Moch Nukhun
Yüklə
521 b.
tarix
02.03.2018
ölçüsü
521 b.
#29528
Moch Nukhun.
noex_moch@yahoo.co.id
Semua sel dalam
tubuh menghasilkan energi
Semua sel dalam tubuh menghasilkan energi
Energi digunakan untuk menyelenggarakan fungsi selulernya
Energi didapat melalui metabolisme zat makanan (gula/ glukosa) dalam rangkaian reaksi kimia dengan menggunakan oksigen
Reaksi kimia menghasilkan : energi, H2O dan CO2
Apabila tubuh < O2 sel mendapat energi dari glikolisis anaerob menghasilkan energi dalam jumlah sedikit & asam laktat
Apabila tubuh < O2 sel mendapat energi dari glikolisis anaerob menghasilkan energi dalam jumlah sedikit & asam laktat
Glikolisis anaerob berlangsung lama timbunan asam laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi lebih asam menyebabkan aktivitas sel menurun
Dampak penurunan aktivitas sel :
* nafsu makan hilang
* penurunan jumlah urine
* pusing/ sakit kepala
* wajah nampak ngantuk
* cemas
* lelah
Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran koma (diawali klien gelisah & tidak kooperatif.
Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2
Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2
Melibatkan sistem :
Respirasi
Kardiovaskuler
Terjadi melalui 3 tahapan :
Ventilasi paru
Difusi Gas
Transportasi Gas
Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir terjadi saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)
Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir terjadi saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)
Dipengaruhi oleh :
a. Tekanan O2 atmosfir
b. Keadaan saluran nafas
c. Complience & recoil
d. Pengaturan nafas
Merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang terkandung dalam udara
Merupakan jumlah tekanan berbagai gas yang terkandung dalam udara
Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk
Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan melewati saluran nafas hidung, pharynx, larynx, trachea, broncus, bronchiolus, alveoli
Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan melewati saluran nafas hidung, pharynx, larynx, trachea, broncus, bronchiolus, alveoli
Gangguan dalam atau diluar saluran nafas ata(sekret, spasme, benda asing, masa, dll) dapat memprsulit ventilasi
Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax
Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax
Kemampuan dibentuk oleh :
* Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan
relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan
memperkecil rongga dada gerakan akan terhambat pada
: kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan,
distensi abdomen
* Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan
diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi &
relaksasi otot-otot pernafasan keadaan
ini dpt terganggu pada
: bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan
hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas
* Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal elastisitas jaringan paru :
* Elastisitas jaringan paru yg memungkinkan alveoli dapat mengembang & mengempis. Ada 2 kemungkinan dlm abnormal elastisitas jaringan paru :
a. Jaringan paru berubah menjadi jaringan ikat
shg complience paru menurun
b. jaringan paru dapat berkembang tetapi saat recoil terbatas
shg CO2 tertahan (emphysema)
* Adanya surfactant ; yaitu zat phospholipid yg terdpt pada lapisan cairan yg meliputi permukaan alveoli & bersifat menurunkan tegangan permukaan alveoli shg paru-paru mudah berkembang & mencegah kolaps paru
Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons
Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons
Area bilateral & bag ventral di dlm Medulla oblangata sangat sensitif terhdp perubahan konsentrasi H2O & CO2
Pusat nafas terangsang oleh Peningkatan CO2
Kenaikan CO2 meningkatkan konsentrasi H2O merangsang pusat nafas
Perangsangan pusat nafas oleh peningkatan CO2 merupakan mekanisme umpan balik yg penting untuk mengatur konsentrasi CO2 seluruh tubuh
a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe pernafasan ?
a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe pernafasan ?
b. Apakah klien batuk ? ya batuk kering/ sputum ? sputum jumlah, konsistensi, warna ?
Adakah hemoptisis ?
Apakah batuknya berat ?
Bersihkah ?
Bersihkah ?
Adakah suara nafas tambahan, spt :
* Snoring (ngorok) akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal
lidah yg jatuh ke belakang (koma)
* Gargling (spt suara kumur-kumur) terdengar saat terdpt
muntahan, atau sekret pada sal nafas besar
* Crowing (lengking) terdengar pada penyempitan larynx akibat
spasme atau desakan oleh benda asing
Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan
kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas
Auskultasi paru, adakah :
* Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas
* Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas
* Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret
Palpasi daerah leher :
adakah pembesaran thyroid
Palpasi daerah leher : adakah pembesaran thyroid
Adakah klien merasakan nyeri pada thorax atau abdomen ? Kel nyeri akan menghalangi kemampuan batuk
Jalan nafas tidak efektif, b.d :
Jalan nafas tidak efektif, b.d :
* Penumpukan sekret/ sekret yg kental/ benda asing
* Trauma yg menghalangi batuk
* Nyeri dada/ abd yg menghalangi ekspansi dada/paru dan
batuk
* Tidak sadar oleh karena pengaruh anestesi, coma yg
menyebabkan relaksasi otot-otot
* Penyakit yg menganggu kemampuan batuk/ pengeluaran
sekret
* Tidak adekuat hidrasi
* Penyakit paru yg meningkatkan penumpukan sekret
Suara nafas abnormal
Suara nafas abnormal
Batuk produktif dg sekresi berlebihan
Batuk tidak produktif
Sianosis
Dispnea
Retraksi otot sternokleidomastoid
Perubahan rate dan kedalaman pernafasan
Istirahat
Istirahat
Penumpukan sekret :
a. Sekret kental :
- Berikan cairan yg adekuat
- Humidifikasi/ nebulisasi
- Kolaborasi pemberian ekspektoran
b. Sekret berada pada saluran nafas besar (s.d bronchus) :
- Latihan batuk efektif (klien sadar/ koopratif & kemampuan batuk +)
- Jika tdk bisa batuk (karena nyeri thorax/ abd setelah
pembedahan atau trauma) kolaborasi pemberian analgesik
- Jika tidak bisa batuk lakukan penghisapan lendir
c. Sekret terdpt pada percabangan saluran nafas yg kecil/ alveoli
lakukan fisioterapi dada dg postural drainage, kmd latihan
batuk efektif atau penghisapan lendir.
3. Tersumbat/ obstruksi :
3. Tersumbat/ obstruksi :
- tersumbat oleh
lidah yg jatuh ke belakang
lakukan pemasangan oropharyngeal
tube (mouth tube/ goedel)
- tersumbat oleh masa, trauma atau peny
lakukan kolaborasi pemasangan
endotracheal tube atau tracheostomy
- akibat infeksi akut, allergi yg menyebabkan
spasme bronchial & edema atau bronchokonstriksi
lakukan kolaborasi pemberian kortikosteroid,
anti allergi atau bronchodilator
Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?
Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?
Lakukan pemeriksaan fisik :
* Inspeksi :
- penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (retraksi
sternokleidomastoid, retraksi suprasternal, retraksi
intercostal, retraksi substernal)
- Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, rasio inspirasi &
ekspirasi
- Adakah distensi abdomen yg akan menghalangi turunnya
diafragma
* Auskultasi :
- bandingkan suara aliran udara paru kiri & kanan
- adakah suara nafas tambahan (rales, wheezing, ronchi)
* Palpasi :
- Keadaan tulang iga adakah fraktur
- Vocal fremitus ?
* Perkusi :
- Adakah perubahan suara perkusi diatas area paru
c. Adakah klien mengalami masalah pada hub saraf-otot atau masalah system saraf
c. Adakah klien mengalami masalah pada hub saraf-otot atau masalah system saraf
d. Adakah klien mengalami nyeri abdomen/ thorak ?
e. Apakah mampu melakukan aktivitas/ immobilisasi ?
f. Apakah ada riwayat trauma kepala/ penggunaan obat-obatan narkotik yang menekan pusat nafas ?
g. Hasil analisa gas darah ?
2. Pola nafas tidak efektif b.d :
2. Pola nafas tidak efektif b.d :
a. Obstruksi jalan nafas
b. Ekspansi dada yang tidak
adekuat karena
immobilisasi, nyeri dada/
abdomen
c.
Gangguan neuromuskuler
d. Penyakit paru kronis
menyebabkan penumpukan
udara/ cairan pada rongga
pleura
e. Penurunan pengeluaran CO2
karena penyakit paru
(empisema)
Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :
Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :
a. Posisi semi fowler/ fowler meningkatkan kapasitas vital paru
b. Perubahan posisi memberikan kesempatan semua alveoli
berkembang secara optimal
c. Ambulasi/ exercise meningkatkan pembentukan energi untuk
bernafas & CO2 yg akan merangsang pusat nafas
2. Intervensi spesifik :
a. Latihan nafas dalam untuk pasien dengan pernafasan cepat &
dangkal mencegah atelektasis
b. Latihan pursed lip breathing latihan nafas diafragma/ menggunakan
incentive spirometer untuk pasien dg hambatan dalam ekspirasi/
retensi CO2
3. Intervensi medis :
a. Pemasangan WSD untuk menurunkan tekanan intra pleura akibat
efusi pleura, pneumothorak yg menganggu pengembangan paru
b. Pemasangan ventilator/ respirator/IPPB klien yg mengalami kesulitan nafas
akibat gangguan pada hubungan saraf otot/ gangguan sistem saraf
Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli dengan kapiler paru
Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli dengan kapiler paru
Dipengaruhi oleh :
Ketebalan membran respirasi
Luas permukaan membran
Koefisien difusi
Perbedaan tekanan
Ketebalan membran respirasi
Ketebalan membran respirasi
a. Inspeksi :
- Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg
edema paru/ radang paru akut)
- Pernafasan cepat & dangkal
- Pernafasan cuping hidung
b. Auskultasi :
- Rales (edema paru/ radang paru akut)
c. Perkusi :
- Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)
2. Perubahan luas permukaan paru :
2. Perubahan luas permukaan paru :
- Adakah riwayat operasi
pengangkatan lobus paru
- Hasil pemeriksaan thorak photo ?
3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli :
- Tanda-tanda hambatan ventilasi
Perubahan pertukaran gas perfusi jaringan tidak adekuat b.d :
Perubahan pertukaran gas perfusi jaringan tidak adekuat b.d :
- Edema paru
- Congesti paru
Istirahat (intervensi utama)
Istirahat (intervensi utama)
Pemberian O2 untuk meningkatkan perbedaan konsentrasi/ tekanan oksigen
antara alveoli dg kapiler
Membatasi intake cairan (pada klien edema paru)
Ambulasi untuk meningkatkan sirkulasi yg akan memperbaiki rasio perfusi-ventilasi
Kolaborasi : antibiotik (klien radang akut parenkim paru)
Meningkatkan intake protein melalui oral/ pemberian plasma albumin (klien dg hipoalbumin)
Untuk transportasi gas (O2 & CO2) ditentukan oleh aktivitas sistem KARDIOVASKULER
Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :
Oksigen dapat ditransport dari kapiler paru ke jaringan-jaringan melalui 2 cara :
Secara fisik : larut dalam plasma 3 %
Secara Kimia : berikatan dengan Hb dalam bentuk oxyhaemoglobin/ HbO2 97 %
Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :
Transport dari jaringan ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke atmosfir, dilakukan dengan cara :
Secara fisik : larut dalam plasma 5 %
Secara kimia : bergabung dengan Hb membentuk Carbaminohaemoglobin 30 %
Berikatan dengan air dan kemudian membentuk bikarbonat plasma 65 %
Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru-paru
Dalam keadaan istirahat sekitar 4 ml CO2 per 100 ml darah ditransport dari jaringan ke paru-paru
CO2 penting bagi keseimbangan asam basa
Curah Jantung
Curah Jantung
Jumlah eritrosit
Exercise
Hematokrit darah
Keadaan pembuluh darah
Normal dewasa 5 lt
Normal dewasa 5 lt
Melalui darah ditransport sekitar 5 ml O2 & 4 ml CO2 per 100 ml darah
Peningkatan curah jantung kecepatan transport O2 ke jaringan & CO2 dari jaringan
O2 ditrasport secara kimia berikatan dengan Hb yang terdapat dalam eritrosit
O2 ditrasport secara kimia berikatan dengan Hb yang terdapat dalam eritrosit
Penurunan eritrosit & konsentrasi Hb menurunkan transport oksigen
Pada gerak badan/ atlet terlatih kecepatan transport O2 ke jaringan meningkat 15-20 kali dari normal
Pada gerak badan/ atlet terlatih kecepatan transport O2 ke jaringan meningkat 15-20 kali dari normal
Exercise meningkatkan produksi CO2 merangsang pusat nafas & meningkatkan kecepatan denyut jantung sehingga mempercepat pengiriman CO2 keluar tubuh
Peningkatan hematokrit akan meningkatkan viskositas darah sehingga beban jantung meningkat mengakibatkan penurunan curah jantung
Peningkatan hematokrit akan meningkatkan viskositas darah sehingga beban jantung meningkat mengakibatkan penurunan curah jantung
Peningkatan HCT menggambarkan jumlah cairan berkurang, sementara 65 % CO2 ditransport dalam keadaan berikatan H2O
Penurunan HCT menggambarkan rendahnya konsentrasi eritrosit dalam darah menyebabkan penurunan transportasi O2
Sumbatan/ penyempitan pembuluh darah (arterioslerosis) penurunan pengiriman darah berakibat penurunan transportasi O2 ke jaringan
Sumbatan/ penyempitan pembuluh darah (arterioslerosis) penurunan pengiriman darah berakibat penurunan transportasi O2 ke jaringan
Sumbatan vena penurunan pengiriman CO2 ke jaringan
Evaluasi curah jantung :
Evaluasi curah jantung :
* Apakah klien mengalami nafas pendek, kelelahan,
ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ?
* Amati sirkulasi perifer :
- Adakah perasaan tidak nyaman pada dada ?
- Adakah peningkatan/penurunan BB ?
- Adakah pembengkakan ekstremitas ?
- Adakah klien mengeluh pusing,
sakit kepala
, palpitasi ?
- Berapa jumlah urine output ?
- Amati status mental/ tingkat kesadaran klien
* Perkirakan keadaan otot jantung :
- Pemeriksaan serum enzim
- Pemeriksaan EKG
* Pemeriksaan suara jantung :
* Pemeriksaan suara jantung :
- S1-S2
- Suara jantung tambahan : S3-S4, murmur
* Lakukan pemeriksaan :
- Tekanan darah pada berbagai posisi (N. 5-10 mmHg)
- Hitung pulse pressure
- Radial pulse
- Frekuensi denyut jantung
- CTR
- CVP
- Adanya distensi vena jugularis
- Adanya hepato jugular reflux
- Serum elektrolit
Evaluasi jumlah eritrosit & Hb
Evaluasi keadaan cairan tubuh :
- Periksa tekanan darah
- Periksa HCT dan bandingkan dengan Hb (N. 3 x Hb)
- Amati tanda-tana kelebihan / kekurangan cairan
Evaluasi kondisi pembuluh darah :
Evaluasi kondisi pembuluh darah :
* Sumbatan arteri : area distal sumbatan menjadi :
- Pucat atau sianosis
- pada rabaan dingin
- Klien mengeluh nyeri terutama saat digerakkan
- Kulit nampak kering
- nadi kadang-kadang tak teraba
* Sumbatan vena : area proksimal sumbatan menjadi :
- kemerahan
- pada rabaan panas
- klien mengeluh nyeri
- Tampak bengkak
Hambatan transportasi gas b.d defisiensi hemoglobin
Hambatan transportasi gas b.d defisiensi hemoglobin
Manifestasi Klinis :
- Mudah lelah
- Pusing/ sakit kepala
Kolaborasi dengan medis pemberian transfusi darah ( jika diperlukan )
Kolaborasi dengan medis pemberian transfusi darah ( jika diperlukan )
Perbaiki diet (TKTP) & banyak mengkonsumsi sayuran berklorophyl
2. Perubahan curah jantung b.d
2. Perubahan curah jantung b.d
- Disfungsi jantung akibat
penyakit pada arteri
coronaria, penyakit
katub jantung, abnormal
struktur, kegagalan konduksi
- Penurunan volume cairan
intravaskuler
- Cardiac arrest
- Imbalance elektrolit
Untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung banyak intervensi medis yang sangat spesifik sesuai dengan penyebabnya
Untuk mengatasi masalah penurunan curah jantung banyak intervensi medis yang sangat spesifik sesuai dengan penyebabnya
Ners melakukan intervensi sebagai implikasi dari intervensi medis, misalnya :
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
- Istirahat
- Batasi intake cairan
- Batasi intake natrium
Intervensi medis :
- Pemberian digokxin sebelum
pemberian periksa denyut jantung (DJ 60-
80x/mt) kolaborasi untuk perubahan dosis/
hentikan sementara), periksa seum Kalium ( K
< 3,5 mEq/l koreksi kalium)
Intervensi medis :
Intervensi medis :
- Pemberian cairan melalui intravenousline
(infus) sesuai kebutuhan
Implikasi keperawatan :
* Tentukan tempat yg sesuai
* Observasi kecepatan tetesan & lokasi
* Catat intake & output
* Observasi tanda-tanda vital
Intervensi :
Intervensi :
Resusitasi cardio-pulmo-cerebral
Intervensi :
Intervensi :
Koreksi elektrolit
Ketinggian
Ketinggian
Lingkungan (dingin/ panas)
Latihan/ Exercise
Emosi (takut, cemas, marah)
Status kesehatan
Gaya hidup (perokok)
Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan
parsial oksigen pada inspirasi
, yang dapat dilakukan dengan cara :
Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan dengan cara :
Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (FiO2)
Meningkatkan tekanan oksigen (hiperberik)
Mencegah terjadinya hipoksia
Terapi terhadap hipoksia
Kadar oksigen yang rendah
Gangguan jalan nafas dan pernafasan
Gangguan difusi
Gangguan transport oksigen
Gangguan ekstraksi oksigen atau penggunaan oksigen dijaringan
sesak nafas
pernafasan cuping hidung
Adanya gerak otot nafas tambahan ; retraksi interkostal suprasternal
Takhikardia
tekanan darah meningkat
keringat dingin
Gelisah dan bingung
Dalam keadaan berat dapat terjadi sianosis
FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan
Tidak terjadi rebreathing-penumpukan CO2
Resistensi minimal
Effisiensi dan ekonomis
Nyaman untuk pasien
Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)
Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-40 %)
Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple mask : 40-60 %)
Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm (40-60 %)
Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)
Venture mask (24,28,3540,50,60 %)
Bag valve mask (bag & mask : 100 %)
Respirator (21-100 %)
Jackson rees ; 10-12 lpm (100 %)
Jet isuflation ; 10-15 lpm
CPAP mask atau nasal (21-100 %)
Incubator (sampai 40 %)
Oxygen tent atau head box (30-50 %)
Gagal nafas
Shock
Akut Miokard infark
Payah jantung
Keracunan carbon monoksida (CO)
Trauma multiple berat
Luka baker > 25 %
Pasca bedah
Sepsis
Dll.
Humidifikasi/ nebulezer
Humidifikasi/ nebulezer
Fisiotherapi nafas
Latihan pernafasan (
breathing exercise
) antara lain :
pursed lip breathing
,
Diaphragma
Breathing
, Batuk efektif
Clapping
Vibrating
Postural drainage
Bronchial Toilet
Pengertian
Pengertian
Tujuan
Indikasi
Jenis
Persiapan alat
Persiapan klien
Prosedur tindakan
Hal-hal yg harus diperhatikan
Dll.
Corola, Harley, Noback, 1992,
Human Anatomy & Physiology, International edition
, Mc Graw Hill Inc, USA
Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990,
Fundamental of Nursing
, WB saunders Company, Philadelphia
Kozier , Erb, Olivery, 1999,
Fundamental of Nursing, Concept, Process and Practice, 5th edition
, Weshley Publishing Company Inc, California.
Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition, Wadsworth Publishing Company, Belmont
Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002,
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, 8th edition, Volume 1
, Jakarta, EGC
Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992.
Clinical Nursing Skill, Nursing Process Model Basic to Advanced Skill
, Appleton & lange, Norwalk
Williams, 1999,
Fundamentals of Nursing, Collaboration for Optimal Health, 2nd edition
, Appleton & lange, Standford, Connecticut
Yüklə
521 b.
Dostları ilə paylaş:
Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət
Ana səhifə
Psixologiya