Ii. Tinjauan pustaka 1 Sistematika Tanaman Pala



Yüklə 56,57 Kb.
tarix06.05.2018
ölçüsü56,57 Kb.
#41955

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistematika Tanaman Pala

Menurut Cere (1961) klasifikasi tanaman pala adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Kelas : Angiospermae

Sub Kelas : Dicotiledonae

Ordo : Ramales

Family : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica fragrans Houtt
2.2 Morfologi Tanaman Pala

Tanaman ini merupakan tanaman keras yang dapat berumur panjang hingga lebih dari 100 tahun dan dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis, selain di Indonesia tanaman pala terdapat pula di Afrika, Asia dan Amerika. Pala termasuk Famili Myristicaceae yang terdiri dari 15 genus dan 250 spesies. Dari 15 genus tersebut, 5 genus berada di daerah tropis Amerika, 6 genus berada di daerah tropis Afrika, dan 4 genus di daerah tropis Asia (Rismunandar,1990).

Batang tanaman pala tumbuh mencapai ketinggian lebih dari 18 – 20 meter. Tumbuhnya tegak dengan bentuk bulat berbonggol – bonggol, batang pokok memiliki cabang primer yang hampir serupa (Deinun, 1949) dalam (Surianto, 2012).

Menurut pakar tanaman, daun pala mengandung minyak atsiri, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak (Deinun, 1949) dalam (Surianto, 2012).

Bunga pala dapat berumah dua yang berati ada tanaman yang berbunga jantan dan berbunga betina. Namun tanaman pala biasanya berkelamin dua artinya bunga betina bisa terdapat dalam satu pohon. Malai bunga jantan terdiri dari 1 – 10 bunga, sementara malai bunga betina hanya 1 – 3 bunga. Bunga jantan tumbuh lebih tegak pada ranting-ranting buah, tetapi ukuranya lebih kecil dari bunga betina. Sementara bunga betina tumbuh diketiak daun dengan kekhasanya yang berbau harum. Berwarna kuning muda dan halus, penyerbukan bunga pala terjdi ketika ada bantuan serangga atau angin (Deinun, 1949) dalam (Surianto, 2012).

Buah pala berbentuk lebar, dengan ujung meruncing. Beberapa isinya berkulit licin, berdaging dan cukup banyak mengandung air, jika sudah matang buah akan berwarna kuning pucat dan bebelah dua, jangka waktu pertumbuhan buah pala dari penyerbukan sampai waktu panen pertama membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan (Deinun, 1949) dalam (Surianto, 2012).

Biji tanaman pala termasuk berbiji tunggal, berkeping dua dan di lindungi oleh tempurung. Walaupun tidak tebal biji pala cukup keras, beberapa di antaranya berbentuk bulat telur dan lonjong. Jika sudah tua berwarna coklat tua kering, licin, jika masih muda permukaanya keriput (Deinun, 1949) dalam (Surianto, 2012).


2.3. patogen

Patogen adalah agen pembawa penyakit baik dari jenis serangga maupun dari golongan microbia. Menurut Ditjenbun 2010, OPT penting pada tanaman pala yang paling berpotensi menurunkan produksi sebagai berikut :



  1. Hama penggerek buah/biji (Aeroceum fariculatus).

  2. Hama penggerek batang / cabang (Batocera herculles).

Adapun penyakit yang sering menyerang tanaman pala sebagai berikut :

  1. penyakit busuk buah basah (Colletotrichum gloesporiodes) dan penyakit busuk buah kering (Cercospora myristicae).

  2. Jamur akar hitam

Penyebab penyakit ini adalah (Rosselina pepo). Gejala serangannya hampir sama dengan gejala serangan jamur akar putih yaitu daun tanaman menguning, kemudian layu, dahan dan ranting mati meranggas. Pada ranting, cabang atau batang yang terserang bila dikelupas kulitnya maka terlihat lapisan kambium berwama coklat kehitaman, bila batang atau cabang yang sakit dipotong melintang maka akan kelihatan kambium berubah warna menjadi coklat kehitaman. ( Harni, 2011 ).

  1. Jamur akar putih

Penyakit ini di sebabkan oleh jamur (Rigidoporus microporus). Departemen Pertanian (1995), menjelaskan bahwa gejala penyakit pada tanaman yang diserang jamur akar putih ini adalah pertama tajuk daun berwarna pucat, kemudian menjadi kuning dan kusam, dan pada ahirnya kering dan gugur, sehingga tajuk tanaman tinggal rantingnya saja. Bila perakaran dibuka, maka akan terlihat miselium jamur berwarna putih.

2.4. Bakteri Endofit

Menurut saraswati et al (2004), bakteri endofit merupakan bakteri rizosfir yang mampu hidup dalam jaringan tanaman. Bakteri endofit berfungsi memacu pertumbuhan dan melindungi inangnya.

Bakteri endofit hidup dalam jaringan hidup suatu tumbuhan tanpa merugikan inangnya Barac et al (2004). Bakteri endofit yang memiliki kemampuan dalam melakukan penambatan N2 secara biologis disebut dengan bakteri endofit diazotrof Susilowari et al (2007). Bakteri endofit terdapat pada berbagai jaringan tanaman seperti bunga, buah, daun, batang, akar, biji atau buah pada berbagai tanaman Hung dan Anna purna (2004).

Bakteri endofit memiliki banyak manfaat diantaranya dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan memproduksi fitohormon, meningkatkan produksi penyerapan mineral, fiksasi nitrogen, mengurangi kerusakan akibat perubahan cuaca dan meningkatkan daya tahan tanaman dari penyakit Zinniel et al ( 2002).

Studi molekuler terbaru tentang bakteri endofit memperlihatkan keanekaragaman yang sangat besar dari spesies ini. Beberapa endofit terdapat dalam benih, tetapi lainya, ada yang melalui proses kolonisasi pada tanaman. Bakteri ini dapat mengeluarkan senyawa protein untuk mempermudah dalam proses kolonisasi. Ekspresi gen tumbuhan menunjukan bahwa, tumbuhan menyediakan tanda khusus untuk dapat dipengaruhi oleh bakteri endofit Rosenblueth dan Martinez-Romero (2006).

Menurut Kado (1992), bakteri endofit merupakan bakteri yang hidup didalam jaringan tanaman tanpa merugikan bahkan memberikan banyak manfaat bagi tanaman inangnya. Bakteri endofit melakukan kolonisasi pada relung ekologi yang sama dengan patogen tanaman (khususnya patogen layu pembuluh), sehingga bakteri ini lebih cocok sebagai kandidat agensia pengendalian hayati Hallmann et al (1997).



Keunggulan bakteri endofit sebagai agens pengendali hayati, selain sebagai agens biokontrol, beberapa diantaranya juga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dikenal dengan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), karena mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi, menghasilkan hormon pertumbuhan Bacon dan Hinton (2007) Hallmann dan Berg (2006), serta dapat menginduksi ketahanan tanaman yang dikenal dengan induced systemic resistance (ISR).

4

Yüklə 56,57 Kb.

Dostları ilə paylaş:




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə