperoleh informasi yang akurat tentang: Faktor yang menghambat motivasi belajar Siswa pada Mata pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 7 Pinrang?

  1. MANFAAT PENELITIAN

Kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis

Memberikan gambaran tentang faktor penghambat motivasi beajar Sosiologi di SMA Negeri 7 Pinrang.

  1. Manfaat Praktis

  1. Bagi guru: sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar sekaligus mengevaluasi kegiatan belajar yang telah dilaksanakan.

  2. Bagi siswa: sebagai bahan masukan bagi siswa mengenai pentingnya meningkatkan kualitas diri dan berpartisipasi aktif di dalam kegiatan belajar mengajar agar mereka paham dan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

  1. Tinjauan Pustaka

  1. Motivasi Belajar Siswa

    1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan setiap individu. Pengetahuan, keterampilan, kegemaran, kebiasaan, dan sikap yang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikan di dalam diri orang itu terjadi suatu proses yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Nasution (2000: 34) mengemukakan beberapa batasan tentang belajar yaitu: (1) Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat saraf, (2) Belajar adalah penambahan pengetahuan, dan (3) Belajar sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Nasution (2000: 35) mengemukakan bahwa “belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium, atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan”.

  1. Cronbach dalam Sardiman (2012: 20) memberikan defenisi: learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Artinya belajar ditunjukkan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.


6
Harold Spears dalam Sardiman (2012: 20) memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction. Artinya belajar adalah untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu (yang) diri mereka, mendengarkan, mengikuti arah.

  1. Geoch dalam Sardiman (2012: 20) mengatakan: Learning is a change in performance as a result of practice. Artiya belajar adalah suatu perubahan di (dalam) capaian sebagai hasil praktek.

Sardiman (2012: 35) mengemukakan bahwa:

“Belajar berarti usaha mengubah tingka laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga terbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri minat, watak, penyesuaian diri. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Pendapat diatas menggambarkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau subjek belajar itu mengalami atau melakukannya dengan baik.

Sardiman (2012: 24) ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui dalam belajar, yaitu antara lain:

1. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.

2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa.

3. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita

4. Kemampuan belajar Seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

5. Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak mempengaruhi kemampuan belajr yang bersangkutan.


    1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Proses dan hasil belajar merupakan dua aspek belajar yang tak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pada proses belajar terjadi kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi individu yang melakukannya. Hudoyono (1990: 1) menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku dapat diamati dalam waktu relatif lama yang disertai dengan usaha orang yang belajar sehingga dari tidak mampu mengerjakannya menjadi mampu mengerjakannya. Perubahan tingkah laku tanpa usaha bukanlah hasil belajar. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.

Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (proses dan hasil belajar), Slameto (1995: 39) menggolongkannya dalam: (1) faktor-faktor internal, yang meliputi: (a) faktor jasmani: kesehatan dan cacat tubuh, (b) faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan kecemasan, persepsi, dan kesiapan, (c) faktor kelelahan; dan (2) faktor-faktor eksternal, yang meliputi: (a) faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan, (b) faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah, dan (c) faktor masyarakat: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Djaali (1995: 30) dalam jurnal alumni mengemukakan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa meliputi variabel yang berkaitan dengan faktor siswa, faktor guru, dan faktor lingkungan belajar. Lebih lanjut dikemukakan, bahwa di antara faktor-faktor tersebut, faktor siswa meliputi variabel: kemampuan dasar, cara dan kebiasaan belajar, kualitas belajar, motivasi berprestasi, kecemasan belajar, kreativitas belajar, dan sikap terhadap pelajaran tersebut. Sedangkan faktor guru meliputi; tingkat penguasaan terhadap pelajaran, kemampuan mengelola proses belajar mengajar, kemampuan merencanakan program pengajaran, kesadaran dan kesanggupan kerja dan sikap terhadap profesi guru.

Sahabuddin (2007: 82) mengemukakan bahwa, belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau mengubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya.

Hamalik (2003: 73), Tujuan belajar adalah sejumlah hasil yang menujukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umunya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran (instructional goals) dan tujuan belajar (learning objectives) berbeda, namun berhubungan erat antara satu dengan yang lainya.


    1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh Sardiman (1990: 73) dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior motif adalah tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang.

Salim Peter (1991: 997) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Sabri (2001: 90) motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Purwanto (1990: 40) mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan/menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Motivasi juga amat penting dalam menunjang keberhasilan belajar. Motivasi yang kuat membuat seseorang sanggup bekerja ekstra keras untuk mencapai sesuatu. Hal ini disebabkan oleh adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi yang terkandung dalam motivasi sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan aktivitas tertentu.

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologi dan kematangan fisiologis siswa. Beberapa unsur yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yakni cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, upaya guru dalam membelajarkan siswa. Hasil belajar akan menjadi optimal bila ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. “Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dicapai oleh pelajar dapat tercapai.

Sebagai kesimpulan “Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
Memberikan motivasi kepada seseorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar.

Motivasi belajar merupakan suatu proses menuju ke arah yang lebih baik dengan perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap belajar. Apabila seseorang memiliki motivasi untuk belajar, maka ia akan berusaha menggerakkan segenap kemampuan dan konsentrasinya untuk melakukan aktifitas belajar.

Pada hakikatnya motivasi itu secara potensial bersumber dari dalam, tetapi ada yang timbul langsung dari dalam diri seseorang tanpa suatu rangsangan dari luar dan ada yang timbul karena ada rangsangan atau terpancing oleh rangsangan dari luar. Sekalipun diakui betapa pentingnya motivasi internal, bagaimanapun juga usaha untuk menciptakan kondisi motivasional yang membangkitkan kegairahan belajar siswa adalah sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.


    1. Macam-macam Motivasi Belajar

Bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) Motivasi Intrinsik dan (2) Motivasi Ekstrinsik.

  1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar (Muhibbinsyah, 2002: 136). Motivasi intrinsik juga diartikan sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya: ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya.

Motivasi intrinsik dapat juga diartikan sebagai motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:



    1. Adanya kebutuhan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.

    2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri dalam hal ini proses belajar mengajar.

    3. Adanya cita-cita atau aspirasi yang ingin dicapai untuk mengembangkan bakat dan pengetahuan.

  1. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah adanya hal dan rangsangan atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Muhibbinsyah, 2002: 82). Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkian besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik yang meliputi: sarana belajar yaitu ingin mendapatkan perhatian berupa sarana belajar, guru yaitu ingin mendapatkan penghargaan dari guru atau sekolah.

Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Karena setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.

Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.



    1. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu. Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Sardiman (2012: 84) Adapun fungsi motivasi diantaranya, yaitu :



    1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi dan Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

    2. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

    3. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai rumusan tujuan.

“Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa: Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya”.

    1. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seperti itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.

Tadjab (1994: 103) Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah guru harus dapat menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :



        1. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.

        2. Setiap bahan pelajaran diusahakan agar mengandung suatu masalah yang menarik perhatian siswa dan merangsang mereka untuk berusaha menyelidiki serta menemukan cara pemecahannya.

        3. Mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar lingkungan Sekolah.

        4. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.

        5. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.

        6. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Sardiman (1990: 92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentuk dan cara motivasi tersebut diantaranya:

  1. Memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.

  2. Hadiah. Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.

  3. Saingan/kompetisi. Saingan atau kompetisi digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa.

  4. Memberi ulangan. Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh Karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

  5. Megetahui hasil. Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat blajar.

  6. Pujian. Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian.

  7. Hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

  8. Hasrat untuk belajar. Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesenjangan, ada maksud untuk belajar.

  9. Tujuan yang diakui. Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting.

Pada dasarnya motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, perasaan senang, semangat untuk belajar, keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Motivasi itu sendiri menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.

        1. Yüklə 184,6 Kb.

          Dostları ilə paylaş:
  1   2   3   4




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə