Tim widyaiswara hisab rukyat balai diklat keagamaan surabaya



Yüklə 0,53 Mb.
tarix02.01.2018
ölçüsü0,53 Mb.
#19078

BAHAN AJAR

PENGANTAR ILMU FALAK



http://www.mandailingonline.com/wp-content/uploads/2010/09/logo-depag.jpg

Oleh :

TIM WIDYAISWARA HISAB RUKYAT

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA

Disampaikan pada :

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF

TENAGA HISAB RUKYAT

SITUBONDO

2016

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Ilmu Falak merupakan ilmu yang sangat langka dan jarang dipelajari oleh manusia, lebih-lebih oleh kaum Muslimin. Di dalam Ilmu Falak dipelajari berbagai hal tentang benda-benda langit, khususnya peredaran Matahari, Bumi dan Bulan. Bidang kajian yang lebih mendalam tentang ilmu Falak adalah yang berhubungan dengan ketentuan pelaksanaan suatu ibadah, misalnya arah kiblat, jadwal awal waktu shalat, awal dan akhir puasa, hari raya haji dan lain sebagainya.

Pada masa sekarang ini, Ilmu Falak berkembang lebih luas dan tidak hanya menjadi wilayah para pecinta astronomi, tetapi kaum muslimin sudah mualai tertarik untuk mendalami ilmu ini dengan salah satu alasan agar kelak mereka dapat memanfaatkan ilmu Falak untuk kesempurnaan pelaksanaan ibadahnya.

Perkembangan Ilmu Falak yang pesat ini belum diikuti dengan intensnya kaum muslimin (pada umumnya) untuk lebih giat melakukan penelitian dan pengembangan yang lebih mendalam. Kebanyakan dari mereka hanya mempelajarinya secara insidentil saja (bila ada pelndikdikan dan latihan) dengan jumlah peminat yang tidak signifikan.

Dalam Ilmu Falak, kita tidak hanya dikenalkan dengan materi teoritis saja, tetapi lebih banyak dilatih dengan banyak praktek, terutama untuk praktek alat-alat yang mungkin jarang kita jumpai. Kita diajak untuk banyak melihat fenomena alam dan belajar ayat-ayat kauniyah yang mungkin sering kita lewati begitu saja.

Dengan belajar Ilmu Falak kita dapat menguatkan pengetahuan, ketrampilan dan keimanan kita kepada Allah SWT. Dengan belajar Ilmu Falak kita mampu mengembangkan berbagai software Ilmu Falak yang kelak akan sangat manfaat untuk kaum Muslim khususnya dan ummat manusia pada umumnya



  1. PERMASALAHAN

Ilmu Falak masih merupkan Ilmu yang menjadi momok di lingkungan kaum Muslim, karena alasan keterbatasan literatur, peralatn dan sumber daya manusia yang mengkaji Ilmu tersebut

BAB II

PEMBAHASAN

  1. DALIL-DALIL YANG DIJADIKAN RUJUKAN

Fenomena yang terjadi di alam semesta tidak akan habis-habisnya kita pelajari, terutama mengenai penciptaan alam semesta, pergantian siang dan malam, terjadinya gerhana matahari maupun gerhana bulan. Mempelajari fenomena alam itu kita kenal dengan ilmu Astronomi (yang berkaitan dengan benda-benda angkasa) atau di dalam Islam kita kenal dengan Ilmu Falak. Dalam mempelajari Ilmu Falak, kita harus bersungguh-sungguh karena sesuai dengan dalil-dalil sebagai berikut :

  1. Al-Qur’an Surat 3 (Ali Imron) : 190



  1. Al-Qur’an Surat 10 (Yunus) : 5



  1. Al-Qur’an 21 (Al-Anbiyaa’) : 33



  1. PERKEMBANGAN ILMU FALAK DI INDONESIA

Di Indonesia Ilmu Falak belum berkembang seperti yang diharapkan. Ilmu ini masih tergolong langka, dan mungkin sudah jarang orang yang memperhatikan, kecuali bila ada kejadian yang luar biasa yang membutuhkan disiplin Ilmu ini. Contoh kasus : terjadinya perbedaan penentuan awal dan akhir Ramadhan.

Ada beberapa perguruan tinggi dan pondok pesantren tertentu yang masih peduli dengan perkembangan Ilmu Falak, tetapi jumlah mahasiswa/santrinya tidak begitu banyak. Meskipun demikian kita patut bersyukur dengan usaha keras mereka, bahkan ada yang mengirim tenaga pengajarnya atau santri untuk belajar lebih mendalam tentang Ilmu Falak di luar negeri/Timur Tengah.

Seiring dengan telah kembalinya para ulama muda yang belajar di Makkah, maka perkembangan ilmu Falak lebih menggembirakan, karena para ulama muda tersebut tidak hanya menimba ilmu tafsir, hadits, fiqh, tauhid dan tasawuf saja, tetapi mereka juga mempelajari ilmu Falak yang selanjutnya ilmu-ilmu tersebut diajarkan kepada santri-santrinya.

Tokoh-tokoh yang mempelopori kajian Falak pertama kali adalah Syekh Taher Jalaluddin al-Azhari dengan karyanya antara lain Pati Kiraan Pada Menentukan Waktu Yang Lima yaitu mengajarkan tentang perhitungan waktu sholat, selanjutnya tokoh yang lain adalah Syekh Abdurrahman ibn Ahmad al-Mishra yang berasal dari Mesir yang pada tahun 1896 M / 1314 H mengunjungi Betawi dengan membawa Zeij Sulthani ( table Astronomi ) yang disusun oleh Muhammad Turghay Ulughbek dan selanjutnya Abdurrahman ibn Ahmad al Mishra mengajarkan kepada ulama muda di Indonesia.

Selanjutnya perkembangan ilmu Falak diajarkankan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Syekh Muhammad Djamil Djambek dengan karya-karyanya berupa penentuan dan pembetulan arah Kiblat dan perhitungan waktu sholat dan penanggalan Hijriyah.

Banyak ormas Islam terutama Muhammadiyah dan NU yang mulai melakukan pengkaderan ahli Falak dengan banyak melakukan pelatihan kadernya secara mandiri. Secara Formal di Kementerian Agama juga melakukan Pendidikan dan Latihan (DIKLAT) Hisab Rukyat meskipun jumlah pesertanya terbatas dan frekuensinyapun masih terbatas.



  1. RUANG LINGKUP ILMU FALAK

Kata ʺfalakʺ berasal dari bahasa Arab yang bermakna orbit, beredar, peredaran benda-benda angkasa. Sedangkan kata ʺastronomiʺ berasal bahasa Yunani, ʺastroʺ berarti bintang, dan ʺnomousʺ atau ʺnomiaʺ berarti ilmu. Ilmu falak (astronomi) atau ilmu falak syar‟i adalah ilmu yang mempelajari peredaran lintasan benda-benda angkasa di jagat raya (terutama matahari, bumi dan bulan) secara sistematis dan ilmiah untuk kepentingan pelaksanaan ibadah umat Islam.


  1. Lintasan Historis Peradaban Ilmu Falak

Dalam sejarah manusia tentang alam dan fenomenanya dari zaman klasik diperkenalkan pertama kali oleh ilmuwan Phytagoras. Dalam perkembangan zaman klasik, pertengahan dan modern terdapat 4 (empat) teori teologi (kenyakinan) dan pemikiran :

  1. Teori Antroposentris

yaitu teori yang menganggap bahwa manusia adalah pusat tata surya. Teori ini dipakai oleh manusia pada zaman purba dan primitif.


  1. Teori Geosentris

yaitu teori yang menganggap bahwa bumi adalah pusat tata surya. Teori ini dikemukakan oleh ilmuwan pertama Aristoteles, kedua Claudius Ptolomeus.


  1. Teori Heliosentris

yaitu teori yang menganggap bahwa matahari adalah pusat tata surya. Teori ini memutarbalikkan teori geosentris. Teori ini merupakan salah satu penemuan yang terpenting sepanjang masa, dan merupakan titik mula fundamental bagi astronomi modern dan sains modern (teori ini menimbulkan revolusi ilmiah). Teori ini dikemukakan oleh ilmuwan Nicholas Copernicus, kemudian dilanjutkan oleh Galileo Galilei, Tycho Brahe dan Johanes Kepler. Teori heliosentris ini adalah satu-satunya teori tentang tata surya yang dapat diterima oleh ilmuwan sampai sekarang.



Gambar 1 : Model Geosentris dan Heliosentris



Gambar 2 : Lintasan Orbit Bintang (Zodiak)-Horoskop



Gambar 3 : Tata Surya Dan Planet Zaman Modern (Heleosentrik)

Gambar 4 : Lintasan Bintang-Bintang Di Langit Ekliptika

Keterangan : Planet pluto masa sekarang dikatagorikan bukan sebagai planet




  1. SISTEM KOORDINAT

Dalam Ilmu Falak sistem koordinat itu secara umum di bagi 2 (dua) yaitu sistem koordinat geografis (geografi) dan sistem koordinat langit.

Sistem koordinat langit di bagi 4 (empat) yaitu :


  1. Sistem koordinat horizon (horizontal coordinate).

  2. Sistem koordinat ekuator geosentrik (geosentric equatorial coordinate).

  3. Sistem koordinat ekliptika geosentrik (geosentric eclipticalcoordinate).

  4. Sistem koordinat ekliptika heleosentrik (heliosentric eclipticalcoordinate).




  1. Istilah Dasar Ilmu Falak yang Digunakan

  1. Data Matahari

  1. Jam

Jam yang digunakan adalah jam standar, yaitu 0 jam sampai 24 jam.

  1. Bujur astronomik ( bujas ) bintang adalah busur pada ekliptika diukur dari titikAries (γ) searah dengan arah ekliptika (arah negatif) sampai ke proyeksi bintang pada ekliptika. Besar bujur astronomik adalah dari 0° sampai 360°. Jika nilai Bujur Astronomi Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomi Bulan, maka terjadi ijtima.

  2. Lintang astronomik ( lintas ) bintang adalah busur pada lingkaran lintang astronomi yang melalui bintang antara bintang itu dengan proyeksinya pada ekliptika. Besar lintang astronomik adalah dari 0° sampai dengan 90° ke arah selatan.

  3. Perata Waktu

Istilah Perata Waktu (Equation of Time, ta’dil al waqt / ta’dil al syams

Perata Waktu adalah selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata-rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil. Data ini digunakan untuk perhitungan mencari dan mengetahui jam bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan.



  1. Data Bulan

  1. Jam

Jam yang digunakan adalah jam standar, yaitu 0 jam sampai 24 jam.

  1. Bujur Astronomi

Istilah Bujur Astronomi (Apparent Longitude). Data yang digunakan adalah Bujur Astronomi Bulan yang terlihat. Bujur Astronomi adalah jarak antara titik Aries diukur sepanjang Lingkaran Eliptika. Nilai angka yang digunakan dalam sudut busur terdiri dari derajat, menit dan detik. Data ini digunakan untuk perhitungan mencari dan mengetahui saat ijtima dan gerhana.

  1. Lintang Astronomi

Istilah Lintang Astronomi (Apparent Latitude). Data yang digunakan adalah Lintang Astronomi Bulan yang terlihat. Lintang Astronomi adalah jarak antara bulan dengan lingkaran Ekliptika diukur sepanjang lingkaran Kutub Ekliptika. Nilai maksimum dari Lintang Astronomis Bulan adalah 5o8‟ (lima derajat delapan menit). Nilai positip (+) berarti bulan berada di sebelah Utara Ekliptika, dan nilai negatif (-) berarti Bulan berada di sebelah Selatan Ekliptika. Jika pada saat ijtima nilai Lintang Astronormi Bulan sama atau hampir persis sama dengan nilai Lintang Astronomi Matahari, maka akan terjadi Gerhana Matahari.

  1. Asensi Rekta

Istilah Asensio Rekta (Apparent Right Aseension, Al shu'ud al Mustawqim atau al Mathali'u al Baladiyah. Data yang digunakan adalah Asensio Rekta dari bulan yang terlihat. Istilah ini juga kenal dengan Panjatan Tegak. Asensio Rekta adalah jarak titik pusat bulan dari titik Aries diukur sepanjang lingkaran Equator. Nilai angka yang digunakan dalam sudut busur terdiri dari derajat, menit dan detik. Data ini digunakan untuk perhitungan mencari dan mengetahui saat ijtima, gerhana dan ketinggian bulan/hilal.

  1. Deklinasi

Istilah Deklinasi (Apparent declination, declination of the moon, mail al qamar. Deklinasi bulan adalah jarak Bulan dari Equator. Nilai Deklinasi positip (+) jika Bulan di sebelah utara Equator, dan negatif (-) jika di sebelah selatan equator. Nilai angka yang digunakan dalam sudut busur terdiri dari derajat, menit dan detik. Data ini digunakan untuk perhitungan mencari dan mengetahui saat gerhana dan ketinggian bulan/hilal.

  1. Paralak Horizon.

Istilah Paralak Horizon (Parallax, ikhtilaf al mandhar). Istlah lain yang dikenal beda lihat. Paralak adalah sudut antara garis yang ditarik dari benda langit ketitik pusat bumi dan garis yang ditarik dari benda langit ke mata si pengamat. Sedangkan Paralak Horizon (Horizontal Parallax) adalah Paralak dari Bulan yang sedang berada persis di garis ufuk. Nilai paralak berubah-ubah tergantung kepada jarak benda langit itu dari garis ufuk. Semakin mendekati titik Zenith nilai paralak suatu benda langit semakin kecil. Benda langit yang sedang berposisi pada titik Zenith, nilai paralak adalah nol. Sedangkan benda langit yang sedang berposisi pada garis ufuk, nilai Paralaknya paling besar. Disamping itu Paralak tergantung pula kepada jarak benda langit tersebut dari mata si pengamat (Bumi). Semakin jauh suatu benda langit nilai Paralaknya semakin kecil. Nilai Paralak Matahari sangat kecil - bahkan dapat diabaikan - sebab jarak Matahari - Bulan sangatlah jauh, berbeda dengan jarak Bulan - Bumi. Nilai Paralak Horizon (Horizontal Parallax) ini digunakan untuk melakukan koreksi perhitungan ketinggian hilal, dari ketinggian hakiki menjadi ketinggian Mar'i (visible altitude).

  1. Semi Diameter.

Istilah Semi Diameter (Semi Diameter, nisf al quthu). Istilah ini juga dikenal dengan Jari-jari. Semi Diameter adalah jarak sudut antara titik pusat Bulan dengan piringan luarnya. Nilai Semi Diameter Bulan adalah tertinggi sekitar 15‟ (lima belas menit) sebab piringan bulatan Bulan penuh adalah sekitar 30‟ (1/2 derajat). Data ini digunakan untuk melakukan perhitungan ketinggian piringan atas (upper limb) hilal, sebab semua data bulan adalah data titik pusatnya.

  1. Sudut Kemiringan

Istilah Sudut Kemringan (Angle Bright Limb). Sudut Kemiringan adalah sudut kemiringan piringan hilal yang memancarkan sinar sebagai akibat arah posisi hilal dari Matahari. Sudut ini diukur dari garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik Zenith ke garis yang menghubungkan titik pusat hilal dengan titik pusat Matahari dengan arah sesuai dengan perputaran jarum jam.

  1. Besar Bulan.

Istilah Besar Bulan (Fraction Illum adalah singkatan dari Fraction Illumination). Besar bulan atau Fraction Illumination adalah besarnya piringan Bulan yang menerima sinar Matahari dan menghadap ke Bumi. Jika seluruh piringan Bulan yang menerima sinar Matahari terlihat dari Bumi, maka bentuknya akan berupa “bulatan penuh”. Dalam keadaan seperti ini nilai Besar Bulan (Fraction Illumination) adalah satu, yaitu persis pada saat puncaknya Bulan Purnama (full moon). Sedangkan jika Bumi, Bulan dan Matahari sedang persis berada pada satu garis lurus, maka akan terjadi Gerhana Matahari Total. Dalam keadaan seperti ini nilai Besar Bulan (Fraction Illumination) adalah nol. Setelah Bulan Purnama, nilai Besar Bulan (Fraction Illumination). akan semakin mengecil sampai pada nilai yang paling kecil, yaitu pada saat ijtima dan setelah itu nilai Besar Bulan (Fraction Illumination) ini akan kembali membesar sampai mencapai nilai satu, pada saat Bulan Purnama. Dengan demikian, data Besar Bulan (Fraction Illumination) ini dapat dijadikan pedoman untuk menghitung kapan terjadinya ijtima (conjunction) dan kapan bulan purnama (full moon, istiqbal), demikian pula saat first quarter ( tarbi’awal) dan last quarter ( tarbi’ tsani) dari bulan dapat dihitung, yaitu dengan mencari nilai Fraction illum sebesar setengah (0,5). Data ini digunakan untuk menghitung mencari dan mengetahui saat ijtima dan sekaligus untuk membantu pelaksanaan rukyah al-hilal atau melakukan pengecekannya mengenai besarnya hilal.

BAB III

PENUTUP DAN KESIMPULAN

Di dalam Ilmu Falak, tidak hanya mempelajari terjadinya fenomena alam saja, tetapi juga menyangkut disiplin ilmu yang lain. Banyak hal yang harus dikuasai, terutama ketrampilan menggunakan peralatan Ilmu Falak. Belajar Ilmu Falak memerlukan konsentrasi dan kesungguhan kita, karena Ilmu Falak merupakan Ilmu yang jarang diajarkan di lembaga pendidikan maupun Pesantren. Cakupan materi yang harus dikuasai juga cukup banyak, oleh karena itu, dalam belajar Ilmu Falak biasanya dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu tingkat dasar, tingkat lanjutan dan tingkat mahir.

Dalam belajar Ilmu Falak harus mengacu pada dalil syar’i dan kaidah ilmiah yang lain, karena Ilmu ini berhubungan dengan peredaran benda langit. Untuk menguatkan pemahaman maka perlu dibekali dengan koordinat Geografis dan koordinat langit yang meliputi koordinat Horizon, koordinat Ekuator dan koordinat Ekliptika.

Untuk lebih memahami Ilmu Falak khususnya dalam penerapan di lapangan, maka kita harus memahami beberapa istilah, membaca dan menggunakan data yang ada di dalam Ilmu Falak, antara lain : data matahari dan data bulan yang setiap waktunya mengalami perubahan.



DAFTAR PUSTAKA

Smart, W.M.,1961, Sperical Astronomy, London, Cambridge Univ. Press

Tanudidjaya, Ma’mur, 1995, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa untuk SMU, , Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Shodiq, Sriyatin, 2004, Materi Pelatihan Hisab Rukyat, Surabaya , Yayasan Al Falkiyah,

---------------., 2006, Software Astronomi Starry Night Proplus 6 pcEW, Imaginova Canada Ltd

Azhari, Susiknan, 2007, Ilmu Falak,Perjumaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Jogyakarta, Suara Muhammadiyah

Khazin, Muhyiddin, 2008, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Jakarta, Buana Pustaka

Tim Majlis Tarjih dan Tajdid, 2009, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jogyakarta.



Nurwendaya, Cecep, 2009, Materi Diklat Hisab Rukyat untuk Fasilitator tingkat Lanjutan, Jakarta, Pusdiklat Teknis Keagamaan
Yüklə 0,53 Mb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə