Kata pengantar


ALAT PERKEMBANGBIAKAN (Organum Reproductivum)



Yüklə 0,57 Mb.
səhifə21/28
tarix24.04.2018
ölçüsü0,57 Mb.
#40124
1   ...   17   18   19   20   21   22   23   24   ...   28

15.6. ALAT PERKEMBANGBIAKAN (Organum Reproductivum)


Alat perkembangbiakan tumbuhan dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :

  1. Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang tidak didahului oleh peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina)

  2. Alat perkembangbiakan generatif atau seksual, yaitu alat perkembangbiakan yang terjadi melalui peristiwa perkawinan.



15.6.1. BUNGA (FLOS)


Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan

Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora), sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).

Tempat bunga pada tumbuhan :

a. Pada ujung batang (flos terminalis), ch. bunga coklat, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima swartz)

b. Di ketiak daun (flos lateralis)

Jumlah Bunga Dan Tata Letaknya Pada Suatu Tumbuhan

Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) ch. bunga coklat (Zephyranthus rosea Lindl) biasanya terdapat pada ujung batang, sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora).

Menurut tempatnya, bunga dibedakan atas :

a. Bunga pada ujung batang (flos terminalis), ch. bunga coklat, kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz)

b. Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos axillaris), ch. kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis L.), kembang telang (Clitoria ternatea L.)

Gambar 31. Jumlah dan letak bunga


Susunan bunga yang banyak jumlahnya :

      • Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi), misalnya pada kembang sepatu.

      • Berkumpul membentuk suatu rangkaian dinamakan bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia), ch. pada kembang merak.


Bunga Majemuk (Anthoraxis, Inflorescentia)

Bagian-bagian bunga majemuk :

A. Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu :


  1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), merupakan terusan batang atau cabang.

  2. Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunga.

  3. Dasar bunga (receptaculum), yaitu tangkai bunga yang mendukung bagian-bagian bunga bainnya.

B. Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, a.l.:

  1. Daun-daun pelindung (bractea) yaitu daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunga,

  2. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada Dicotypedoneae biasanya terdapat dua daun tangkai, sedang pada Monocotiledoneae hanya terdapat satu daun tangkai yang letaknya di dalam bidang median, di bagian atas tangkai bunga.

  3. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, ch. pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.), iles-iles (Amorphophallus variabilis BI).

  4. Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum), yaitu sejumlah daun- daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, ch. bunga matahari (Helianthus annuus L.),

  5. Kelopak tambahan (epicalix), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak, ch. pada bunga kembang sepatui (Hibiscusrosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.)

  6. Daun-daun kelopak (sepalae).

  7. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae).

  8. Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya ,

  9. Benang – benang sari (stamina),

  10. Daun-daun buah (carpella).

Bunga majemuk dan bagian - bagiannya


Bunga majemuk dibedakan atas :

    1. Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa, inflorescentia botryoldes atau inflorescentia centripetala), yaitu ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika dilihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir menuju ke pusat, maka bunga dinamakan inflorescentia centripetala, ch. kembang merak (caesalpinia pulcherrima swartz), mangga (Mangifera indica L.).

    2. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa atau infloescentia centrifuga, inflorescentia definita), yaitu ujung ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi pertumbuhannya terbatas. Ibu tangkai dapat bercabang-cabang, dan tiap cabang juga selalu mendukung suatu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar dulu ialah bunga yang terdapat di sumbu pokok atau ibu tangkainya, jadi dari tengah ke pinggir (jika dilihat dari atas), oleh sebab itu dinamakan : inflorescentia centrifuga.

a. Majemuk tak berbatas b. Majemuk berbatas


Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan lagi dalam tiga macam :

      • Bersifat : “monochasial”, jika ibu tangkai hanya mempunyai satu cabang, ada kalanya lebih (dua cabang), tetapi tidak pernah berhadapan, dan yang satu lebih besar daripada yang lainnya. Cabang yang besar selanjutnya mengeluarkan satu cabang saja. Bunga majemuk semacam ini ditemukan pada berbagai jenis tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae), kapas (cossypium sp).

      • Bersifat “dichasial”, jika dari ibu tangkai keluar dua cabang yang berhadapan, terdapat pada tumbuhan dengan bunga berbibir (Labiate), dll.

      • Bersifat “pleiochasial”, jika dari ibu tangkai keluar lebih dari dua cabang pada suatu tempat yang sama tingginya pada ibu tangkai tadi, ch. pada bunga oleander (Nerium oleander L).




    1. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga mejemuk yang memperlihatkan baik sifat-sifat bunga majemuk berbatas maupun bunga majemuk tak berbatas. Bunga majemuk tak berbatas memiliki beberapa bentuk yang disebut dengan :

A. Ibu tangkai tidak bercabang-cabang.

  1. Bunga tandan (racemus atau botrys); bunga bertangkai nyata, duduk pada ibu tangkainya. Contohnya kembang merak.

  2. Bunga bulir (spica); sepeti tandan tetapi tidak bertangkai contohnya bunga jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.).

  3. Bunga untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya (bunga jantan), yang betina menjadi buah contohnya pada sirih (Piper betle L.)

  4. Bunga tongkol (spadix), seperti bulir tetapi ibu tangkai besar, tebal dan sering kali berdaging, contohnya iles-iles (Amorphophalus variabilis Bl.), jagung (Zea mays L.).

  5. Bunga payung (umbella); dari ujung ibu tangkai mengeluarkan cabang-cabang yang sama panjangnya. Terdapat pada suku Umbelliferae.

  6. Bunga cawan (corymbus); ujung ibu tangkai melebar dan merata seperti cawan.

  7. Bunga bongkol (capitulum); menyerupai bunga cawan tetapi tanpa daun-daun pembalut dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak sehingga seluruhnya berbentuk seperti bola.

  8. Bunga periuk (hypanthodium); dibedakan atas :

    • ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuk seperti gada, bunga-bunganya meliputi seluruh bagian yng menebal tadi sehingga bentuknya bulat atau silinder. Daun-daun pembalut tidak ada, contohnya pada keluwih (Artocarpus communis Forst.), nangka (Artocarpus integra Merr.).

    • ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuk sepeti periuk, bunga-bunganya terdapat di dalam periuk tadi contohnya pada anggota marga lo (Ficus sp).

B. Ibu tangkai bercabang-cabang dan cabangnya bercabang lagi.



      1. Bunga malai (panicula); ibu tangkai bercabang secara monopodial, juga cabang-cabangnya (tandan majemuk). Contohnya bunga mangga (Mangifera indica L.).

      2. Bunga malai rata (corymbus ramosus); ibu tangkai dan percabangannya membentuk suatu bidang datar atau agak melengkung, contohnya bunga asoka (Ixora grandiflora Zoll. Et Mor.), kirinyu (Sambucus javanica Bl.).

      3. Bunga payung majemuk (umbella composita); bunga payung yang bagian-bagiannya berupa suatu payung kecil (umbellula). Contohnya pada adas (Foeniculum vulgare Mill.) dan wortel (Daucus carota L.).

      4. Bunga tongkol majemuk yaitu bunga tongkol yang ibu tangkainya bercabang-cabang dan masing-masing cabang tersusun seperti tongkol pula, contohnya pada kelapa (Cocos nucifera L.) dan palmae umumnya.

      5. Bunga bulir majemuk; ibu tangkai bunga bercabang-cabang dan masing-masing cabang mendukung bunga-bunga yang tersusun bulir pula, contohnya bunga jagung (Zea mays L.) yang jantan dan bunga jenis rumput umumnya.

Bunga majemuk berbatas dapat dibedakan atas beberapa bentuk yang disebut dengan :



  1. Anak payung menggarpu (dichasium); pada ujung ibu tangkai daun terdapat satu bunga, kemudian di bawahnya terdapat dua cabang yan sama panjangnya dan masing-masing mendukung satu bunga pada ujungnya. Bunga yang mekar lebih dulu adalah bunga yang terdapat pada ujung ibu tangkainya, contohnya bunga melati (Jasminum sambac Ait.).

  2. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cinccinnus); ibu tangkainya bercabang dan cabangnya bercabang-cabang lagi, tetapi tiap kali bercabang hanya terbentuk satu cabang saja yang arahnya berganti kiri dan kanan, contohnya pada buntut tikus (Heliotropium indicum L.).

  3. Bunga sekerup (bostryx); ibu tangkai bercabang-cabang dan tiap kali bercabang terbentuk satu cabang ke kiri atau ke kanan saja dengan sudut 90o terhadap yang sebelumnya sehingga seperti arah sekerup atau spiral, contohnya bunga kenari (Canarium commune L.).

  4. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup tetapi semua percabangan terletak pada satu bidang, contohnya pada tumbuhan suku Juncaceae.

  5. Bunga kipas (rhipidium), seperti bunga bercabang seling, semua bunga terletak pada satu bidang dan semua bunga memiliki tinggi yang sama, contohnya paada suku Iridaceae.



15.6.2. Bagian-bagian Bunga


Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:

        1. Tangkai bunga (pedicellus) yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang

        2. Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai yang melebar dengan ruas-ruas yang amat pendek.

        3. Hiasan bunga (perianthium) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan dari daun. Dibedakan menjadi:

          • kelopak (calyx) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dimana daun-daun kelopak satu sama lain dapat berlekatan dapat pula terpisahpisah

          • tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam biasanya tidak berwarna hijau lagi

        4. Alat-alat kelamin jantan, metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari.

        5. Alat-alat kelamin betina biasanya disebut putik.


Berdasarkan bagian-bagian yang terdapat pada bunga, dapat dibedakan menjadi:

  1. Bunga lengkap atau bunga sempurna yang dapat terdiri atas 1 lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 lingkaran benang sari dan satu lingkaran benang sari dan 1 lingkaran daun buah.

  2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurnayaitu jika salah satu alat kelaminnya tidak ada.


Kelamin Bunga

Berdasarkan alat kelaminnya bunga terbagi atas :



  1. Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus); yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari maupun putik.

  2. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari kedua alat kelamin terssbut.

  3. Bunga mandul atau tidak berkelamin.

Tumbuhan berdasarkan kelamin bunganya dibedakan atas :



  1. Berumah satu (monoceus); tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu.

  2. Berumah dua (dioceus); bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya artinya ada individu yang hanya memiliki bunga jantan saja atau bunga betina saja, contohnya salak (Zalacca edulis Reinw.).

  3. Poligami (polygamus); jka pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama, misalnya pepaya (Carica papaya L.).


Simetri Pada Bunga

Berdasarkan bidang simetrinya, bunga terbagi atas :



  1. Asimetris; bunga tidak memiliki bidang simetri, contohnya bunga tasbih (Canna hybrida Hort.).

  2. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus); bunga hanya memiliki satu bidang simetri yang membagi bunga menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini ditunjukkan dengan lambang (anak panah). Contohnya bunga telang (Clitoria ternatea L.) (setangkup tegak), bunga Corydalis (setangkup mendatar), bunga kecubung (Datura metel L.) (setangkup miring).

  3. Setangkup menurut dua bidang atau ganda (bilateral simetris atau disimetris), bidang bunga dapat dibuat dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetris yang tegak lurus satu sama lain, contonya bunga lobak (Raphanus sativus L.) dan bunga suku Crucifera.

  4. Beraturan atau simetri banyak (polysimetris atau actinomorphus); bunga memiliki banyak bidang simetris, contohnya bunga lilia gereja (Lilium longifolium Thumb.). Sifat ini ditunjukkan dengan tanda (bintang).

Kelopak (Calyx)

Kelopak tersusun atas bagian-bagian yang dinamakan daun kelopak atau sepala. Daun-daun kelopak ini memiliki sifat :



  1. Berlekatan (gamosepalus); bagian bawah kelopak berlekatan satu sama lain.

  2. Lepas atau bebas (polysepalus); daun-daun kelopak satu sama lain benar-benar terpisah, tidak berlekatan.


Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla)

Tajuk bunga tersusun atas daun-daun tajuk atau petala dengan sifat-sifat :



  1. Berlekatan (sympetalus, gamopetalus atau monopetalus).

  2. Lepas atau bebas (choripetalus, dialypetalus atau polypetalus).

  3. Daun-daun tajuk tidak ada atau kecil sekali. Bunga tanpa tajuk (apetalus) ini dinamakan bunga telanjang (flos nudus).


Benang Sari (Stamen)

Benang sari merupakan metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari memiliki 3 bagian, yaitu :



  1. Tangkai sari (filamentum)

  2. Kepala sari (anthera); di dalamnya biasanya memiliki 2 ruang sari (theca) dan masingmasing ruang sari memiliki 2 ruangan kecil (loculus) dan di dalam loculus inilah terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen).

  3. Penghubung ruang sari (connectivum); merupakan bagian penghubung tangkai sari dengan kepala sari.

Berdasarkan jumlahnya pada bunga, benang sari dibedakan atas :



  1. Benang sari banyak; dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 benang sari, contohnya anggota suku Myrtaceae.

  2. Jumlah benang sari 2x jumlah daun tajuknya; benang sari biasanya tersusun 2 lingkaran, lingkaran luar dan dalam. Berdasarkan duduknya terhadap daun tajuk dibagi lagi atas :

    • diplostemon; benang-benang sari pada lingkaran luar duduk berseling dengan daun-daun tajuk, contoh kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz.).

    • obdiplostemon; benang-benang sari pada lingkaran dalam duduknya berseling dengan daun-daun tajuknya., contohnya bunga geranium (Pelargonium odoratissimum Hort.).




  1. Benang sari sama banyak dengan daun tajuk atau kurang. Terbagi atas:

    • episepal; benang sari berhadapan dengan daun - daun kelopak.

    • epipetal; benangg sari berhadapan dengan daun - daun tajuk.


Putik (Pistillum)

Putik juga merupakan metamorfosis daun yang berfungsi sebagai alat kelamin betina tumbuhan. Putik tersusun atas daun-daun buah atau carpellum, daun-daun buah sebagai keseluruhan dinamakan gynaecium. Daun-daun buah inilah nantinya yang akan menjadi bagian buah yang paling pinggir atau kulit buah. Bagian - bagian putik adalah :



  1. Bakal buah (ovarium); bagian putik yang membesar dan duduk pada dasar bunga.

  2. Tangkai kepala putik (stylus); bagian putik berbentuk benang di atas bakal buah.

  3. Kepala putik (stigma); bagian putik paling atas.

Sel telur terdapat di dalam bakal biji (ovulum) dan bakal biji terdapat dalam bakal buah. Bakal biji akan menjadi biji (semen) dan bakal buah akan menjadi buah (fructus).
Bakal Buah (ovarium)

Berdasarkan letaknya terhadap dasar bunga, bakal buah dibedakan atas :



  1. Bakal buah menumpang (superus); yaitu bakal buah duduk di atas dasar bunga sehingga letaknya lebih tinggi, sama tinggi atau mungkin lebih rendah dari tepi dasar bunga tetapi bagian samping bakal buah tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga.

  2. Bakal buah setengah tenggelam (hemi inferus); yaitu bakal buah duduk pada dasar bunga yang cekung, tempat duduk bakal buah selalu lebih rendah dari tepi dasar bunga dan sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar bunga.

  3. Bakal buah tenggelam (inferus); seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga.


Tembuni (Placenta)

Tembuni adalah bagian bakal buah yang menjadi tempat duduknya bakal-bakal biji. Berdasarkan letaknya tembuni dibedakan atas :



  1. Parietal; tembuni terletak pada dinding-dinding bakal buah.

  2. Sentral; tembuni terletak pada poros atau pusat bakal buah.

  3. Aksilar; tembuni terletak di sudut tengah pada bakal buah yang beruang lebih dari dua dan tembuninya terdapat pada sudut-sudut pertemuan daun-daun buah yang melipat ke dalam.


Rumus Bunga

Rumus bunga ditunjukkan oleh 4 bagian pokok yaitu :



  1. Kelopak; dinyatakan dengan huruf K singkatan Kalix.

  2. Tajuk atau mahkota; dinyatakan dengan huruf C singkatan corolla.

  3. Benang sari; dinyatakan dengan huruf A singkatan androecium.

  4. Putik; dinyatakan dengan huruf G singkatan gynaecium.

Jika kelopak dan mahkota sama bentuk maupun warnanya maka untuk menyatakan bagian tersebut kita gunakan huruf P singkatan perigonium. Jika bunga mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari, dan putik yang tersusun oleh 1 daun buah serta bersifat simetri 1 maka rumus bunganya adalah :
K 5, C 5, A 10, G 1.
Jika bunga memiliki 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang tersusun dari 3 daun buah serta bersifat simetri banyak maka rumus bunganya adalah :

P 6, A 6, G 3.


15.7. BUAH (Fructus)


Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu :

      1. buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.

      2. buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.


Penggolongan Buah Semu.

Buah semu dapat dibedakan atas :



  1. buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan.

  2. buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)

  3. buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini.


Penggolongan Buah Sejati (Buah Sungguh).

Buah sejati pertama-tama dibedakan terlebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu :



  1. buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya :

    • buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu ruang dengan satu biji,

    • buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji,

    • buah durian (Durio zibethinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.




  1. buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).

  2. buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yang masingmasing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.).


Buah Sejati Tunggal.

Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu :



        1. buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.), dll.

        2. buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:

    • kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.

    • kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (Mangifera indica).

    • kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari (Canarium commune L.), kelapa (Cococ nucifera L.).


Buah Sejati Ganda.

Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masingmasing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam :



    1. buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.), dalam badan yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat banyak buah-buah kurung.

    2. buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.).bunganya mempunyai banyak bakal buah, yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah batu.

    3. buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah yang masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat a.l. pada pohon cempaka (Michelia champaka L.).

    4. buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah buni, misalnya srikaya (Annona squamosa L.).


Buah Sejati Majemuk.

Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat dibedakan atas :



buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, misalnya pada nenas (Ananas comosus Merr.). Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.

buah batu majemuk, misalnya terdapat pada pandan (Pandanus tectorius Sol.). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya. Bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.

buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus L.). Bunga tumbuhan ini terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subur di tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.

15.8. BIJI (Semen)


Pada awalnya biji duduk pada suatu tangkai yang keluar dari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut talu pusat (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusat dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusat umumnya nampak jelas pada biji. Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubung sebagai biji saja. Salut biji ada yang :

    • Berdaging atau berair, dan seringkali dapat dimakan, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.). dll.

    • Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt). Salut biji pala dinamakan marcis, yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam keperluan lainnya, antara lain sebagai bahan obat.

Bagian-bagian biji dapat dibedakan sebagai berikut :



        1. Kulit Biji (spermodermis)

        2. Kulit pusar (funiculus)

        3. Inti biji atai isi biji (nucleus seminis)

Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya : Integumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
KULIT BIJI (Spermodermis)

Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu biasanya kulit biji (dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri aras dua lapisan, yaitu :


Lapisan Kulit Luar (testa), ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagian biji yang di dalam. Lapisan luar ini dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, mempunyai permukaan keriput.

a. Lapisan Kulit Dalam (tegmen), tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari. Pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya, misalnya lain bagian jaringan nuselus yang terluar.

Biji yang kulitnya terdiri atas dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji talanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti pada biji belinjo (Gnetum gnemon K), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integementum saja.

Ketiga lapisan kulit biji seperti pada melinjo itu masing-masing dinamakan :


    1. Kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah.

    2. Kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu.

    3. Kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, serigkali melekat erat pada inti biji Pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya :

  1. Sayap (ala), alat tambahan berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji mudah dipencarkan oleh angin, ch. pada spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk).

  2. Bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang halus, memudahkan biji ditiup oleh angin, ch. Pada kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantea Dryand).

  3. Salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr), dll.

  4. Salut Biji semu (arillodium), seperti salu biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar. Melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.

  5. Pusar biji (hilus), yaitu bagian kulit luar biji bekas perlekatan dengan tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya ; Kacang panjang (Vigna Sinensis Edl), kacang merah (Phaseolus vulgaris L). Dll.

  6. Liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang inii seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).

  7. Bekas-bekas pembuluh pengangkutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integumen dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera.L).

  8. Tulang biji (raphe), yaitu tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak (Ricinus communis L).


Tali Pusar (Funiculus)

Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya bijii terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak bekasnya yang dikenal sebagai pusar biji (lihat perihal kulit biji).


Inti Biji (Nucleus Seminis)

Inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.



  1. Lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru,

  2. Putih Lembaga (albumen), jaringan berisi cadangan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah) sebelum dapat mencari makanan sendiri.



15.9. Lembaga (Embryo)


Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Lembaga telah memperlihatkan ketiga bagian utama tumbuhan, yaitu :

  1. Akar lembaga atau calon akar (radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh tersu merupakan akar tunggang (untuk tumbuhan yang tergolong dalam Dicotyedoneae).

  2. Daun Lembaga (cotyledon), merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

    • Sebagai tempat penimbunan makanan, jumlahnya biasanya dua, dan duduk berhadapan pada sisi yang rata tadi.

    • Sebagai alat untuk melakukan asimilas

    • Sebagai alat pengisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.

Dalam hal ini daun

lembaga itu merupakan suatu alat yang tipis, merupakan bagian yang memisahkan putih lembaga dari lembaganya. Karena bentuknya yang seperti perisai kecil, alat itu dinamakan skutelum (scutellum). Biji tampak utuh, dan bagian ini (daun lembaga tadi) tidak tampak dari luar



  1. Batang Lembaga (cauliculus), dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu :

    • Ruas batang di atas daun lembaga (interodium epicotylum),

    • Ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).


Putih Lembaga (Albumen)

Putih lembaga adalah bagian biji, yang terdiri atas suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Tidak setiap biji mempunyai putih lembaga. Seperti misalnya pada biji tumbuhan berbuah polong (Leguminosae), cadangan makanan tidak tersimpan dalam putih lembaga, melainkan dalam daun lembaga, oleh sebab itu daun lembaganya menjadi tebal.



Melihat asalnya jaringan yang menjadi tempat penimbunan zat makanan cadangan tadi kita dapat membedakan putih lembaga dalam :

  1. Putih lembaga dalam (endospermium), jika jaringan penimbun makanan itu terdiri atas selsel yang berasal dari inti kandung lembaga sekunder yang kemudian setelah dibuahi oleh salah satu inti sperma lalu membelah-belah menjadi jaringan penimbun makanan ini. Hanya dapat ditemukan pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).

  2. Putih lembaga luar (perispremium), jika bagian ini berasal dari bagian biji di luar kandung lembaga, entah dari nuselus entah dari selaput bakal biji.

Biji yang sebagian besar terdiri atas putih lembaga dalam, misalnya biji jagung (Zea mays L.) dan biji rumput (Gramineae) umumnya, sedang biji yang untuk sebagian besar hanya terdiri atas putih lembaga luar ialah biji lada (Piper nigrum L.). Ada pula biji yang cadangan makanannya tersimpan baik dalam putih lembaga luar maupun dalam, jadi kedua-duanya ada pada biji tadi, seperti misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt.).

Yüklə 0,57 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   17   18   19   20   21   22   23   24   ...   28




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə