|
Pengembangan e-modul berbasis project based learning pada mata pelajaran simulasi digital untuk siswa kelas X studi kasus di smk negeriREVIEW JURNAL SUCI PRATIWI
p-ISSN 2089-8673 | e-ISSN 2548-4265
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI)
Volume 6, Nomor 1, Maret 2017
74
Assisted Instruction
), dan (5) pengujian (tinjauan ahli dan uji
coba). Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Teknik Pengumpulan Data
No
Jenis Data
Metode
Sumber Data
1
Informasi
tentang sumber
belajar
Angket
Guru Mata Pelajaran
Videografi
2
Karakteristik
peserta didik
Angket
Peserta didik kelas X
Desain Komunikasi
Visual 1 di SMKN 1
Sukasada
3
Kevalidan e-
modul
Angket
Ahli isi pembelajaran, ahli
desain pembelajaran, dan
ahli media pembelajaran
4
Respon guru
dan peserta
didik
Angket
Guru Mata Pelajaran
Videografi dan peserta
didik kelas X Desain
Komunikasi Visual 1 di
SMKN 1 Sukasada
Pada kegiatan observasi guna mendapat informasi sumber
belajar dan karakteristik pembelajar, digunakan jenis angket
terbuka. Melalui metode angket ini peneliti mengetahui
masalah yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung terkait
sumber belajar, materi, media, dan ketertarikan siswa dalam
pembelajaran videografi. Uraian singkat tentang teknis analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1.
Analisis data kevalidan e-modul
Rumus yang digunakan menghitung persentase
masing-masing subyek sebagai berikut
[11]
.
Persentase = ∑
*+,+-+. 0 -1-12 23+4 43536+.
. 0 -1-12 27823.993
X 100%
..(1)
Keterangan :
∑
= jumlah
n = jumlah seluruh item angket
Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan
subjek digunakan rumus
[11]
.
Persentase = (F : N) ............................................ (2)
Keterangan :
F = jumlah persentase keseluruhan subjek
N = banyak subjek
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan
keputusan maka digunakan ketetapan terhadap hasil
review
dan uji coba produk sebagai berikut.
Tabel 4 Konversi Tingkat Pencapaian Dengan Skala 5
[11]
Tingkat
Pencapaian
(%)
Kualifikasi
Keterangan
90-100
Sangat baik
Tidak perlu direvisi
75-89
Baik
Sedikit direvisi
65-74
Cukup
Direvisi secukupnya
55-64
Kurang
Banyak hal yang direvisi
Tingkat
Pencapaian
(%)
Kualifikasi
Keterangan
0-54
Sangat
kurang
Diulangi
membuat
produk
2.
Analisis data respon guru dan siswa
Untuk melakukan perhitungan analisis data respon
maka didasarkan pada rata-rata kelas (
𝑥
) dari respon siswa,
Mi, SDi. Rata-rata kelas dari skor respon siswa dihitung
dengan rumus
[6]
.
𝑥 =
?
@
.................................................................. (3)
Keterangan:
𝑥
= Rata – rata kelas untuk skor respon siswa
𝑥
= Jumlah skor respon siswa
Ν
= Banyaknya siswa
Sedangkan untuk mencari
mean ideal
(Mi) dan standar
deviasi ideal (SDi) digunakan rumus sebagai berikut
[4]
:
𝑀𝑖 =
D
E
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
..... (4)
𝑆𝐷𝑖 =
D
U
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
..... (5)
Rata-rata kelas (
𝑥
) dari skor respon siswa kemudian
dikategorikan dengan menggunakan pedoman yang disajikan
pada Tabel 5.
Tabel 5 Kriteria Penggolongan Respon
[6]
No
Interval
Kategori
1
Mi + 1,5 SDi
≤
𝑥
Sangat Positif
2
Mi + 0,5 SDi
≤ 𝑥
<
Mi + 1,5
SDi
Positif
3
Mi - 0,5 SDi
≤ 𝑥
<
Mi + 0,5
SDi
Kurang Positif
4
Mi - 1,5 SDi
≤ 𝑥
<
Mi - 1,5
SDi
Negatif
5
𝑥
<
Mi - 1,5 SDi
Sangat Negatif
IV.
PEMBAHASAN
Pengembangan e-modul videografi memiliki tujuan
untuk membantu penambahan sumber belajar, media
pembelajaran, dan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
materi pelajaran videografi selama proses belajar mengajar di
kelas. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa kurangnya sumber belajar berupa modul ajar/
buku khusus videografi yang terstruktur dengan baik sebagai
panduan dalam proses belajar mengajar di sekolah maupun di
luar sekolah, siswa hanya mengandalkan materi dari guru
karena susah mencari materi yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Hal ini berdampak terhadap kurangnya tingkat
pemahaman peserta didik dan pembelajaran cenderung
berpusat pada guru, berbanding terbalik dengan penerapan
kurikulum KTSP yang mengutamakan kegiatan pembelajaran
berpusat pada siswa (
student center
). Akibatnya proses belajar
mengajar menjadi kurang efektif dan tidak menarik bagi siswa,
sehingga pengembangan e-modul berbasis web yang dikemas
|
|
|