2
Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak
1
Pendahuluan
Hampir sepertiga penduduk dunia adalah anak usia di bawah 18 tahun. Di banyak
negara, jumlah anak dan penduduk muda mencapai 50% dari populasi. Oleh
karena itu, tidak terhindarkan bagi badan usaha — besar atau kecil — untuk
berinteraksi dengan dan membawa dampak pada kehidupan anak, baik secara
langsung ataupun tidak langsung. Anak merupakan pemangku kepentingan utama
dunia usaha — sebagai konsumen, anggota keluarga dari karyawan, pekerja
muda atau pekerja masa depan dan pemimpin usaha, dan sebagai warga dalam
masyarakat dan di lingkungan dimana kegiatan bisnis dilakukan.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap peran dunia usaha dalam masyarakat,
dan hubungan antara usaha dan hak asasi manusia, pertimbangan mengenai
dampak bisnis terhadap anak menjadi hal yang relevan. Anak merupakan warga
masyarakat yang paling rentan dan terpinggirkan. Dan status ini diperberat oleh
kenyataan bahwa mereka kurang memiliki suara di ranah publik. Mereka tidak
dapat memberikan suara, dan jarang diberi kesempatan berbicara atau diajak
berkonsultasi dalam pembuatan keputusan – bahkan untuk keputusan yang secara
langsung berimbas pada mereka, seperti sekolah dan tempat bermain. Kendati
demikian, ketika diberi kesempatan untuk berpartisipasi, anak telah terbukti
mampu memberikan pandangan kritis dan kontribusi berharga bagi masyarakat.
Dampak bisnis pada anak dapat bersifat permanen. Masa kanak-kanak merupakan
kurun waktu pertumbuhan yang khas dimana perkembangan fisik, mental
dan emosional anak memiliki pengaruh yang permanen, baik secara positif
atau negatif. Periode pertumbuhan sejak kelahiran hingga dewasa sangat
3
Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak
12345678910
menentukan, karena anak melewati perkembangan fisik dan psikologis yang
cepat. Kekurangan pangan, air bersih, pengasuhan dan kasih sayang dapat
menimbulkan dampak permanen pada anak.
Hal-hal berisiko yang terjadi sehari-hari dapat memiliki dampak yang berbeda
pada anak dan lebih parah dibandingkan dampak pada orang dewasa. Karena
fisiologisnya, anak menyerap lebih banyak bahan polutan paparan dibandingkan
orang dewasa, sehingga daya tahan tubuh mereka menjadi lebih rentan.
Anak yang dipekerjakan atau terimbas dampak bisnis sering luput dari
pengamatan. Hal ini contohnya terjadi pada anak yang bekerja secara
tidak resmi di bidang rantai pasokan (supply chain), anak yang berada di
area perusahaan, anak yang dipekerjakan sebagai pekerja rumah tangga di
perumahan karyawan perusahaan, anak yang ditangkap dan ditahan oleh
petugas keamanan, dan anak dari pekerja migran yang ditinggalkan orang
tuanya.
Hingga kini, tanggung jawab perusahaan terhadap anak terbatas pada
pencegahan atau penghapusan perburuhan anak. Tindakan tersebut memang
penting dilakukan, tetapi dokumen ini juga mencoba mencermati berbagai
cara dimana bisnis dapat berdampak pada anak — termasuk aktivitas bisnis
secara keseluruhan, melalui produk dan jasa, metode pemasaran, hubungan
yang dibina dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta investasi di
masyarakat setempat.
Penghormatan dan dukungan terhadap hak anak menjadikan dunia usaha
dapat mencegah hal-hal yang merugikan anak dan secara aktif menjaga
kepentingan anak-anak. Dengan mengintegrasikan penghormatan dan
dukungan terhadap hak anak di dalam strategi dan operasional utamanya,
perusahaan dapat memperkokoh inisatif tanggung jawab perusahaan yang
sudah ada sambil memastikan keuntungan bagi perusahaan. Upaya-upaya
tersebut dapat membangun reputasi, menghasilkan manajemen risiko yang
lebih baik, dan meningkatkan lisensi sosial perusahaan untuk beroperasi.
Komitmen perusahaan terhadap anak juga dapat membantu merekrut dan
mempertahankan tenaga kerja yang penuh motivasi. Mendukung karyawan
dalam menjalankan peran mereka sebagai orang tua dan pengasuh anak,
serta mempromosikan pekerja muda dan generasi yang berbakat adalah
langkah-langkah konkrit yang dapat dilakukan perusahaan. Mempertimbangkan
bagaimana produk dan jasa perusahaan dapat lebih baik dalam memenuhi
kebutuhan anak juga dapat menjadi sumber inovasi dan membuka pasar baru
bagi perusahaan. Bekerja untuk anak membantu menciptakan komunitas yang
kuat dan terdidik dengan baik, yang sangat penting bagi terciptanya lingkungan
usaha yang berkelanjutan dan stabil.
Hak-hak Anak dan Prinsip-prinsip Usaha menawarkan kerangka kerja yang
komprehensif bagi dunia usaha untuk memahami dan menangani dampak
usaha pada hak-hak dan kesejahteraan anak. Save the Childen, Unicef, dan UN
Global Impact berharap bahwa dokumen ini dapat berfungsi sebagai sumber
inspirasi dan panduan bagi dunia usaha dalam interaksinya dengan anak.
5
Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak
Prinsip Dunia Usaha dan Hak Anak menjelaskan tindakan-tindakan perusahaan
untuk menghormati dan mendukung hak-hak anak, sebagaimana diuraikan dalam
Konvensi Hak Anak dan Konvensi ILO No.138 tentang Usia Minimum dan Konvensi
ILO No. 182 mengenai Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak. Secara
khusus, Pasal 3 Konvensi Hak Anak menyatakan: “Dalam segala tindakan yang
menyangkut anak… kepentingan terbaik anak hendaknya menjadi pertimbangan
utama”.
Dalam dokumen Prinsip-prinsip ini, tindakan-tindakan untuk semua pelaku usaha
termasuk hal-hal berikut:
TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN UNTUK MENGHORMATI:
Menghindari pelanggaran terhadap hak asasi orang lain, termasuk anak, dan
menangani dampak buruk terkait hak asasi manusia dimana terdapat keterlibatan
bisnis di dalamnya. Tanggung jawab perusahaan untuk “menghormati” berlaku
terhadap kegiatan usaha itu sendiri serta hubungan bisnis yang terkait dengan
operasional, produk dan jasa perusahaan.
KOMITMEN PERUSAHAAN UNTUK MENDUKUNG:
Di samping menghormati hak asasi manusia, termasuk hak-hak anak, tindakan
sukarela yang memajukan hak asasi manusia, termasuk hak-hak anak, dilakukan
melalui kegiatan utama perusahaan, investasi sosial dan filantropi strategis, advokasi
dan pelibatan kebijakan publik, dan/atau bekerja dalam kemitraan atau tindakan
kolektif lainnya.
Dalam dokumen ini, frase “hak-hak anak” mengacu pada “hak asasi anak”.