Sistem imun : semua mekanisme yg digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yg dapat ditimbulkan berbagai bahan dlm lingkungan hidup. Sistem imun



Yüklə 476 b.
tarix17.01.2018
ölçüsü476 b.
#21458



Sistem imun : semua mekanisme yg digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yg dapat ditimbulkan berbagai bahan dlm lingkungan hidup.

  • Sistem imun : semua mekanisme yg digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yg dapat ditimbulkan berbagai bahan dlm lingkungan hidup.

  • Imunitas : adalah merupakan jawaban reaksi tubuh terhadap bahan asing secara molekuler maupun seluler.

















Pertahanan tubuh yg tdk spesifik & mrp bagian dari sistem immun yg berfungsi sbg barier terdepan pada awal terjadinya infeksi penyakit  Natural / native immunity

  • Pertahanan tubuh yg tdk spesifik & mrp bagian dari sistem immun yg berfungsi sbg barier terdepan pada awal terjadinya infeksi penyakit  Natural / native immunity

  • Sistem imun non spesifik meliputi :

  • 1. Pertahanan Fisik / Mekanik

  • 2. Pertahanan Biokimiawi

  • 3. Pertahanan Humoral

  • 4. Pertahanan Seluler



Kulit, Selaput lendir, Silia, Batuk & Bersin

  • Kulit, Selaput lendir, Silia, Batuk & Bersin

  • Kulit rusak akibat luka bakar

  • Selaput lendir rusak krn asap rokok

  • Tekanan oksigen ↑ paru bagian atas



pH asam keringat, sekresi sebaseus serta asam lemak yg dilepas kulit  b’sifat asam  denaturasi protein membran bakteri  # infeksi.

  • pH asam keringat, sekresi sebaseus serta asam lemak yg dilepas kulit  b’sifat asam  denaturasi protein membran bakteri  # infeksi.

  • Lisozim di keringat, ludah, air mata, ASI  perlindungan thd bakteri gram (+) ve  m’rusak peptidoglikan dinding sel bakteri

  • Enzim Lakto oksidase di ASI & Saliva  m’rusak dinding sel mikroba  kebocoran sitoplasma.



4. Antibodi & Komplemen di Saliva berfungsi sbg opsonisasi bakteri.

  • 4. Antibodi & Komplemen di Saliva berfungsi sbg opsonisasi bakteri.

  • 5. Asam Neuraminik di ASI bersifat sbg antibakterial terhadap E. Coli & Stafilokokus

  • 5. Asam Klorida di Lambung  m’ciptakan suasana asam yg dpt m’cegah infeksi.

  • 6. Enzim Proteolitik, Antibodi & Empedu di usus halus  menciptakan suasana yg dpt m’cegah infeksi.



7. pH asam di Vagina  m’cegah infeksi M.O

  • 7. pH asam di Vagina  m’cegah infeksi M.O

  • 8. Spermin di Sperma  m’cegah infeksi M.O

  • 9. Laktoferin & Transferin di serum  m’ikat Fe (besi) yg mrp metabolit esensial utk pertumbuhan M.O spt Pseudomonas.



Komplemen (C)

  • Komplemen (C)

  • Interferon (IFN)

  • C-Reaktif Protein (CRP)

  • Kolektin



Tdd sejumlah protein yg jika diaktifkan akan memberi proteksi thd infeksi & berperan dlm respon Inflamasi.

  • Tdd sejumlah protein yg jika diaktifkan akan memberi proteksi thd infeksi & berperan dlm respon Inflamasi.

  • Diproduksi o/ Monosit & hepatosit

  • Di serum normal C bersama Antibodi mampu membunuh bakteri gram (-) ve

  • C diaktifkan langsung oleh :

  • - M.O/produknya (jalur alternatif imun inate)

  • - Antibodi (jalur klasik imunitas adaptif)



Lisis sel bakteri dan virus

  • Lisis sel bakteri dan virus

  • Opsonisasi dg meningkatkan fagositosis Ag

  • Mengikat reseptor komplemen sel immun  meningkatkan fungsi sel immun

  • Immun clereance



Mrp sitokin glikoprotein

  • Mrp sitokin glikoprotein

  • Diproduksi o/ Makrofage yg teraktivasi, Natural Killer Sel (NK sel) & sel tubuh yg m’kandung nukleus.

  • Respon thd infeksi virus.

  • Mpy efek anti virus & dpt m’induksi sel di sekitar sel yg terinfeksi virus  sel resisten thd virus.



Fungsi membantu respon immun dg :

  • Fungsi membantu respon immun dg :

  • Menghambat replikasi virus pada host

  • Aktivasi NK sel dan Makrofage

  • Meningkatkan presentasi Ag thd Limfosit

  • Meningkatkan resistensi sel host yg terinfeksi virus



Mrp protein fase akut

  • Mrp protein fase akut

  • Dg bantuan Ca mampu mengikat fosforikolin yg mrp penyusun dinding M.O

  • Peningkatan sintesa CRP pada kondisi Infeksi  Viskositas plasma ↑  Laju Endap darah (LED) ↑.



Mrp protein yg berfungsi sbg opsonin yg mampu mengikat karbohidrat pada permukaan M.O

  • Mrp protein yg berfungsi sbg opsonin yg mampu mengikat karbohidrat pada permukaan M.O



Fagosit

  • Fagosit

  • Makrofage

  • Natural Killer Sel (NK)

  • Sel Mast



Termasuk sistim kekebalan non-spesifik

  • Termasuk sistim kekebalan non-spesifik

  • Terdiri dari :

    • 1. Makrofag
    • 2. Monosit = prekursor makrofag
    • 3. Granulosit
  • Fungsi :

    • a. Mencerna bakteri/partikel  fagositosis  
    • b. Produksi sitokin → a.l. aktivasi sel limfosit
    • c. Presentasi antigen


Sel fagosit terdiri atas dua kelompok, yaitu :

  • Sel fagosit terdiri atas dua kelompok, yaitu :

  • 1. Granulosit ( PMN ) : 70% ε lekosit

    • Netrofil : 68% lekosit.
    • Eosinofil : 1% lekosit
    • Basofil : 1% lekosit
  • 2. Agranulosit (Sel mononuklear) : 30% ε lekosit

  • - Limfosit : 25% lekosit

  • - Monosit / makrofag : 5% lekosit







Bekerja secara :

  • Bekerja secara :

    • - Independen
    • - Mendukung kerja sel-sel imun
  • Terdiri dari :

    • 1. Sistem komplemen
    • 2. Antibodi
    • 3. Sitokin


Sitokin (sito= sel ; kinos= pergerakan) adalah suatu molekul signaling yg digunakan komunikasi sel.

  • Sitokin (sito= sel ; kinos= pergerakan) adalah suatu molekul signaling yg digunakan komunikasi sel.

  • Sitokin adalah peptida, protein atau glikoprotein yg diproduksi sbg respon thd mikroba /Ag lain yg memperantarai & mengatur sistem immun.

  • Sitokin memperantarai reaksi inflamasi dan berperan sebagai stimulator hematopoiesis



Sitokin disekresikan oleh sel immun yg terpapar patogen.

  • Sitokin disekresikan oleh sel immun yg terpapar patogen.

  • Semua sel berinti khususnya sel endo/epitel dan makrofage potensial memproduksi IL-1, IL-6, and TNF-α

  • Kadar Sitokin (IL-6) meningkat 1000 x pada kondisi infeksi dan trauma

  • Sitokin berperan dalam pertahanan spesifik maupun non spesifik.



Aksi Sitokin adalah

  • Aksi Sitokin adalah

  • - autocrine :

  • bekerja pd sel yg memproduksi dirinya

  • - paracrine,

  • bekerja pd sel tetangga

  • - endocrine.

  • difusi ke bagian tubuh melalui aliran plasma



Sitokin yg berikatan dg Ab memiliki efek immun lebih kuat daripada sitokin sendiri.

  • Sitokin yg berikatan dg Ab memiliki efek immun lebih kuat daripada sitokin sendiri.

  • Hal ini berperan untuk penurunan dosis terapi.

  • Stimulasi berlebihan terhadap sitokin merupakan pemicu syndrome yg berbahaya  cytokine storm



Sitokin diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, sel yg mensekresi /target aksinya

  • Sitokin diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, sel yg mensekresi /target aksinya

  • Klasifikasi dari Sitokin :

  • -Lymphokine (cytokines made by lymphocytes),

  • -Monokine (cytokines made by monocytes),

  • -Chemokine (cytokines w/ chemotactic activities)

  • -Interleukin (cytokines made by one leukocyte & acting on other leukocytes).



Sitokin dibuat oleh beberapa sel immun dan yg paling dominan adalah sel T helper (Th) dan Makrofage.

  • Sitokin dibuat oleh beberapa sel immun dan yg paling dominan adalah sel T helper (Th) dan Makrofage.

  • Kelompok Sitokin yg memiliki struktur 3 dimensi dg 4 bundles of α-helices dibagi menjadi 3 sub kelompok :

  • - the IL-2 subfamily

  • - the interferon (IFN) subfamily

  • - the IL-10 subfamily



Kelompok IL-1 family, anggotanya adalah IL-1 and IL-18

  • Kelompok IL-1 family, anggotanya adalah IL-1 and IL-18

  • Kelompok IL-17 family, memiliki karakter yang lengkap  kelompok sitokine ini mempunyai efek khusus meningkatkan proliferasi sel T yg menyebabkan efek sitotoksik,



Peningkatan respon sitokin type 1 (IFN-γ, TGF-β, etc.), dan type 2 (IL-4, IL-10, IL-13, etc.), untuk membantu respon terhadap Ab.

  • Peningkatan respon sitokin type 1 (IFN-γ, TGF-β, etc.), dan type 2 (IL-4, IL-10, IL-13, etc.), untuk membantu respon terhadap Ab.

  • Gangguan regulasi sitokin diatas berperan dalam patogenesis autoimmun disease



Pada sistem imun non spesifik sitokine memperantarai rx inflamasi terhadap Mikroba dan stimulasi sistem imun spesifik.

  • Pada sistem imun non spesifik sitokine memperantarai rx inflamasi terhadap Mikroba dan stimulasi sistem imun spesifik.

  • Pada sistem imun spesifik sitokine m’stimulasi proliferasi dan diferensiasi Limfosit yg distimulasi Ag dan aktivasi efektor sel.



Interleukin 1 (IL-1), which activates T cells;

  • Interleukin 1 (IL-1), which activates T cells;

  • IL-2, which stimulates proliferation of antigen-activated T and B cells;

  • IL-4, IL-5, and IL-6, which stimulate proliferation and differentiation of B cells;

  • Interferon gamma (IFN-Ÿ), which activates macrophages;

  • and IL-3, IL-7 and Granulocyte Monocyte Colony-Stimulating Factor (GM-CSF), which stimulate hematopoiesis.





Pleiotropism

  • Pleiotropism

  • Satu sitokin memiliki beberapa efek pada sel yang berbeda.

  • Contoh peran IL-4 pada :

  • - Sel B  Produksi Ig E

  • - CD4 Sel T  Diferensiasi TH2

  • - Makrofage  Inhibisi



2. Rebundancy

  • 2. Rebundancy

  • Beberapa jenis sitokin mempunyai efek yang sama (overlapping).

  • Contoh : IL-2, IL-4, IL-5 memiliki efek yg sama pada sel Limfosit B  utk keperluan Proliferasi.



3. Sinergy

  • 3. Sinergy

  • 2 atau lebih jenis sitokine secara sinergis memiliki efek yg lebih besar dr pada penjumlahan efek yg dimiliki keduanya.

  • Contoh : a = 1, b = 2

  • Sinergi : a + b > 3

  • IFN dan TNF  meningkatkan expresi MHC kelas I pada sejumlah sel.



4. Antagonisme

  • 4. Antagonisme

  • Satu sitokine mempunyai efek berlawanan dengan sitokine yg lain.

  • Contoh :

  • IFN  Meningkatkan Aktivasi Makrofage

  • IL-4  Menghambat aktivasi Makrofage



Kemokin adalah singkatan dari Kemotaktik sitokin.

  • Kemokin adalah singkatan dari Kemotaktik sitokin.

  • Kelompok homolog sitokine yg berperan stimulasi pergerakan leukosit dan mengatur perpindahan leukosit dari darah ke jaringan.

  • Semua kemokin adalah polipeptide dg masa 8-12 KD.

  • Jenis kemokin yg telah teridentifikasi 50 item.



Kemokin bukan hanya memiliki peran sbg Kemoatraktan Leukosit (seny. Kimia penarik leukosit ke tempat terinfeksi) tapi memiliki sejumlah fungsi a.l. :

  • Kemokin bukan hanya memiliki peran sbg Kemoatraktan Leukosit (seny. Kimia penarik leukosit ke tempat terinfeksi) tapi memiliki sejumlah fungsi a.l. :

  • 1. Rekruit sel yg berperan dlm imunitas ke tempat yg terinfeksi.

  • 2. Mengatur lalu lintas Limfosit dan Leukosit lain melalui jaringan perifer Limphoid.

  • 3. Berhubungan dengan perkembangan berbagai organ.



Sistem pertahanan tubuh lapis kedua bila innate immunity tdk mampu mengeliminasi agen penyakit.

  • Sistem pertahanan tubuh lapis kedua bila innate immunity tdk mampu mengeliminasi agen penyakit.

  • Fagosit tdk mengenali agen infeksi krn hanya sedikit reseptor yg cocok utk agen tsb atau agen tsb tdk bertindak sbg faktor antigen terlarut (soluble antigen) aktif.

  • Sistem ini melibatkan kerjasama antara Antibodi, Komplemen, Fagosit, Sel T, Makrofage.



Sistem imun selular spesifik

  • Sistem imun selular spesifik

  • Efek :

    • Sel inducer → aktivasi sitotoksik
    • Sel sitotoksik → menghancurkan antigen
  • Tugas khusus sebagai :

  • a.T helper 1 : mengaktifkan makrofag

  • b.T helper 2 : membantu sel B hasilkan antibodi

  • c. T killer : sel pembunuh

  • d.T-supressor/T-regulator : mengontrol kerja agar tak berlebihan



Sistem imun humoral spesifik

  • Sistem imun humoral spesifik

  • Berkembang jadi :

  • - Sel plasma yg memproduksi antibodi

  • Ig G, Ig M, Ig A, Ig D, Ig E

  • - Sel-sel B-memori :



ANTIBODI ( Imunoglobulin = Ig):

  • ANTIBODI ( Imunoglobulin = Ig):

  • Bahan yg dibentuk sbg akibat rangsangan imunogen dan bereaksi secara spesifik dg imunogen yg menginduksinya .

  • Dapat bereaksi dgn Ag yg struktural mendekati Ag penginduksi Ab spesifik, shg menyebabkan  Reaktifitas Silang

  • (Cross reaction).



Ehrlich’s Side-chain Theory :

  • Ehrlich’s Side-chain Theory :

  • Substansi dihasilkan setelah terpapar benda asing.

  • 2. Instructive Theory ( Landsteiner ) :

  • Spesifisitas Ab terbentuk setelah bergabung dgn Ag , jadi antigen sbg template.

  • Selective Theory ( Jerne ) :

  • Ab yg keluar sudah spesifik.

  • 4. Clonal Selection Theory ( Burnet ) :

  • 5. Germ line & Somatic mutation



Fungsi :

  • Fungsi :

  • 1. Mengikat molekul antigen

  • 2. Membangun fenomena biologi sekunder

  • - Opsonisasi

  • - Aktifasi Komplemen

  • - Efek Sitotoksik











Yang berikatan dengan epitop adalah CDR

  • Yang berikatan dengan epitop adalah CDR

  • Ikatan Ab – Ag : non kovalen

  • ( ik.van der waals, ik hidrogen, hidrofobik, gaya elektostatik)

  • Fragmen konstan ( Fc) menentukan fungsi efektor yang spesifik terhadap setiap tipe Ig



Imunoglobulin G (Ig G)

  • Imunoglobulin G (Ig G)

  • Imunoglobulin D (Ig D)

  • Imunoglobulin M (Ig M)

  • Imunoglobulin E (Ig E)

  • Imunoglobulin A (Ig A)



Fungsi utama :

  • Fungsi utama :

  • Ab utama pada respon sekunder

  • melakukan opsonisasi bakteri sehingga mudah di fagosistosis

  • mengikat komplemen

  • menetralkan toksin bakteri dan virus

  • melintasi plasenta



75 % Ig

    • 75 % Ig
    • CSF, Urin, Darah, Cairan SSP, Peritoneal
    • Menembus plasenta imunitas bayi 6-9 bulan
    • Meningkat pd Infeksi kronis & autoimun
    • Mengaktifkan C via jalur klasik




Fungsi :

      • Fungsi :
        • Mencegah gerakan M patogen
        • Memudahkan fagositosis
        • Aglutinator
        • Mengaktifkan C via jalur klasik
        • Respon primer terhadap suatu antigen
        • Fiksasi komplemen
        • Reseptor antigen pada permukaan sel B




  • Marker diferensiasi sel B yg sudah matang

  • Kadar meningkat pada infeksi dini (akut)

  • Fungsi utama belum jelas

  • Ditemukan pada banyak permukaan sel B





Terdapat dengan 2 struktur,

  • Terdapat dengan 2 struktur,

  • 1. IgA serum ( monomer atau dimer )

  • 2. Ig A sekretori ( dimer )

  •  keduanya mempunyai rantai J (J Chain) FUNGSI UTAMA : -Ig A sekretori menghalangi pengikatan bakteri dan virus pada membran mukosa -tidak mengikat komplemen



Kadar dalam serum sedikit, meningkat pada infeksi kronik saluran napas & GIT.

    • Kadar dalam serum sedikit, meningkat pada infeksi kronik saluran napas & GIT.
    • Menetralisir & mencegah kontak toxin, virus
    • Terdapat di cairan sekresi RT, GIT, UGT, air mata, keringat, saliva, ASI
    • eq :TB, Sirosis alkoholik, Coeliac D’, Kolitis Ulseratif, Crone D’
    • Mengaktifkan C via jalur alternatif






Fungsi Utama :

  • Fungsi Utama :

  • melepaskan mediator dari sel mast dan basofil setelah seseorang terkena allergen

  • pertahanan utama thd infeksi cacing

  • ( dengan melepas enzim dari eosinofil )

  • tidak memfiksasi komplemen



Mudah diikat sel mast, basofil, eosinofil

      • Mudah diikat sel mast, basofil, eosinofil
      • Kadar meningkat pada :
        • Alergi, infeksi cacing, Schistosomiasis, trikinosis
      • Imunitas parasit






Gangguan Ig, termasuk diantaranya peningkatan produksi Ig tertentu misalnya pada kasus multiple myeloma (suatu kondisi neoplastik),

  • Gangguan Ig, termasuk diantaranya peningkatan produksi Ig tertentu misalnya pada kasus multiple myeloma (suatu kondisi neoplastik),

  • Melalui elektroforesis pada serum atau urin, akan menghasilkan peningkatan Ig tertentu atau satu partikel rantai ringan ( disebut bence jones protein)



Penurunan produksi salah satu Ig, atau penurunan semua jenis Ig berhubungan erat dengan suatu penyakit.

  • Penurunan produksi salah satu Ig, atau penurunan semua jenis Ig berhubungan erat dengan suatu penyakit.

  • Misalnya pada gangguan genetik / abnormalitas  misalnya a-gamma globulinemia (produksi Ig G yg tidak ada )



Antigen : substansi yang dapat mengikat antibodi spesifik.

  • Antigen : substansi yang dapat mengikat antibodi spesifik.

  • Tdk semua Ag menghasilkan respon imunogenik

  • Tetapi semua imunogen adalah Ag (Immunobiology, Janeway and Travers, 1994).



Ag umumnya suatu proteins/polysaccharides.

  • Ag umumnya suatu proteins/polysaccharides.

  • Antigen meliputi bagian (coats, capsules, dinding sel, flagella, fimbrae, dan toxins) dari bacteria, viruses, dan atau M.O lain.

  • Lipids dan asam nukleat bersifat antigenik ketika berikatan dg protein dan polisakarida.

  • Non mikroba exogen Ag meliputi polen, putih telur, protein dari transplantasi jaringan / organ atau permukaan sel darah ditransfusi.



Tolerogen : substansi yg tidak mencetuskan respon immun krn bentuk molekul, bila bentuk molekul berubah maka Tolerogen  Imunogen.

  • Tolerogen : substansi yg tidak mencetuskan respon immun krn bentuk molekul, bila bentuk molekul berubah maka Tolerogen  Imunogen.

  • Allergen : substansi yg dpt menyebabkan reaksi alergi. Reaksi timbul setelah expose dg Alergen melalui ingestion, inhalation, injection, atau kontak dg kulit



Exogen Ag masuk ke dalam tubuh melalui inhalation, ingestion, atau injection.

  • Exogen Ag masuk ke dalam tubuh melalui inhalation, ingestion, atau injection.

  • Via endocytosis / phagocytosis,  Ag diikat APC (antigen-presenting cells) dan diproses menjadi fragmen.

  • APCs kmd mempresentasi fragmen pada sel T helper (CD4+) melalui MHC II

  • Sel T spesifik terhadap ikatan peptida-MHC komplek  m’aktivasi & memproduksi Sitokin.

  • Sitokin ; substansi yg dpt mengaktivasi cytotoxic T lymphocytes (CTL), sekresi Ab oleh sel B, Makrofage dan partikel lain.



Endogen Ag dibentuk dalam sel sbg hasil metabolisme sel normal atau karena infeksi virus / bakteri intra sel.

  • Endogen Ag dibentuk dalam sel sbg hasil metabolisme sel normal atau karena infeksi virus / bakteri intra sel.

  • Ag diikat APC  Fragmet kmd dipresentasikan APC pada sel T helper (CD 8 +) melalui MHC I.

  • Bila cytotoxic CD8+ T cells mengenali akan terjadi aktivasi dan sel T akan mensekresi toksin yang menyebabkan lisis atau apoptosis sel yg terinfeksi.

  • Endogenous antigens meliputi xenogenic (heterologous), autologous and idiotypic or allogenic (homologous) antigens



Autoantigen pada umumnya adalah normal protein atau komplex protein (DNA or RNA) yg dikenali sistem imun px yg menderita penyakit autoimun spesifik.

  • Autoantigen pada umumnya adalah normal protein atau komplex protein (DNA or RNA) yg dikenali sistem imun px yg menderita penyakit autoimun spesifik.

  • Ag tsb seharusnya pada kondisi normal bukan menjadi target immun sistem tapi karena faktor genetik dan lingkungan, dianggap Ag shg dimusnahkan sistem immun.



Native antigen adalah Ag yg masih belum diproses oleh APC menjadi partikel lebih kecil (fragment).

  • Native antigen adalah Ag yg masih belum diproses oleh APC menjadi partikel lebih kecil (fragment).

  • T cells tdk dpt mengikat native antigens, tetapi memerlukan pemrosesan oleh APC agar sel B dapat teraktivasi oleh Native Ag yg lain.



IMUNOGEN :

  • IMUNOGEN :

      • Molekul yg dapat menginduksi timbul-nya respon imun pd host ybs.
      • BM >>, epitope >>
  • ANTIGEN :

      • BM < 5.000 dalton, single epitope.
  • EPITOPE :

  • bagian Ag yg dpt menginduksi pembentukan Ab & dpt diikat secara spesifik oleh bagian Ab atau reseptor pd limfosit.



A. KARBOHIDRAT (Polisakarida)

  • A. KARBOHIDRAT (Polisakarida)

      • Umumnya imunogenik.
      • Glikoprotein pada permukaan membran sel.
      • Gol. Darah ABO.
  • B. LIPID

      • Biasanya tidak imunogenik, menjadi imunogenik bila diikat carrier protein.
      • Bersifat sbg hapten (sphingolipid)


C. PROTEIN

  • C. PROTEIN

    • Kebanyakan imunogenik multideterminan & univalen.
  • D. ASAM NUKLEAT

    • Tidak imunogenik, menjadi imunogenik bila diikat carrier protein.
    • Respon imun thd DNA terjadi pd penderita SLE.






A. NATURE OF ANTIGEN-ANTIBODY REACTIONS :

  • A. NATURE OF ANTIGEN-ANTIBODY REACTIONS :

    • Lock and Key Concept
    • Non-covalent Bonds : hydrogen bonds, electrostatic bonds, Coulombic, Van der Waals forces and hydrophobic bonds
    • Reversible ( disosiasi )
    • B. AFFINITY AND AVIDITY
    • Afinitas Ab : Kekuatan ikatan satu Ab & Epitop
    • Aviditas : Kekuatan ikt Ab dg Epitop k’seluruhan




C. SPECIFICITY AND CROSS REACTIVITY

  • C. SPECIFICITY AND CROSS REACTIVITY

    • Specificity.
    • Perbedaan Ab, dipengaruhi :
        • Struktur primer.
        • Bentuk isomer.
        • Struktur sekunder & tersier
    • Cross reactivity




Rx. Ag/Ab  Use to Diagnostik

  • Rx. Ag/Ab  Use to Diagnostik

  • Factors affecting measurement of Ag/Ab reactions :

    • Affinity
    • Avidity
    • Ag : Ab ratio
    • Physical form of the antigen


Agglutination Tests :

  • Agglutination Tests :

      • Agglutination / Hemagglutination
      • Passive hemagglutination
      • Coombs Test (Antiglobulin Test)
      • Hemagglutination Inhibition
  • Precipitation tests :

      • Radial Immunodiffusion ( Mancini )
      • Immunoelectrophoresis
      • Countercurrent electrophoresis


Radioimmunoassay (RIA) / Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

  • Radioimmunoassay (RIA) / Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

  • Tests for Cell Associated Antigens

  • Complement Fixation Test



Peristiwa terjadinya agregasi yg tampak sbg akibat interaksi antara ANTIGEN yg tak larut

  • Peristiwa terjadinya agregasi yg tampak sbg akibat interaksi antara ANTIGEN yg tak larut

  • ( Aglutinogen ) dengan ANTIBODI ( Aglutinin ).

  • Faktor-faktor yg mempengaruhi Aglutinasi

  • A. Rasio Ag & Ab. B. Jenis Ab : Ig M > mudah d/p Ig G. C. Waktu Inkubasi, u/ m’beri waktu ikatan Ag- Ab D. Medium : Suhu, pH, kekuatan ion-ion, viscositas, molaritas E. Enzim proteolitik.



1. Agglutination / Hemagglutination  Memakai Ag permukaan sel SDM, bakteri.  Fungsi : u/ mengetahui adanya Ab.  Eq : Widal Test, Gol. darah

  • 1. Agglutination / Hemagglutination  Memakai Ag permukaan sel SDM, bakteri.  Fungsi : u/ mengetahui adanya Ab.  Eq : Widal Test, Gol. darah



2. Passive & Reverse Passive agglutination

  • 2. Passive & Reverse Passive agglutination

  • Ag diikatkan partikel carrier ( Latex, gelatin, Eritrosit, karbon, kolodion ) Eq : Deteksi Ab nontreponemal pd Sifilis Faktor Reumatoid, Ab Rubella Ab Thyroglobulin

  • RPHA u/ menentukan ANTIGEN IHA / PHA u/ menentukan ANTIBODI Eq : penentuan HBsAg & Anti HBsAg



3. INHIBITITION AGGLUTINATION

  • 3. INHIBITITION AGGLUTINATION

  • Eq : tes HCG

  • 4. COOMB’S TEST

  • a. Test Antiglobulin langsung ( DAT ) :

  •  Ikatan Ag-Ab telah terjadi invivo.

  •  u/ deteksi coating SDM oleh Ab / C

  • b. Test Antiglobulin tdk langsung (IAT)



Butuh kesempurnaan komponen :

  • Butuh kesempurnaan komponen :

  • Utuhnya barrier eksternal

  • Pengenalan Antigen

  • Pemrosesan & Presentasi Antigen

  • Mekanisme bacterial killing

  • Jumlah, maturasi dan fungsi efektor sel imunokompeten

  • Produksi Antibodi, sitokin, kemokin, molekul adhesi, komplemen, dll.



Sering / rentan terhadap Infeksi :

  • Sering / rentan terhadap Infeksi :

  • - Bakteri & patogen ekstra sel

  • - Virus & patogen intrasel

  • - Patogen yg tdk umum / jarang

  • Cenderung menderita kanker

  • Menderita penyakit autoimmun





Yüklə 476 b.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə