Buku Panduan Praktikum Analisis Batubara 2023
19
H, N dan S. Kandungan oksigen diperoleh secara tidak langsung sehingga
mengakumulasi semua kesalahan yang
terjadi dalam analisis unsur, dan dalam
penentuan basis mineral-matter atau basis bebas
mineral matter
.
3.
Hidrogen
Hidrogen dapat digunakan untuk menentukan jumlah oksigen (udara) yang
diperlukan dalam proses pembakaran dan untuk perhitungan efisiensi proses
pembakaran.
4.
Nitrogen
Nitrogen dapat digunakan dalam perhitungan
material balance
yang
digunakan
untuk tujuan perhitungan emisi.
5.
Sulfur
Sulfur adalah salah satu komponen dalam batubara, yang terdapat sebagai sulfur
organik maupun anorganik. Sulfur yang terdapat dalam batubara terbagi menjadi 3
jenis, yaitu :
a)
Sulfur Pirit
Pirit (FeS
2
) merupakan mineral yang memberikan kontribusi besar terhadap
kandungan sulfur dalam batubara, atau lebih
dikenal dengan sulfur pirit
(Mackowsky, 1943 dalam Organic Petrology, 1998). Berdasarkan genesanya, pirit
pada batubara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
•
Pirit Syngenetik, yaitu pirit yang terbentuk selama proses penggambutan
(peatification). Pirit jenis ini biasanya berbentuk framboidal dengan butiran
sangat halus dan tersebar dalam material pembentuk batubara (Demchuk,
1992).
•
Pirit Epygenetik, yaitu pirit yang terbentuk setelah proses pembatubaraan. Pirit
jenis ini biasanya
terendapkan dalam kekar, rekahan dan cleat pada batubara
serta biasanya bersifat masif (Mackowsky, 1968; Gluskoter, 1977; Frankie and
Howe, 1987).
b)
Sulfur Organik
Sulfur organik merupakan suatu elemen pada struktur makromolekul dalam
batubara yang kehadirannya secara parsial dikondisikan oleh kandungan dari
elemen yang berasal dari material tumbuhan asal.
Dalam kondisi geokimia dan
Buku Panduan Praktikum Analisis Batubara 2023
20
mikrobiologis spesifik, sulfur inorganik dapat terubah menjadi sulfur organik.
Sulfur organik dapat terakumulasi dari sejumlah material organik oleh proses
penghancuran biokimia dan oksidasi. Namun secara umum, penghancuran biokimia
merupakan proses yang paling penting dalam pembentukan sulfur organik, yang
pembentukannya berjalan lebih lambat pada lingkungan yang basah atau jenuh air
(A.C. Cook, 1982).
Sulfur yang bukan berasal dari material pembentuk batubara diduga mendominasi
dalam menentukan kandungan sulfur total. Sulfur inorganik yang biasanya
melimpah dalam lingkungan marin atau payau kemungkinan
besar akan terubah
membentuk hidrogen sulfida dan senyawa sulfat dalam kondisi dan proses
geokimia. Reaksi yang terjadi adalah reduksi sulfat oleh material organik menjadi
hidrogen sulfida (H2S). Reaksi reduksi ini dipicu oleh adanya bakteri desulfovibrio
dan desulfotomaculum (Meyers, 1982).
c)
Sulfur Sulfat
Kandungan sulfur sulfat biasanya rendah sekali atau tidak ada kecuali jika batubara
telah terlapukkan dan beberapa mineral pirit teroksidasi akan menjadi sulfat
(Meyers, 1982). Pada umumnya kandungan sulfur organik lebih tinggi pada bagian
bawah lapisan, sedangkan kandungan sulfur piritik dan sulfat akan tinggi pada
bagian atas dan bagian bawah lapisan batubara.
Dostları ilə paylaş: