Influence addition of salt levels againts study of bio-acoustic sound stridulatory movement



Yüklə 72,49 Kb.
tarix03.05.2018
ölçüsü72,49 Kb.
#40954


PENGARUH PENAMBAHAN KADAR GARAM TERHADAP STUDI BIOAKUSTIK SUARA STRIDULATORY GERAK IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)

INFLUENCE ADDITION OF SALT LEVELS AGAINTS STUDY OF BIO-ACOUSTIC SOUND STRIDULATORY MOVEMENT FISH GUPPY (Poecilia reticulata)

Muhammad Zainuddin Lubis 1, Pratiwi Dwi Wulandari 1 Sri Pujiyati 2

1Mahasiswa Depertemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia

2 Staff Pengajar Depertemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680, Indonesia

Email : lubiszainuddin@gmail.com 1


ABSTRACT

Study of bio-acoustic learns about range of sound frequency from fish, intensity of sound amplitude, sound fluctuation, and sound patterns of fish. Bio-acoustic is a multi-discipline science that combine biology and acoustic science that usually refer to sound production research, sound dispersion through the elastic medium, and sound reception in animal; include in Guppy fish (Poecilia reticulata). In this research, salt level about 2 g/mol was added in the water/medium until the salinity is 30 ppm. First-highest sound intensity of Guppy fish is after added of salt level at 3th and 7th day, with the average of sound intensity is -44 dB at 40-50 seconds of time range. This research shows that Guppy fish can survive in salinity 30 ppm with sound intensity -48 dB and frequency 0-19,6 kHz.



Keywords: Guppy Fish (Poecilia reticulata), Salt level, Study of Bio-acoustic

ABSTRAK

Studi bioakustik mempelajari kisaran frekuensi suara yang dihasilkan ikan, intensitas amplitude suara, fluktuasi suara, dan bentuk pola-pola suara ikan. Bioakustik adalah ilmu lintas-disiplin yang menggabungkan biologi dan akustik yang biasanya merujuk pada penelitian mengenai produksi suara, dispersi melalui media elastis, dan penerimaan suara pada hewan; termasuk pada ikan guppy (Poecilia reticulata). Dalam penelitian ini, kadar garam sebesar 2 gram/mol ditambahkan ke dalam air hingga salinitas mencapai 30 ppm. Nilai intensitas awal tertinggi pada ikan Guppy yaitu pada setelah penambahan garam pada hari ke 3 dan 7 memiliki intensitas yang lebih tinggi, dengan rata-rata intensitas yaitu berada pada -44 dB pada range waktu yaitu detik 40-50. Studi ini menunjukkan bahwa ikan Guppy mampu bertahan pada salinitas 30 ppm dengan nilai intensitas -48 dB dan frekuensi 0 sampai 19,6 kHz.
Kata kunci: Ikan Guppy (Poecilia reticulata), Kadar Garam, Studi Bioakustik

I. PENDAHULUAN


Studi bioakustik mempelajari kisaran frekuensi suara, intensitas amplitudo suara, fluktuasi suara, dan bentuk pola-pola suara ikan. Bioakustik adalah ilmu lintas-disiplin yang menggabungkan biologi dan akustik yang biasanya merujuk pada penelitian mengenai produksi suara, dispersi melalui media elastis, dan penerimaan pada hewan, termasuk manusia. Hal ini melibatkan neurofisiologi dan anatomi untuk produksi dan deteksi suara, serta hubungan sinyal akustik dengan medium dispersinya. Temuan pada bidang ini memberikan bukti bagi kita tentang evolusi mekanisme akustik, dan dari sana, evolusi hewan yang menggunakannya. Pada akustik bawah air dan akustik perikanan, istilah ini juga berarti dampak tumbuhan dan hewan pada suara yang merambat di bawah air, yang biasanya terkait pada penggunaan teknologi sonar untuk estimasi biomassa. (Simmonds dan MacLennan 2005).

Sullivan (1994) merangkumkan temuan-temuan berbagai peneliti tentang dampak temperatur dan kadar garam pada distribusi ikan, dan membahas peranan mekanisme reseptor sistem syaraf pusat dalam reaksi temperatur dan kadar garam. Ia menyatakan bahwa ikan memilih temperatur dan kadar garam tertentu karena efek yang sama pada gerakan (aktivitas) mereka, dan menyimpulkan bahwa perubahan temperatur dan kadar garam biasa bekerja pada ikan :



  1. Sebagai stimulus syaraf,

  2. Modifikator proses metabolisme, dan/atau,

  3. Modifikator aktivitas tubuh


Menurut Simmonds dan Maclennan (2005); Greene (1997) terdapat tiga kelompok hewan yang memproduksi suara dengan karakteristik yang berbeda-beda yaitu (1) jenis krustasea khususnya udang, (2) ikan toleostei (ikan bertulang belakang) yang memiliki gelembung renang, (3) mamalia perairan seperti paus dan lumba-lumba. Ikan nila termasuk dalam kelompok ikan bertulang belakang yang dapat menghasilkan suara melalui gelembung renangnya. Suara tersebut adalah bentuk komunikasi antara sesamanya. Suara yang dihasikan semakin kuat saat berkumpul seperti pada saat makan. Lugli et al. (2003), menyatakan hasil penelitiannya tentang ikan Padogobius martensii yang mengeluarkan suara saat berinteraksi dengan lawan jenis yang dihasilkan oleh gelembung renang. Ikan guppy (Poecilia reticulata) adalah jenis ikan yang berukuran kecil , dengan warna yang menarik (Gambar 1), Ikan ini saat bergerak menghasilkan spektrum suara yang dihasilkan dari kepakan siripnya (Stridulatory). Ikan guppy (Poecilia reticulata) di akuarium dapat mencapai panjang 6 cm, namun di alam kebanyakan hanya tumbuh hingga sekitar 3 cm saja, dan ukuran ini terlalu kecil untuk memangsa jentik-jentik nyamuk. Pada tahun 1929 tercatat bahwa ikan ini dapat ditemukan di hampir semua kolam dan parit di Jawa Barat. Saat ikan ini dapat ditemukan ke pelbagai tempat di Nusantara, dan mungkin telah menjadi ikan yang paling melimpah di Jawa dan Bali, (Wirjoatmodjo 1993). Gambar 1 adalah ikan guppy (Poecilia reticulata) di perairan umum.




Gambar 1. Poecilia reticulata

Sumber : www.aquaticcommunity.com

Tujuan Penelitian


Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik suara ikan Guppy (Poecilia reticulata) dengan menggunakan metode bioakustik, pada saat aklimatisasi.

II. METODE PENELITIAN


Kegiatan penelitian dilaksanakan dari tanggal 16 April hingga Juli 2013. Kegiatan pengambilan data dilaksanakan di laboratorium Akustik Instrumentasi Kelautan (AIK) yang bertempat di water tank. Kegiatan pengambilan dan perekaman data dilaksanakan selama dua minggu yakni dari tanggal 20 April hingga 04 Mei 2013. Pengolahan data akan dilaksanakan di di laboratorium Akustik Instrumentasi Kelautan (AIK), Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK, IPB. Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 30 cm; aerator untuk membantu proses sirkulasi oksigen dalam akuarium; refraktometer untuk mengukur salinitas air; Dolphin EAR 100 hydrophone nomor seri DE989505 yang merupakan sensor suara; Software Wavelab dam MATLAB yang digunakan untuk mengolah data; dan seperangkat komputer yang digunakan sebagai media penyimpanan langsung dan pengolahan data suara yang terekam.

Bahan yang digunakan adalah 65 ekor ikan Guppy (Poecilia reticulata), yang merupakan sebagai objek yang akan diamati, berukuran kecil dengan panjang ± 5 cm; air tawar sebagai media hidup ikan dalam akuarium; kertas karton, dan lem sebagai bahan untuk membuat lapisan peredam noise lingkungan; kaca bening untuk penutup lubang pengamatan. Gambar 2 adalah satu set alat perekam suara, sedangkan Gambar 3 adalah diagram alir penelitian.



Gambar 2. Satu set alat perekam suara, (a) Hidrofone, (b) Headphone, (c) catu daya/baterai, dan (d) laptop untuk data logging dan data processing.



Gambar 3 Diagram alir penelitian


TAHAPAN PERSIAPAN

Persiapan dan Modifikasi Akuarium


Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan akuarium adalah :

  1. Pembuatan dinding perekam noise, Dinding peredam dipasang di dasar akuarium, ke-4 sisi samping akuarium, dan pada tutup akuarium.

  2. Modifikasi tutup akuarium; tutup akuarium dilubangi 5 x 2 cm dan dipasangi kaca untuk pengamatan..

  3. Tahap akhir perancangan akuarium adalah dengan mendekorasi akuarium, dan oleh sebab itu dimasukkan juga potongan-potongan pipa kedasar akuarium. Terakhir adalah memasukkan air yang sudah ditambahkan kadar garam kedalam akuarium pengamatan. Hasil rancangan modifikasi akuarium dapat dilihat pada ilustrasi Gambar 4.




Gambar 4. Sketsa perekaman (set up) suara ikan Guppy (Poecilia reticulata).

Penambahan Kadar Garam Pada Ikan


  1. Penambahan kadar garam setiap harinya yaitu setelah ikan sudah selesai makan dan akan dilakukan penambahan kadar garam sebanyak 2gram/mol.

  2. Penambahan kadar garam dilangsungkan sampai salinitas dari air tersebut mencapai salinitas 30 ppm.

  3. Sebelum memasukkan larutan air garam 2 gram/mol maka akan dilakukan pengurangan massa air, sebanyak total air yang akan dimasukkan ke dalam akuarium.

Pengambilan Data Suara Ikan


Proses perekaman data ikan Guppy (Poecilia reticulata
) dalam akuarium yang pertama yaitu dengan mematikan aerator terlebih dahulu. Sensor hydrophone dinyalakan, menyiapkan komputer untuk mencatat data yang ada. Saat proses perekaman dimulai, dibiarkan beberapa detik untuk merekam background noise saat itu sebagi kontrol, hydrophone dimasukkan melalui lubang yang sudah disediakan dengan hati-hati. Pipa lubang masuk hydrophone jangan sampai tersentuh tangan atau benda apapun karena dapat menghasilkan noise yang dapat terekam pada spektogram. Proses perekaman dilakukan selama ± 5 menit. Perekaman suara ikan yang dilakukan dengan menggunakan hidrofone kemudian di salurkan ke amplifier, setelah itu dilakukan verifikasi suara dengan menggunakan seaphone. Proses perekaman menggunakan perangkat lunak Wavelab 6.01b. Data hasil suara rekaman disimpan dalam bentuk *.wav.

Target data yang akan diambil untuk analisis yakni sebanyak 14 kali pengamatan. Data rekaman disimpan dalam harddisk untuk dianalisis lebih lanjut. Perekaman data dilakukan setiap kali penambahan kadar garam. Saat bersamaan juga dilakukan pengamatan video untuk mengetahui Tingkah Laku Ikan (TLI) dengan menggunakan kamera.

Pengolahan dan Analisis Data Suara Ikan


Pengolahan data akustik menggunakan Wavelab 6.01b. Suara yang dihasilkan ikan Guppy dipilih bagian yang paling jelas. Kemudian data hasil rekaman di analisa dengan metode FFT untuk melihat sebaran per satuan waktu pada program Wavelab 6.01b. Data FFT disimpan dalam bentuk ASCII agar dapat diolah dengan menggunakan  Matlab R2010a.

Data hasil perekaman suara ikan Guppy di interpretasikan kedalam bentuk grafik frekuensi dan echo level. Grafik yang dhasilkan kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan pengamatan visual. Pengamatan visual dapat dilakukan dengan melihat Tingkah Laku Ikan ( TLI ) yang diamati dengan menggunakan metode perekaman video pada saat penambahan air laut. Hal ini bertujuan untuk melihat reaksi ikan terhadap penambhan kadar garam tersebut. Tingkah Laku Ikan (TLI) juga dapat melihat vitalitas dari ikan terhadap kadar garam. Gambar 5 adalah diagram alir proses analisis suara menggunakan Matlab.



Gambar 5. Diagram alir proses analisis suara menggunakan Matlab


III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Penambahan kadar garam pada akuarium yang diisi dengan ikan Guppy menyebabkan terjadinya perubahan intensitas serta spectrum suara. Hal ini menjelaskan bahwa ada reaksi yang terjadi pada pergerakan ikan, sesaat sesudah penambahan garam, ikan akan memiliki intensitas suara yang lebih rendah dibandingkan sebelum ditambahkan kadar garam. Hal ini dapat dilihat bahwa sesudah penambahan garam menunjukkan hasil pergerakan yang lebih besar dibandingkan dengan sebelum ditambahkan garam, hal ini disebabkan ikan merasa tidak nyaman sehingga pergerakan ikan Guppy lebih cepat dibandingkan dengan sebelum ditambahkan garam 2 g/mol. Menurut (Lugli et al. 2003), intensitas suara yang dihasilkan oleh gelembung renang sebanding dengan ukuran ikan . Selain itu suara ikan juga secara dominan dihasilkan oleh sirip pectoral pada saat penambahan garam. Gelembung renang adalah bagian tubuh ikan yang berfungsi untuk amplifikasi suara. Beberapa jenis ikan memiliki sonic muscle yang memberi tekanan pada gelembung renang. Dengan terjadinya hal seperti ini, gelembung renang pada ikan Guppy akan bekerja lebih cepat begitu pula dengan sirip-sirip yang ada pada ikan Guppy tersebut, sehingga hasil sesudah penambahan garam 2 g/mol memiliki nilai intensitas yang lebih besar dibandingkan dengan nilai intensitas sebelum ditambahkan garam 2 g/mol (Tabel 1).

Tabel 1. Salinitas dengan Selisih Intensitas

Hari ke

Salinitas (ppm)

Selisih Intensitas (dB)

sesudah

Sebelum

Sebelum

Sesudah

1

4

2

29

24

2

6

4

32

27

3

8

6

30

24

4

10

8

24

21

5

12

10

26

21

6

14

12

20

18

7

16

14

29

27

8

18

16

30

28

9

20

18

32

30

10

22

20

32

30

11

24

22

32

30

12

26

24

33

31

13

28

26

33

31

14

30

28

33

31



Selisih intensitas hari ke hari semakin mengalami peningkatan atau semakin besar. Nilai awal selisih intensitas sesudah ditambahkan garam 24 dB dan nilai akhir setelah ditambahkan garam yaitu 31 dB. Hal ini sebanding lurus dengan sebelum ditambahkan garam semakin hari pergerakan ikan semakin kecil dapat ditunjukkan dengan nilai awal selisih intensitas sebelum ditambahkan garam bernilai 29 dB dan nilai akhir 33 dB. Untuk memperjelas hubungan antara salinitas dengan selisih intensitas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik Hubungan Salinitas (ppm) dengan selisih intensitas (dB)



Gambar 6 menjelaskan bahwa pada hari ke-12,13, dan 14 ikan memiliki selisih intensitas suara yang maksimal. Selisih intensitas ikan menjadi kecil terjadi pada hari ke-6 dengan nilai intensitas sebelum penambahan garam 20 dB dan sesudah ditambahkan garam 18 dB.

Interpretasi Suara Ikan


Suara ikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suara yang berasal dari gerakan sirip ikan terhadap air. Menurut (Winn 1972) Suara merupakan hal yang sangat penting terhadap tingkah laku saat berkomunikasi untuk beberapa jenis ikan dan menurut (Pratt 1975) Ikan dapat mengeluarkan beragam amplitude suara untuk melakukan komunikasi dalam pertukaran informasi. Informasi yang dibawa dari sinyal-sinyal suara menjelaskan mengenai keadaan bahaya yang mengancam, keadaan agresif untuk menakuti musuh, atau panggilan peminangan. Suara juga dihasilkan dari dampak tingkah laku lainnya seperti saat makan, bergerak, menghindari musuh, dan reproduksi (seksualitas dan fase pembesaran) (Popper and Plat 1993). Hasil dari penelitian ini berupa data suara yang diterjemahkan ke dalam bentuk grafik intensitas suara terhadap frekuensi. Frekuensi yang direkam mulai dari 0 - 19,6 kHz. Berikut ini ditampilkan empat grafik perbedaan intensitas suara ikan dengan jumlah yang berbeda-beda (Gambar 7 ).

Gambar 7. Grafik Hubungan Frekuensi-Intensitas Sebelum hari ke 1 Dengan Sesudah Hari ke 2 Hingga ke 5.



Berdasarkan grafik pada Gambar 7, intensitas suara ikan sesudah ditambahkan garam pada hari ke 2 memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas sesudah ditambahkan kadagar garam pada hari ke 3, 4, dan 5 dengan nilai intensitas yaitu -42,1 dB. Nilai intensitas sebelum ditambahkan garam pada hari ke 1 memiliki nilai intensitas yang sangat rendah, dibandingkan dengan nilai intensitas setelah ditambahkan garam. Adapun nilai intensitas sebelum ditambahkan garam memiliki nilai awal -45,2 dB dan nilai akhir -47,9 dB dengan nilai akhir frekuensi yaitu 19,6 kHz. Nilai intensitas pada hari ke 2, 3, dan 4 sesudah penambahan garam terlihat tidak jauh berbeda, hal ini mungkin disebabkan ikan sudah mulai terbiasa dari hari sebelumnya yaitu pada heri ke 1 setelah penambahan garam. Pada hari ke 5 setelah penambahan kadar garam nilai intensitas memiliki nilai intensitas yang memiliki nilai intensitas terendah yaitu pada kurun waktu kira-kira pada detik 20 – 40 dalam durasi total yaitu 1 menit.

Berikut ini ditampilkan lima grafik perbedaan intensitas suara ikan dengan jumlah yang berbeda-beda. Intensitas., suara ikan sebelum pada hari ke 1 ditunjukkan oleh grafik berwarna merah putus-putus , Sesudah penambahan garam pada hari ke 6 yaitu berwarna biru, sesudah ditambahkan garam pada hari ke 7 berwarna hijau, sesudah ditambahkan garam pada hari ke 8 yaitu berwarna hitam, dan yang terakhir sesudah penambahan garam pada hari ke 9 yaitu berwarna kuning. Hasil tersebut ditunjukkan pada Gambar 8.



Gambar 8. Grafik Hubungan Frekuensi-Intensitas Sebelum hari ke 1 Dengan Sesudah Hari ke 6 Hingga ke 9.



Berdasarkan grafik yang ditunjukkan pada Gambar 8 jelas terlihat nilai intensitas sesudah ditambahkan garam pada hari ke 6 dan ke 8 memiliki intensitas yang hampir sama sehingga terlihat seperti menimpa garis yang dihasilkan oleh figure pada MATLAB. Kemungkinan hal ini disebabkan dengan adanya kadar garam yang masih menempel pada tubuh ikan dan ikan belum terbiasa dengan kadar garam yang ditambahkan yaitu pada salinitas 14 dan 18 ppm. Nilai intensitas pada hari ke 9 memiliki nilai intensitas yang berada di tengah-tengah nilai tertinggi dan terendah yaitu dengan nilai awal -48,0 db dan nilai akhir -48,9 dB. Nilai intensitas pada hari ke 9 memiliki kestabilan nilai intensitas dengan kurun waktu berkisar detik ke 14- 58 dengan nilai akhir frekuensi yaitu 19,6 kHz. Sedangkan pada hari ke 7 sesudah penambahan garam memiliki nilai intensitas yang sangat tinggi yaitu dengan nilai awal -43,7 dB dan nilai akhir -46,8 dB.

Berikut ini ditampilkan enam grafik perbedaan intensitas suara ikan dengan jumlah yang berbeda-beda. Intensitas., suara ikan sebelum pada hari ke 1 ditunjukkan oleh grafik berwarna merah putus-putus , Sesudah penambahan garam pada hari ke 10 yaitu berwarna biru, sesudah ditambahkan garam pada hari ke 11 berwarna hijau, sesudah ditambahkan garam pada hari ke 12 berwarna hitam, sesudah ditambahkan garam pada hari ke 13 yaitu berwarna kuning, dan yang terakhir yaitu sesudah ditambahkan garam pada hari ke 14 berwarna magenta . Hasil tersebut ditunjukkan pada Gambar 9.




Gambar 9. Grafik Hubungan Frekuensi-Intensitas Sebelum hari ke 1 Dengan Sesudah Hari ke 10 hingga ke 14.



Berdasarkan Gambar 9 terlihat nilai intensitas sebelum ditambahkan garam pada hari ke 1 jauh berbeda. Nilai intensitas sebelum ditambahkan garam dengan sesudah ditambahkan garam pada hari ke 10,13,dan 14 memiliki nilai yang hampir sama yaitu dengan nilai awal intensitas -48 dB dan dengan nilai akhir yaitu -48,5 dB. Nilai intensitas sebelum ditambahkan garam pada hari ke 1 bernilai dengan awal intensitas -45,8 dB tetapi hasil akhir nilai intensitas memiliki nilai -47,2 dB. Sedangkan nilai intensitas sesudah ditambahkan garam pada hari 12 terlihat memiliki nilai intensitas yang berada ditengah-tengah. Sedangkan nilai intensitas sesudah pada hari ke 11 memiliki nilai intensitas terendah dengan kurun waktu yaitu detik 20-60 dengan nilai awal intensitas yaitu -49 dB dan dengan nilai akhir yaitu -49,8 dB dengan frekuensi akhir yaitu 19,6 kHz.

Nilai intensitas pada Gambar 9 menunjukkan adanya kesesuaian karakteristik nilai intensitas suara dengan salinitas yang ada, yaitu semakin banyak atau semakin tingginya kadar garam yang ada di dalam air maka pergerakan ikan Guppy akan semakin melemah atau akan menghasilkan nilai intensitas yang semakin kecil. Menurut (Emberlin 1983) ikan – ikan kecil tidak mungkin tahan jika terkenai salinitas yang cukup tinggi terutama pada ikan air tawar, namun setidaknya banyak penelitian telah menunjukan beberapa keterbatasan toleransi salinitas bawah dan di atas air laut. Hal ini menunjukkan bahwa ikan Guppy mampu bertahan pada salinitas yaitu 30 ppm .

Berdasarkan hasil pengolahan yang menggunakan MATLAB dan menghasilkan figure , nilai intensitas pada hari ke 10,13,14 sesudah ditambahkan garam memiliki nilai intensitas yang hampir sama yaitu dengan nilai awal yang sama yaitu -48 dB dan dengan nilai akhir intensitas yang sama yaitu pada frekuensi 19,6 kHz dengan nilai intensitas -48,5 dB. Grafik intensitas suara ikan sesudah ditambahkan garam pada hari ke 3 dan 7 memiliki intensitas yang lebih tinggi, dengan rata-rata intensitas yaitu berada pada -44,0 dB pada range waktu yaitu detik 40-50. Nilai intensitas sebelum ditambahkan garam pada hari ke 1 memiliki nilai intensitas yang sangat rendah, dibandingkan dengan nilai intensitas setelah ditambahkan garam pada hari ke 1 - 7.

Nilai intensitas sebelum ditambahkan garam memiliki nilai awal -44,2 dB dan nilai akhir -47,2 dB dengan nilai akhir frekuensi yaitu 19,6 kHz. Nilai intensitas pada hari ke 2 dan ke 3 sesudah penambahan garam terlihat tidak jauh berbeda, hal ini mungkin disebabkan ikan sudah mulai terbiasa dari hari sebelumnya yaitu pada hari ke 1 setelah penambahan garam. Nilai




intensitas sesudah ditambahkan garam pada hari ke 11,12,13, dan 14 lebih rendah dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Hal ini jelas terlihat bahwa ikan Guppy melakukan pergerakan yang sangat sedikit sehingga menyebabkan intensitas suara ikan Guppy memiliki nilai yang kecil.


IV. KESIMPULAN

Ikan Guppy (Poecilia reticulata) mampu hidup dan masih mampu mengeluarkan spektrum suara selama 14 hari Penambahan kadar garam 2 g/mol hingga hari ke 14 dengan perubahan salinitas hingga 30 ppm. Ikan Guppy mampu bertahan dalam kondisi perairan yang sangat rentan dengan kematian.

Secara umum ikan mengalami penurunan range intensitas setelah penambahan kadar garam. Range intensitas, 29 dB s/d 33 dB sebelum penambahan, dan 24 s/d 31 dB sesudah penambahan kadar garam, dengan range Frekuensi 0 – 19,6 kHz.

V. DAFTAR PUSTAKA


Emberlin, J. C. 1983. Introduction to Ecology. Mac Donald and Evans. Estrover,

Plymouth.

Greene, P. L. 1997. Optimal Processing and Performance Evaluation of Passive Acoustic Sistems. Massachusetts Institute of Technology. Boston.

Lugli, M., Yan, H. Y., Fine, M. L. 2003. Acoustic communication in two freshwater gobies: the relationship between ambient noise, hearing

thresholds and sound spectrum. Journal of Comparative Phisiology A, 189 : 309–320.

Pratt, Mary M. 1975. Better Angling With Simple Science: The White Friars

Press. London.

Popper, A.N. dan C.Plat. 1993. Inner Ear and Lateral Line P. 116 – 117. In David

H. Evans. (ed). The Physiology Of Fishes. CRC Press. Boca Raton.

Simmonds J. & MacLennan D. (2005). Fisheries Acoustics: Theory and Practice, second edition. Blackwell

Sullivan, H. S. (1994). The psychiatric interview. New York: Norton.

Winn, H.E. 1972. Acoustic Discrimination By The Road FishWith Comments On

Signal System. P 361 – 381. In Howard E. Winn. Dan Bori J. Olla. (ed)

Behavior Of Marine Animals Vol 2: Vertebrates. Plenum Press. New



york.

Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 126-127.



www.aquaticcommunity.com (diakses tanggal 14 Agustus 2013 ).









Yüklə 72,49 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə