00 cover Geografi X. pdf



Yüklə 216 Kb.
Pdf görüntüsü
səhifə34/80
tarix24.04.2018
ölçüsü216 Kb.
#39983
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   80

91
Litosfer dan Pedosfer
1) Intrusi Magma
Magma dari dalam Bumi dapat mengalir
menyusup di antara lapisan batuan tetapi tidak
mencapai permukaan Bumi. Setelah membeku,
penyusupan magma ini membentuk kenampakan
sebagai berikut.
a) Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di
dalam dapur magma.
b) Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada
dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai
lensa cembung.
c) Sills adalah sisipan magma yang membeku
pada dua lapisan litosfer berbentuk tipis dan
lebar.
d) Diatrema adalah batuan hasil intrusi magma
yang memotong lapisan litosfer.
2) Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma terjadi bila magma keluar ke
permukaan Bumi akibat tekanan dari dalam Bumi.
Aktivitas ini bisa menimbulkan letusan (erupsi)
pada gunung api. Dilihat dari bentuk lubang keluarnya magma,
terdapat tiga macam erupsi sebagai berikut.
a) Erupsi Linier atau Erupsi Melalui Retakan
Magma dari dapur magma mengalir menyusup keluar me-
lalui retakan memanjang pada kulit Bumi. Akibat erupsi
ini terbentuk deretan gunung api.
b) Erupsi Areal
Magma yang keluar dan meleleh pada permukaan Bumi
dapat terjadi karena letak dapur magma yang sangat dekat
dengan permukaan Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk
kawah gunung api yang sangat luas.
c) Erupsi Sentral
Erupsi sentral atau biasa kita kenal sebagai letusan
gunung api terjadi karena keluarnya magma melalui
sebuah lubang di permukaan Bumi hingga terbentuk
gunung yang letaknya terpisah dengan gunung-gunung
lainnya.
Proses erupsi sentral dapat membentuk tiga macam
bentuk gunung api, yaitu:
Keterangan gambar:
1.
Batolit yang merupakan batuan intrusi sangat besar.
2.
Pipa kawah (gang atau diatrema).
3.
Lubang kepundan (kawah).
4.
Sumbat kepundan. Erupsi dapat terjadi lagi bila aliran
magma terhalang sumbat kepundan.
5.
Gunung api parasiter (adventif) atau anak gunung
api, yang muncul pada lereng.
6.
Lakolit berbentuk lensa cembung.
7.
Sills (retas) berbentuk tipis, mendatar, dan sejajar
dengan lapisan batuan.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.30 Bagian-bagian gunung berapi.
1
7
6
2
4
5
3
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.32 Erupsi areal
Sumber: www.swisseduc.ch
Gambar 6.31 Erupsi linier
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.33 Erupsi sentral


92
GEOGRAFI Kelas X
(1) Gunung Api Perisai (Tameng)
Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang
keluar sangat encer dengan tekanan yang rendah,
hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk
menjadi sangat landai. Di Indonesia hampir tidak ada
gunung yang berbentuk perisai, sehingga magma
mudah mengalir ke segala arah. Sebagian besar
gunung ini ada di Hawaii.
(2) Gunung Api Maar
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis
letusan yang terjadi adalah jenis eksplosif sehingga
membentuk lubang besar pada bagian puncak
(kawah). Letusan gunung api seperti ini terjadi karena
ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal,
sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian
mati. Contoh Danau Klakah di Lamongan dan Danau
Eifel di Prancis.
(3) Gunung Api Strato
Gunung api ini terbentuk akibat terjadi-
nya erupsi eksplosif dan erupsi efusif ber-
selang-seling. Sebagian besar gunung api
di alam ini merupakan gunung api strato.
Contoh: Gunung api Merapi, Merbabu,
Semeru, dan Kelud di Indonesia, Gunung
Fuji di Jepang, Gunung Vesuvius di Italia,
serta Gunung Santo Helens dan Rainier di
Amerika Serikat.
Supaya kamu dapat mengetahui perbeda-
an dari ketiga bentuk gunung api yang disebab-
kan erupsi sentral, amati gambar di samping
ini.
Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan material
yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibagi menjadi dua,
yaitu:
a) Erupsi Eksplosif
Erupsi eksplosif adalah erupsi atau letusan yang
menyebabkan ledakan besar akibat tekanan gas magmatis
yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat
dan cair. Akibat erupsi eksplosif terbentuk bentukan
permukaan Bumi berupa danau kawah besar (eksplosif).
Contoh Danau Batur di Bali.
b) Erupsi Efusif
Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak
menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat.
Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material
cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat
yang berukuran kecil. Contoh Gunung Maona Loa di
Hawaii.
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman
dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan
gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Setelah kamu amati gambar di
atas, coba jelaskan apa saja
perbedaan  dari ketiga jenis
gunung api tersebut?
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 67
Gambar 6.34 Bentuk-bentuk gunung api hasil erupsi
sentral.


93
Litosfer dan Pedosfer
a) Letusan Tipe Hawaii
Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari
kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir
ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini
menghasilkan bentuk seperti perisai atau
tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona
Kea, dan Kilauea di Hawaii.
b) Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu
letusan-letusannya terjadi dengan interval atau
tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api
stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu
letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit
terjadi letusan yang memuntahkan material,
bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api
bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius
(Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
c) Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat,
seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan
padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini
didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalam-
an dapur magmanya. Contoh: Gunung
Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung
Semeru di Jawa Timur.
d) Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental se-
hingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya,
tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat
dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan
yang pecah-pecah terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini
menuruni lereng gunung sebagai ladu atau
gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan
panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya
bagi penduduk di sekitarnya.
e) Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak
lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe
ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini
dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak
gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh:
Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan
St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
f)
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan
kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti
jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi
bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat,
gunung tersebut meletus.
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.35 Tipe Hawaii
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.36 Tipe Stromboli
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.37 Tipe Vulkano
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.38 Tipe Merapi


Yüklə 216 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   30   31   32   33   34   35   36   37   ...   80




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə