Moch Nukhun



Yüklə 521 b.
tarix02.03.2018
ölçüsü521 b.
#29528


  • Moch Nukhun.

  • noex_moch@yahoo.co.id


Semua sel dalam tubuh menghasilkan energi

  • Semua sel dalam tubuh menghasilkan energi

  • Energi digunakan untuk menyelenggarakan fungsi selulernya

  • Energi didapat melalui metabolisme zat makanan (gula/ glukosa) dalam rangkaian reaksi kimia dengan menggunakan oksigen

  • Reaksi kimia menghasilkan : energi, H2O dan CO2



Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari glikolisis anaerob  menghasilkan energi dalam jumlah sedikit & asam laktat

  • Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari glikolisis anaerob  menghasilkan energi dalam jumlah sedikit & asam laktat

  • Glikolisis anaerob berlangsung lama  timbunan asam laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi lebih asam  menyebabkan aktivitas sel menurun

  • Dampak penurunan aktivitas sel :

  • * nafsu makan hilang

  • * penurunan jumlah urine

  • * pusing/ sakit kepala

  • * wajah nampak ngantuk

  • * cemas

  • * lelah

  • Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran  koma (diawali klien gelisah & tidak kooperatif.



Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2

  • Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2

  • Melibatkan sistem :

  • Respirasi

  • Kardiovaskuler

  • Terjadi melalui 3 tahapan :

  • Ventilasi paru

  • Difusi Gas

  • Transportasi Gas



Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)

  • Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)

  • Dipengaruhi oleh :

  • a. Tekanan O2 atmosfir

  • b. Keadaan saluran nafas

  • c. Complience & recoil

  • d. Pengaturan nafas



Merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang terkandung dalam udara

  • Merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang terkandung dalam udara

  • Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk



Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan melewati saluran nafas  hidung, pharynx, larynx, trachea, broncus, bronchiolus, alveoli

  • Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan melewati saluran nafas  hidung, pharynx, larynx, trachea, broncus, bronchiolus, alveoli

  • Gangguan dalam atau diluar saluran nafas ata(sekret, spasme, benda asing, masa, dll) dapat memprsulit ventilasi



Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax

  • Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax

  • Kemampuan dibentuk oleh :

  • * Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan

  • relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan

  • memperkecil rongga dada  gerakan akan terhambat pada

  • : kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan,

  • distensi abdomen

  • * Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan

  • diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi &

  • relaksasi otot-otot pernafasan  keadaan ini dpt terganggu pada

  • : bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan

  • hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas



* Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal elastisitas jaringan paru :

  • * Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal elastisitas jaringan paru :

  • a. Jaringan paru berubah menjadi jaringan ikat 

  • shg complience paru menurun

  • b. jaringan paru dapat berkembang tetapi saat recoil terbatas

  •  shg CO2 tertahan (emphysema)

  • * Adanya surfactant ; yaitu zat phospholipid yg terdpt pada lapisan cairan yg meliputi permukaan alveoli & bersifat menurunkan tegangan permukaan alveoli  shg paru-paru mudah berkembang & mencegah kolaps paru



Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons

  • Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons

  • Area bilateral & bag ventral di dlm Medulla oblangata sangat sensitif terhdp perubahan konsentrasi H2O & CO2

  • Pusat nafas terangsang oleh Peningkatan CO2

  • Kenaikan CO2  meningkatkan konsentrasi H2O  merangsang pusat nafas

  • Perangsangan pusat nafas oleh peningkatan CO2 merupakan mekanisme umpan balik yg penting untuk mengatur konsentrasi CO2 seluruh tubuh



a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe pernafasan ?

  • a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe pernafasan ?

  • b. Apakah klien batuk ?  ya  batuk kering/ sputum ?  sputum  jumlah, konsistensi, warna ?

  • Adakah hemoptisis ?

  • Apakah batuknya berat ?



Bersihkah ?

  • Bersihkah ?

  • Adakah suara nafas tambahan, spt :

  • * Snoring (ngorok)  akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal

  • lidah yg jatuh ke belakang (koma)

  • * Gargling (spt suara kumur-kumur)  terdengar saat terdpt

  • muntahan, atau sekret pada sal nafas besar

  • * Crowing (lengking)  terdengar pada penyempitan larynx akibat

  • spasme atau desakan oleh benda asing

  • Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan

  • kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas

  • Auskultasi paru, adakah :

  • * Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas

  • * Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas

  • * Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret



Palpasi daerah leher : adakah pembesaran thyroid

  • Palpasi daerah leher : adakah pembesaran thyroid

  • Adakah klien merasakan nyeri pada thorax atau abdomen ? Kel nyeri akan menghalangi kemampuan batuk



Jalan nafas tidak efektif, b.d :

  • Jalan nafas tidak efektif, b.d :

  • * Penumpukan sekret/ sekret yg kental/ benda asing

  • * Trauma yg menghalangi batuk

  • * Nyeri dada/ abd yg menghalangi ekspansi dada/paru dan

  • batuk

  • * Tidak sadar oleh karena pengaruh anestesi, coma yg

  • menyebabkan relaksasi otot-otot

  • * Penyakit yg menganggu kemampuan batuk/ pengeluaran

  • sekret

  • * Tidak adekuat hidrasi

  • * Penyakit paru yg meningkatkan penumpukan sekret



Suara nafas abnormal

  • Suara nafas abnormal

  • Batuk produktif dg sekresi berlebihan

  • Batuk tidak produktif

  • Sianosis

  • Dispnea

  • Retraksi otot sternokleidomastoid

  • Perubahan rate dan kedalaman pernafasan



Istirahat

  • Istirahat

  • Penumpukan sekret :

  • a. Sekret kental :

  • - Berikan cairan yg adekuat

  • - Humidifikasi/ nebulisasi

  • - Kolaborasi pemberian ekspektoran

  • b. Sekret berada pada saluran nafas besar (s.d bronchus) :

  • - Latihan batuk efektif (klien sadar/ koopratif & kemampuan batuk +)

  • - Jika tdk bisa batuk (karena nyeri thorax/ abd  setelah

  • pembedahan atau trauma)  kolaborasi pemberian analgesik

  • - Jika tidak bisa batuk  lakukan penghisapan lendir

  • c. Sekret terdpt pada percabangan saluran nafas yg kecil/ alveoli

  •  lakukan fisioterapi dada dg postural drainage, kmd latihan

  • batuk efektif atau penghisapan lendir.



3. Tersumbat/ obstruksi :

  • 3. Tersumbat/ obstruksi :

  • - tersumbat oleh lidah yg jatuh ke belakang

  •  lakukan pemasangan oropharyngeal

  • tube (mouth tube/ goedel)

  • - tersumbat oleh masa, trauma atau peny

  •  lakukan kolaborasi pemasangan

  • endotracheal tube atau tracheostomy

  • - akibat infeksi akut, allergi yg menyebabkan

  • spasme bronchial & edema atau bronchokonstriksi

  •  lakukan kolaborasi pemberian kortikosteroid,

  • anti allergi atau bronchodilator



Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?

  • Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?

  • Lakukan pemeriksaan fisik :

  • * Inspeksi :

  • - penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (retraksi

  • sternokleidomastoid, retraksi suprasternal, retraksi

  • intercostal, retraksi substernal)

  • - Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, rasio inspirasi &

  • ekspirasi

  • - Adakah distensi abdomen yg akan menghalangi turunnya

  • diafragma

  • * Auskultasi :

  • - bandingkan suara aliran udara paru kiri & kanan

  • - adakah suara nafas tambahan (rales, wheezing, ronchi)

  • * Palpasi :

  • - Keadaan tulang iga  adakah fraktur

  • - Vocal fremitus ?

  • * Perkusi :

  • - Adakah perubahan suara perkusi diatas area paru



c. Adakah klien mengalami masalah pada hub saraf-otot atau masalah system saraf

  • c. Adakah klien mengalami masalah pada hub saraf-otot atau masalah system saraf

  • d. Adakah klien mengalami nyeri abdomen/ thorak ?

  • e. Apakah mampu melakukan aktivitas/ immobilisasi ?

  • f. Apakah ada riwayat trauma kepala/ penggunaan obat-obatan narkotik yang menekan pusat nafas ?

  • g. Hasil analisa gas darah ?



2. Pola nafas tidak efektif b.d :

  • 2. Pola nafas tidak efektif b.d :

  • a. Obstruksi jalan nafas

  • b. Ekspansi dada yang tidak

  • adekuat  karena

  • immobilisasi, nyeri dada/

  • abdomen

  • c. Gangguan neuromuskuler

  • d. Penyakit paru kronis 

  • menyebabkan penumpukan

  • udara/ cairan pada rongga

  • pleura

  • e. Penurunan pengeluaran CO2

  •  karena penyakit paru

  • (empisema)



Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :

  • Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :

  • a. Posisi semi fowler/ fowler  meningkatkan kapasitas vital paru

  • b. Perubahan posisi  memberikan kesempatan semua alveoli

  • berkembang secara optimal

  • c. Ambulasi/ exercise  meningkatkan pembentukan energi untuk

  • bernafas & CO2 yg akan merangsang pusat nafas

  • 2. Intervensi spesifik :

  • a. Latihan nafas dalam  untuk pasien dengan pernafasan cepat &

  • dangkal  mencegah atelektasis

  • b. Latihan pursed lip breathing  latihan nafas diafragma/ menggunakan

  • incentive spirometer  untuk pasien dg hambatan dalam ekspirasi/

  • retensi CO2

  • 3. Intervensi medis :

  • a. Pemasangan WSD  untuk menurunkan tekanan intra pleura akibat

  • efusi pleura, pneumothorak yg menganggu pengembangan paru

  • b. Pemasangan ventilator/ respirator/IPPB  klien yg mengalami kesulitan nafas

  • akibat gangguan pada hubungan saraf otot/ gangguan sistem saraf



Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli dengan kapiler paru

  • Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli dengan kapiler paru

  • Dipengaruhi oleh :

    • Ketebalan membran respirasi
    • Luas permukaan membran
    • Koefisien difusi
    • Perbedaan tekanan




Ketebalan membran respirasi

  • Ketebalan membran respirasi

  • a. Inspeksi :

  • - Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg

  • edema paru/ radang paru akut)

  • - Pernafasan cepat & dangkal

  • - Pernafasan cuping hidung

  • b. Auskultasi :

  • - Rales (edema paru/ radang paru akut)

  • c. Perkusi :

  • - Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)



2. Perubahan luas permukaan paru :

  • 2. Perubahan luas permukaan paru :

  • - Adakah riwayat operasi 

  • pengangkatan lobus paru

  • - Hasil pemeriksaan thorak photo ?

  • 3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli :

  • - Tanda-tanda hambatan ventilasi



Perubahan pertukaran gas  perfusi jaringan tidak adekuat b.d :

  • Perubahan pertukaran gas  perfusi jaringan tidak adekuat b.d :

  • - Edema paru

  • - Congesti paru



Istirahat (intervensi utama)

  • Istirahat (intervensi utama)

  • Pemberian O2  untuk meningkatkan perbedaan konsentrasi/ tekanan oksigen antara alveoli dg kapiler

  • Membatasi intake cairan (pada klien edema paru)

  • Ambulasi  untuk meningkatkan sirkulasi yg akan memperbaiki rasio perfusi-ventilasi

  • Kolaborasi : antibiotik (klien radang akut parenkim paru)

  • Meningkatkan intake protein melalui oral/ pemberian plasma albumin (klien dg hipoalbumin)



  • Untuk transportasi gas (O2 & CO2) ditentukan oleh aktivitas sistem KARDIOVASKULER



Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :

  • Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :

  • Secara fisik : larut dalam plasma  3 %

  • Secara Kimia : berikatan dengan Hb dalam bentuk oxyhaemoglobin/ HbO2  97 %



Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :

  • Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :

  • Secara fisik : larut dalam plasma  5 %

  • Secara kimia : bergabung dengan Hb membentuk Carbaminohaemoglobin  30 %

  • Berikatan dengan air dan kemudian membentuk bikarbonat plasma  65 %



Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru-paru

  • Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru-paru

  • CO2 penting bagi keseimbangan asam basa



Curah Jantung

  • Curah Jantung

  • Jumlah eritrosit

  • Exercise

  • Hematokrit darah

  • Keadaan pembuluh darah



Normal dewasa 5 lt

  • Normal dewasa 5 lt

  • Melalui darah ditransport sekitar 5 ml O2 & 4 ml CO2 per 100 ml darah

  • Peningkatan curah jantung  kecepatan transport O2 ke jaringan & CO2 dari jaringan



O2 ditrasport secara kimia berikatan dengan Hb yang terdapat dalam eritrosit

  • O2 ditrasport secara kimia berikatan dengan Hb yang terdapat dalam eritrosit

  • Penurunan eritrosit & konsentrasi Hb  menurunkan transport oksigen



Pada gerak badan/ atlet terlatih kecepatan transport O2 ke jaringan meningkat 15-20 kali dari normal

  • Pada gerak badan/ atlet terlatih kecepatan transport O2 ke jaringan meningkat 15-20 kali dari normal

  • Exercise meningkatkan produksi CO2  merangsang pusat nafas & meningkatkan kecepatan denyut jantung sehingga mempercepat pengiriman CO2 keluar tubuh



Peningkatan hematokrit akan meningkatkan viskositas darah sehingga beban jantung meningkat  mengakibatkan penurunan curah jantung

  • Peningkatan hematokrit akan meningkatkan viskositas darah sehingga beban jantung meningkat  mengakibatkan penurunan curah jantung

  • Peningkatan HCT menggambarkan jumlah cairan berkurang, sementara 65 % CO2 ditransport dalam keadaan berikatan H2O

  • Penurunan HCT menggambarkan rendahnya konsentrasi eritrosit dalam darah  menyebabkan penurunan transportasi O2



Sumbatan/ penyempitan pembuluh darah (arterioslerosis)  penurunan pengiriman darah  berakibat penurunan transportasi O2 ke jaringan

  • Sumbatan/ penyempitan pembuluh darah (arterioslerosis)  penurunan pengiriman darah  berakibat penurunan transportasi O2 ke jaringan

  • Sumbatan vena  penurunan pengiriman CO2 ke jaringan



Evaluasi curah jantung :

  • Evaluasi curah jantung :

  • * Apakah klien mengalami nafas pendek, kelelahan,

  • ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ?

  • * Amati sirkulasi perifer :

  • - Adakah perasaan tidak nyaman pada dada ?

  • - Adakah peningkatan/penurunan BB ?

  • - Adakah pembengkakan ekstremitas ?

  • - Adakah klien mengeluh pusing, sakit kepala, palpitasi ?

  • - Berapa jumlah urine output ?

  • - Amati status mental/ tingkat kesadaran klien

  • * Perkirakan keadaan otot jantung :

  • - Pemeriksaan serum enzim

  • - Pemeriksaan EKG



* Pemeriksaan suara jantung :

  • * Pemeriksaan suara jantung :

  • - S1-S2

  • - Suara jantung tambahan : S3-S4, murmur

  • * Lakukan pemeriksaan :

  • - Tekanan darah pada berbagai posisi (N. 5-10 mmHg)

  • - Hitung pulse pressure

  • - Radial pulse

  • - Frekuensi denyut jantung

  • - CTR

  • - CVP

  • - Adanya distensi vena jugularis

  • - Adanya hepato jugular reflux

  • - Serum elektrolit

  • Evaluasi jumlah eritrosit & Hb

  • Evaluasi keadaan cairan tubuh :

  • - Periksa tekanan darah

  • - Periksa HCT dan bandingkan dengan Hb (N. 3 x Hb)

  • - Amati tanda-tana kelebihan / kekurangan cairan



Evaluasi kondisi pembuluh darah :

  • Evaluasi kondisi pembuluh darah :

  • * Sumbatan arteri : area distal sumbatan menjadi :

  • - Pucat atau sianosis

  • - pada rabaan dingin

  • - Klien mengeluh nyeri terutama saat digerakkan

  • - Kulit nampak kering

  • - nadi kadang-kadang tak teraba

  • * Sumbatan vena : area proksimal sumbatan menjadi :

  • - kemerahan

  • - pada rabaan panas

  • - klien mengeluh nyeri

  • - Tampak bengkak



Hambatan transportasi gas b.d defisiensi hemoglobin

  • Hambatan transportasi gas b.d defisiensi hemoglobin

  • Manifestasi Klinis :

  • - Mudah lelah

  • - Pusing/ sakit kepala



Kolaborasi dengan medis  pemberian transfusi darah ( jika diperlukan )

  • Kolaborasi dengan medis  pemberian transfusi darah ( jika diperlukan )

  • Perbaiki diet (TKTP) & banyak mengkonsumsi sayuran berklorophyl



2. Perubahan curah jantung b.d

  • 2. Perubahan curah jantung b.d

  • - Disfungsi jantung akibat

  • penyakit pada arteri

  • coronaria, penyakit

  • katub jantung, abnormal

  • struktur, kegagalan konduksi

  • - Penurunan volume cairan

  • intravaskuler

  • - Cardiac arrest

  • - Imbalance elektrolit



Untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung banyak intervensi medis yang sangat spesifik sesuai dengan penyebabnya

  • Untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung banyak intervensi medis yang sangat spesifik sesuai dengan penyebabnya

  • Ners melakukan intervensi sebagai implikasi dari intervensi medis, misalnya :



Intervensi keperawatan :

  • Intervensi keperawatan :

  • - Istirahat

  • - Batasi intake cairan

  • - Batasi intake natrium

  • Intervensi medis :

  • - Pemberian digokxin  sebelum

  • pemberian periksa denyut jantung (DJ 60-

  • 80x/mt) kolaborasi untuk perubahan dosis/

  • hentikan sementara), periksa seum Kalium ( K

  • < 3,5 mEq/l  koreksi kalium)



Intervensi medis :

  • Intervensi medis :

  • - Pemberian cairan melalui intravenousline

  • (infus) sesuai kebutuhan

  • Implikasi keperawatan :

  • * Tentukan tempat yg sesuai

  • * Observasi kecepatan tetesan & lokasi

  • * Catat intake & output

  • * Observasi tanda-tanda vital



Intervensi :

  • Intervensi :

    • Resusitasi cardio-pulmo-cerebral


Intervensi :

  • Intervensi :

  • Koreksi elektrolit



Ketinggian

  • Ketinggian

  • Lingkungan (dingin/ panas)

  • Latihan/ Exercise

  • Emosi (takut, cemas, marah)

  • Status kesehatan

  • Gaya hidup (perokok)



Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara :

  • Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara :

  • Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (FiO2)

  • Meningkatkan tekanan oksigen (hiperberik)



  • Mencegah terjadinya hipoksia

  • Terapi terhadap hipoksia



        • Kadar oksigen yang rendah
        • Gangguan jalan nafas dan pernafasan
        • Gangguan difusi
        • Gangguan transport oksigen
        • Gangguan ekstraksi oksigen atau penggunaan oksigen dijaringan


  • sesak nafas

  • pernafasan cuping hidung

  • Adanya gerak otot nafas tambahan ; retraksi interkostal suprasternal

  • Takhikardia

  • tekanan darah meningkat

  • keringat dingin

  • Gelisah dan bingung

  • Dalam keadaan berat dapat terjadi sianosis



  • FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan

  • Tidak terjadi rebreathing-penumpukan CO2

  • Resistensi minimal

  • Effisiensi dan ekonomis

  • Nyaman untuk pasien



Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)

  • Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)

  • Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple mask : 40-60 %)

  • Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm (40-60 %)

  • Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)

  • Venture mask (24,28,3540,50,60 %)

  • Bag valve mask (bag & mask : 100 %)

  • Respirator (21-100 %)

  • Jackson rees ; 10-12 lpm (100 %)

  • Jet isuflation ; 10-15 lpm

  • CPAP mask atau nasal (21-100 %)

  • Incubator (sampai 40 %)

  • Oxygen tent atau head box (30-50 %)

















  • Gagal nafas

  • Shock

  • Akut Miokard infark

  • Payah jantung

  • Keracunan carbon monoksida (CO)

  • Trauma multiple berat

  • Luka baker > 25 %

  • Pasca bedah

  • Sepsis

  • Dll.



Humidifikasi/ nebulezer

  • Humidifikasi/ nebulezer

  • Fisiotherapi nafas

  • Latihan pernafasan (breathing exercise) antara lain : pursed lip breathing, Diaphragma Breathing, Batuk efektif

  • Clapping

  • Vibrating

  • Postural drainage

  • Bronchial Toilet



Pengertian

  • Pengertian

  • Tujuan

  • Indikasi

  • Jenis

  • Persiapan alat

  • Persiapan klien

  • Prosedur tindakan

  • Hal-hal yg harus diperhatikan

  • Dll.



  • Corola, Harley, Noback, 1992, Human Anatomy & Physiology, International edition, Mc Graw Hill Inc, USA

  • Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990, Fundamental of Nursing, WB saunders Company, Philadelphia

  • Kozier , Erb, Olivery, 1999, Fundamental of Nursing, Concept, Process and Practice, 5th edition, Weshley Publishing Company Inc, California.

  • Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont

  • Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, 8th edition, Volume 1, Jakarta, EGC

  • Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992. Clinical Nursing Skill, Nursing Process Model Basic to Advanced Skill, Appleton & lange, Norwalk

  • Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaboration for Optimal Health, 2nd edition, Appleton & lange, Standford, Connecticut





Yüklə 521 b.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə