Pokok-pokok pikiran mengenai sosialisme



Yüklə 282 Kb.
səhifə2/4
tarix16.08.2018
ölçüsü282 Kb.
#63408
1   2   3   4
§ 147. Atas dasar Pantja-Sila dilaksanakan persatuan bangsa In-donesia dan didirikan Negara Republik Indonesia, seperti diamanat­kan oleh Penderitaan Rakjat Indonesia.

Pantja-Sila bukanlah suatu agama, tetapi adalah kepertjajaan rakjat Indonesia didalam perdjuangan dan usaha bersama sebagai bangsa.



AZAS2 GOTONG-ROJONG DAN KEKELUARGAAN DALAM
PEMBANGUNAN SOSIALISME INDONESIA.


§ 148. Jang dimaksud dengan azas gotong-rojong adalah : Kein-sjafan, kesadaran dan semangat untuk mengerdjakan serta menang­gung akibat dari sesuatu karya, terutama jang besar2, setjara ber­sama², serentak dan be-ramai², tampa memikirkan dan mengutama-kan keuntungan bagi dirinja sendiri, melainkan selalu untuk kebaha-giaan bersama, seperti terkandung dalam istilah : Gotong.

Didalam membagi hasil karyanja, masing² anggota mendapat dan menerima bahagian2nja sendiri² sesuai dengan tempat dan si-fat sumbangan karyanja masing2, seperti tersimpul dalam istilah : Rojong.

Dengan Gotong-rojong dilaksanakan azas sama-rasa sama-rata.

§ 149. Gotong-rojong adalah suatu faham jang dinamis, jang menggambarkan suatu usaha, suatu amal, suatu pekerdjaan atau suatu karya bersama, suatu perdjuangan bantu-membantu.

Gotong-rojong adalah amal dari semua untuk kepentingan semua atau djerih-pajah dari semua untuk kebahagian bersama !



§ 150. Dalam azas Gotong-rojong sudah tersimpul kesedaran bekerdja baik bekerdja rochaniah maupun kerdja djasmaniah dalam usaha atau karya bersama, jang mengandung didalamnja keinsjafan, kesedaran dan sikap-djiwa untuk menempatkan serta
273

menghormati kerdja sebagai kelengkapan dan perhiasan kehidupan manusia.



§ 151. Dengan berkembaggnja bata-kehidupan dan penghidupan In-donesia menurut zaman. Gotong-rojong jang pada dasarnja adalah suatu azas dari tata-kehidupan dan penghidupan Indonesia asli di­dalam lingkungan masjarakat jang serba sederhana mekar men­djadi Pantja-Sila.

§ 152. Kekeluargaan

Jang dimaksud dengan azas kekeluargaan ialah : keinsjafan serta kesadaran Budi dan Hati-Nurani manusia untuk me­ngerdjakan segala sesuatu oleh semua dan untuk semua, dibawah pimpinan seorang ketua atau sesepuh dan dibawah penilikan para anggota dari masjarakat atas dasar Pahtja-Sila dan Tjatur-upaya Sosialisme Indonesia.



§ 153. Azas Kekeluargaan mengadjarkan bahwa :

a. Kepentingan dan kesedjahteraan bersamalah jang harus di-utamakan, dan bukan kepentingan atau kesedjahteraan orang-seorang.

b. Antara Ketua atau sesepuh sebagai pemimpinnja dan para anggota masjarakat sebagai jang dipimpin, tetapi djuga jang menilik, ada persatuan dan kesatuan didalam tjipta, rasa, kar-sa dan karya untuk melakukan segala sesuatu oleh semua dan untuk semua.

c. Didalam segala usaha dan karya, Tjinta kasih dan kewadjiban­lah jang mendjadi pendorong dan penggeraknja, dan bukan hak serta nafsu tuntutan jang berkuasa.



§ 154. Hak-Milik Perseorangan

Didalam tata masjarakat dan perekonomian jang berazaskan Kekeluargaan, hak-milik perseorangan tetap diakui, namun dalam penggunaannja dibatasi oleh kepentingan bersama.

Demikianlah dinjatakan, bahwa Hak-milik perseorangan ber-fungsi sosial.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SOSIALISME INDONESIA.

§ 155. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agus­tus 1945, adalah saat permulaan pembangunan Sosialisme Indone-sia dan merupakan tjetusan berkobarnja Revolusi Indonesia seba-gai perwudjudan dari niat dan tekad Rakjat Indonesia untuk meng-achiri penderitaannja.

§ 156. Sifat Revolusi Indonesia adalah „multi-kompleks” atau Pantja-Muka, jaitu suatu.revolusi politik, ekonomi, sosial, kebudaja-an, - bahkan djuga revolusi mengenai tjipta dan tjipta² manusia.
274

Revolusi Indonesia adalah Revolusi Nasional menentang im­perialisme-kolonialisme, oleh sebab itu walaupun bersifat multi­kompleks, tetapi sifat nasionalnja adalah sangat menondjol.

Revolusi Indonesia adalah Revolusi Demokratis, seperti dinja­takan oleh tugasnja untuk menentang keterbelakangan feodal dan menentang otokrasi atau kediktatoran, baik militer maupun per­seorangan.

Djadi djelaslah, bahwa Revolusi Indonesia bukanlah Revolusi bordjuis model tahun 1789 di Perantjis, dan bukan pula Revolusi proletar model tahun 1917 di Rusia. Kewadjiban Revolusi Indone-sia bukan mendirikan kekuasaan kaum kapitalis untuk menindas Rakjat pekerdja, dan bukan pula mendirikan kediktatoran kaum proletar.



§ 157. Untuk memenangkan Revolusi Indonesia, harus dapat di­bangkitkan kekuatan² revolusioner dalam masjarakat Indonesia, karena modal pokok tiap² revolusi nasional untuk menentang imperialisme-kolonialisme ialah : Konsentrasi kekuatan nasional.

Bahwasanja Revolusi Indonesia adalah suatu Revolusi nasional, maka djelaslah bahwa kekuatan sosial jang mendukung Revolusi adalah kekuatan seluruh Rakjat Indonesia.


§ 158. Undang² Dasar – 1945 :

Didalam U.U.D. - 1945 terkandung :



a. Sosialisme Indonesia, jang hendak kita tjiptakan sebagai isi­murni dari Amanat penderitaan rakjat Indonesia.

b. Demokrasi-Terpimpin, jaitu suatu tata-kerakjatan jang sesuai dengan Keperibadian Indonesia seperti terlukis dalam seluruh U.U.D. - 1945.

c. Ekonomi-Terpimpin, jaitu tata-perekonomian jang azas-azasnja terletak dalam Pasal 33 - U.U.D. - 1945.

d. Keperibadian-Indonesia, jang harus selalu mendjadi ukuran da-lam segala tindak dan karya kita.



§ 159. Keperibadian Indonesia

Jang dimaksud dengan Keperibadian Indonesia ialah : keselu­ruhan tjiri² chas bangsa Indonesia, jang membedakan bangsa Indo-nesia dengan lain² bangsa.

Keseluruhan tjiri chas bangsa Indonesia, jang membedakan bangsa Indonesia dengan lain2 bangsa itu adalah pentjerminan dari­pada garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia se­pandjang masa.

Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia se­pandjang masa itu ditentukan oleh kehidupan-budi bangsa Indone­sia dan dipengaruhi oleh keadaan tempat-lingkungan Indonesia serta suasana-waktu sepandjang perdjalanan masa.

Tjiri2 chas budi dan kehidupan Indonesia adalah antara lain semangat Gotong-rojong, Kekeluargaan, Ke-Tuhanan. Kerakjatan, Kemanusiaan, Keadilan, Ramah-tamah dan sifat Bhinneka Tunggal Ika.

275


§ 160. Tudjuan dan kewadjiban Revolusi Indonesia

Tudjuan dan kewadjiban Revolusi Indonesia adalah melaksa­nakan Amanat penderitaan rakjat Indonesia, oleh sebab itu maka tudjuan dan kewadjiban Revolusi Indonesia bukanlah untuk men­dirikan Negara-Federal, kekuasaan diktator atau Republik Kapi­talis, melainkan mewudjudkan tjita² bangsa Indonesia seperti ter­muat dalam inti-sari dari Amanat penderitaan rakjat Indonesia.



C. ALAT UNTUK MENTJAPAI SOSIALISME INDONESIA.

USAHA PEMBANGUNAN DAN MODALNJA

§ 161. Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana

Alat untuk mentjapai Sosialisme Indonesia adalah Pembangun-an-Nasional-Semesta-Berentjana, jaitu suatu pembangunan,

a. jang Nasional, jaitu : diseluruh tanah-air Indonesia untuk mengembangkan bangsa Indonesia;

b. jang Semesta, jaitu : disegala lapangan kehidupan dan penghidupan masjarakat Indonesia;

c. jang Berentjana, jaitu : menurut suatu rentjana tertentu.

§ 162. Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana tidak mungkin dikerdjakan dalam waktu singkat karena terbentur pada soal ke­kurangan tenaga dan modal, serta kekurangan pengalaman dan latihan; oleh sebab itu harus dikerdjakan ber-angsur2 setahap-demi-setahap, tetapi dengan tjepat dan ,menurut rentjana2 tertentu, jang disebut suatu Rantjangan Pola (Blueprint) untuk waktu jang lama­nja lebih dari dua tahun dan meliputi seluruh bidang dan lapangan kehidupan dan penghidupan.

Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana adalah Pembangun-an revolusioner, karena mewudjudkan perobahan2 tjepat dalam masjarakat menudju masjarakat adil dan makmur berdasarkan Pantja-Sila dengan melalui tingkat² kemadjuan dengan tjepat dan tegas.



§ 163. Modal Pembangumam-Nasional-Semesta-Berentjana :

Sebagai modal untuk melantjarkan Pembangunan-Nasional­Semesta-Berentjana itu ditundjukkan beberapa sumber, jaitu :

a. Undang2 Dasar 1945 dan djiwa Revolusi;

b. Kepertjajaan, kemampuan, keuletan bangsa Indonesia;

c. Tenaga kader baru;

d. Angkatan Perang;

e. Perusahaan² nasional, jaitu negara, daerah dan swasta;

f. Kekajaan alam.



§ 164. Modal jang terbesar didalam setiap pembangunan ialah te­naga dan pikiran manusia dan bangsa Indonesia didalam djaman
276

pertjobaan jang se-berat²nja telah membuktikan kesanggupannja mengatasi segala kesulitan, sehingga tjukup besar kepertjajaan kita bahwa bangsa Indonesia akan sanggup menghadapi persoalan Pem-bangunan-Nasional-Semesta-Berentjana, ter-lebih2 karena Indonesia memiliki faktor² alam jang sangat menguntungkan.

Kelemahan Indonesia terletak dalam soal kekurangan tenaga-ahli, sehingga faktor ini harus mendapat perhatian sepenuhnja dengan sungguh², ter-lebih² dalam tahap² pertama dari pemba­ngunan.

TUGAS DEWAN PERANTJANG NASIONAL

§ 165. Untuk merantjang pola masjarakat jang adil dan makmur berdasarkan Pantja-Sila atau pola masjarakat Sosialis Indonesia, dibentuklah Dewan Perantjang Nasional, disingkat Depernas, jang anggotanja berasal dari tanah-air Indonesia antara Sabang dan Merauke, dan bertugas :

a. mempersiapkan rantjangan Dasar Undang2 pembangunan nasional semesta berentjana;

b. menilai penjelenggaraan pembangunan;

c. menjusun rentjana pembangunan nasional dengan memper-hitungkan pembangunan segala kekajaan alam dan penge-rahan tenaga rakjat serta meliputi segala segi penghidupan Bangsa Indonesia dalam bentuk rantjangan Dasar Undang2 pembangunan.



RANTJANGAN POLA NASIONAL

§ 166. Pokok daripada segala pokok daripada Dewan Perantjang Nasional ialah, bahwa Depernas harus membuat Rantjangan Pola (blueprint) daripada suatu masjarakat Indonesia jang berkeadilan sosial, suatu masjarakat Indonesia sebagai jang dimaksudkan oleh mukaddimah Undang² Dasar dan Pasal 33 Undang² Dasar 1945, suatu masjarakat Indonesia jang betul2 adil dan makmur, betul² makmur dan adil pula.

Depernas tidak ditugaskan untuk membuat pola masjarakat Indonesia jang makmur tetapi tidak adil, atau jang adil tetapi tidak makmur ! „Tata-tentrem-kerta-rahardja, gemah-ripah loh-djinawi, subur-kang-serwa-tinandur, murah-kang-sarwa-tinuku”, itulah jang harus djelas tampak dalam pola Dewan Perantjang Nasional.



§ 167. Karya Dewan Perantjang Nasional berupa usul Rantjangan Dasar Undang² Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana jang dimadjukan kepada Dewan Menteri untuk dipertimbangkan.

Sesudah dipertimbangkan oleh Dewan Menteri dan diolah men-djadi Rantjangan Dasar Undang2 Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana, maka rantjangan tersebut dimadjukan kepada Madjelis Permusjawaratan Rakjat (M.P.R.) untuk disahkan dimana M.P.R. djuga memutuskan tjara melaksanakan Dasar Undang² Pemba­ngunan-Nasional-Semesta-Berentjana.

277

§ 168. Sesudah diterima oleh M.P.R. mendjadi Putusan M.P.R., maka Dasar Undang2-Pembangunan-Nasional-Semesta-Berentjana itu mendjadi „Pola Nasional, jang tidak boleh satu orangpun mero-bahnja, karena telah diterima oleh Madjelis Tertinggi daripada se­luruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke !”.
ATURAN PELAKSANAAN
§ 169. Pengeraban tenaga dan benda :

Berlandasan azas² Gotong-rojong dan Kekeluargaan dilakukan pembangunan masjarakat-Sosialis-Indonesia dengan djalan melak­sanakan Pola Nasional atau Pembangunan-Nasional-Semesta-Beren­tjana, jang harus dilaksanakan dengan meng-„ho-lopis-kuntul-baris”­kan seluruh tenaga rakjat, seluruh alat-kelengkapan bangsa dan se-luruh semangat serta daja-kerdja jang berada diantara Sabang dan Merauke.


§ 170. Untuk mentjapai pengerahan tenaga, benda dan alat² se­tjara efektip dan produktip, diperlukan pimpinan jang tepat dan kuat serta organisasi dan koordinasi jang tepat-guna.

Oleh sebab itu perlu diketahui dengan pasti tenaga, benda dan alat2 jang teiah tersedia diseluruh tanah air Indonesia, selagi me-mikirkan kekurangan²nja jang perlu diusahakan.



§ 171. Daftar kepustakaan Sosialisme Indonesia

A. Kepustakaan pokok :

SOEKARNO, Presiden

Dr Ir




:

Pendjelasan Prdsiden pada Sidang Dewan Nasionad, ke IV






(Tahun 1957).

-,,-

:

Pidato Presiden pada Msjawarah Nasional Pembangunan






(Tahun 1957).

-,,-

:

Shaping and Reshaping (Tahun 1957).

-,,-

:

Uraian Presiden didepan para Mahasiswa diIstana Negara.

-,,-

:

Mahasiswa Indonesia mendjawab tantangan zamannja (Ta-






hun 1958).

-,,-

:

Setialah kepada Amanat Penderitaan Rakjat (Tahun 1958).

-„-

:

Kapitalisme menimbulkan kesengsaraan (Tahun 1958).

-,,-

:

Tugas dan peranan Mahasiswa dalam Revolusi Nasional







(Tahun 1958).

-,,-

:

Pantjasila sebagai Dasar Negara (Tahun 1958).

-,,-

:

Tahun Tantangan (Tahun 1958).

-,,-

:

Mentjapai Indonesia Merdeka.

-,,-

:

Amanat presiden pada Musjawarah Dinas Menteri Dalam







Negeri dan Otonomi Daerah dengan para Gubernur. (Tahun







1960).

-,,-

-,,-


-,,-
-,,-
-,,-
-,,-

-,,-
-,,-

-,,-

-,,-


-,,-

:

:

:


:
:
:

:
:


:

:

:



Sarinah.

Indonesia Menggugat 1932.

Kuliah Pres. Soekarno pada pembukaan “Studium Generdli”

bagi Mahasiswa2 Bandung (1959).

Pidato Prdsiden di Tokio, didepan Mahasiswa dan masja­-

rakat Indonesia.

Amanat Prdsiden Soekarno pada upatjara Dies Natalis ke-II

Universitas Padjadjaran di Bandung.

Revolusi kita berdasarkan Pantja-sila, 1959.

Komando Presiden pada Musjawarah Besar Angkatan 45

(Tahun 1960)

Penemuan kembali Revolusi kita.

Amanat Prdsiden kepada para Gubernur.

Lahirnja Pantja-Sila 1949.

Res Publica ! Sekali lagi Res Publica ! 1959.

-,,-

-,,-


-,,-

-,,-


-,,-

-,,-


:

:

:



:

:

:



Tentang Tjita² bangsa kita (Tahun 1955).

Pantja-Sila adalah Arkanun Indonesia (Tahun, 1954).

Tentang Negara Nasional dan tjita² Islam. (Tahun 1953).

Selesaikan jang ketjil, hadapi jang besar. (Tahun 1952).

Tafsir Pantja.Sila. (Tahun 1951).

Tentang Negara Nasional dan Negara Kesatuan. (Tahun

1950).

-,,-

-,,-


-,,-

-,,-


-,,-


:

:

:



:

:


Mentjapai Indonesia Merdeka, 1932, 1959.

T japailah Tata-tenteram Kerta-rahardja, 1951.

Res Publica 1957.

Let us return to the 1945 Constitution, 1959.

Pantjasila sebagai dasar Negara I-IV, 1958.

Manifesto Politik Republik Indonesia, 1959.

B. Kepustakaan pelengkap :

Abdulgani, Roeslan H. : Pantja-Sila sebagai landasan demokrasi terpimpin. (1959).

Achmad Husin, S.H. : Pantja sila dan komunisme.

Achmad Sanusi : Pengantar Ilmu Hukum dan Tata-Hukum Indonesia, 1958.

-,,- : Perkembangan Sistim Pemerintahan Negara Republik In-

donesia, 1945-1958; (1958).

Adam Malik : Riwajat Proklamasi 17 Agustus 1945.

279


Adisumarta, Kaptin Drs

R.J.


Adler, Georg

-״-

Adler, Max

-״-


Alcobaca, Visconde De Andler, C.P.T.
Angelinus, O.F.M. CAP.

P. Dr Mr


-״-
-״-
Angelopoulos, Angelos

Asmara Hadi

Assaat, Mr D. M.

Augustin Cochin


Aulard

Banning


Bardosono, R.

Bauer, Otto


Beekenkamp, Dr C.

Beer, Max.

Beer, Max
Bender

Berth, Edourd


Bliss, W.D.P.

Bloch, Ernst


Bobrowski, Czeslaw Bochenki Joseph M.

und GERHART

NIEMEYER
Bohm-ba-werk, Eugen
von
-״-
Boissoudy, Jean de

Bougle, Celestin

Bourgin, Georges

Bounguin, M.


Bowen, E.R.

Brand, Dr W.


Brinton, Crane

Brissenden, P.F.



:

:



:

:

:


:

:

:



:
:
:

:

:



:
:

:

:



:
:

:

:


:

:
:


:
:

:

:


:
:

:

:



:
:

:
:


:



Sosialisme a la Indonesia;

Die Zukunft der soziale Frage, (Jena, 1900);

Geschichte des Sozialismus and Kommunismus von Plato bis zur Gegenwart, Hand- and Lehrbuch der Staatswis­senchaften,(Leipsic, 1899);

Politike oder soziale Demokratie;

Wegweiser fur Studien zur Geistesgeschialte des Sozialismus

(Wien, 1931);

What Portugal Owes To Dr Salazar;

Le manifests communists de Karl Marx et F. Engels

(Paris, 1901);

Maatschappelijke verhoudingen. Het Katholieke standpunt (Tilburg, 1939);

Wijsgerige gemeenschapsleer, 2 delen, 2e druk, (Utrecht Nijmegen, 1939);

Richtlijnen voor het maatschappelijk herstel (Utrech,
1944);


Planisme et progres social (1953);

Pantjasila, doctrine Revolusi Nasional Rakjat, 1950. Hukum Tatanegara, 1948.

Les Societe's de Pensee et, La Democratie modern,-Etudes

d'Histoir Revolutionnaire, (Paris, 1955);

Histoire de la revolution francaise, (Paris, 1901); Socialistische cultuurpolitiek;

Ichtisar Ilmu Negara, 1957.

Die Nationalitatsfrage and die Sozialdemokratie, (Marx-Studien, Bd. II, Wien, 1924);

Ordening;

A History of British Socialism, (2 vol London, 1929); Allgemeine Geschichte des Sozialismus and der sozialen Kampfe, (5 Bd. Berlin, 1929);

Het Reclit en zijn eigenschappen; (Hilversum, 1936);

Les derniers aspects du socialisme(Etudes sur is divenir social, vol. xvii, Paris, 1923);

A Handbook of Socialism (London, 1895);

Thomas Munzer als Theologe der Revolution (Munich,
1922);


Formation du systeme sovietique de planif;cation, (1956);


Handbuch des Welt-Kommunismus, (Freiburg/Muchen,
1958);

Geschichte and Kritik der Kapitalistich Theorien, (Inns-brueck, 1914);

Zum Abschluss des marxischen Systems” in Staatswissen-schaftliche Arbeiten, Festgabe fur Karl Knies, Berlin, 1896); Le phenomene revolution, (Paris, 1940);



Socialisme francais (Paris, 1932);

Histoire de la Commune (Paris, 1907);

Les systemes socialistes et (evolution economique (Paris, 1921);

The Cooperative Road to Abundance;

Het streven van de economisch onontwikkelde landen naar een hogere levensstandaard, (1954);

The Anatomy of Revolution, (New York, 1957);

The I.W.W, a Study of American Syndicalism, (Columbia University, Studies in History, Economics and Public Law, no, 193 (2nd ed. New York, 1920);

280


Brongersma, Mr Dr E.
Brutzkus, Boris
Bubnoff, Nicolai von

Bukharin, N.I.


-״-
Buret, Eugene
Burnham, James

Burns, Arthur Robert.: Burns, C.D.

Carr

Cassel, Gustav


Cathrein, Viktor Chamberlin, W.H.

Chang, Cherman H.M.:

Charpentier, M.

Chong-Ming Li,

Clark, J.B.

Clark, John Maurice Cleef, Ed, van

Cole, G.D.H.
-״-

-״-

-״-
Compere-Morel, A.C.A.
-״-
Cora Du Bois

Cornijo, M.H.


Costa, Freppel

Croce, B.

Czobel E. and
P. Hajdu

Dan Griffiths

-״-

-״-


-״-

Danusaputro,


Munadjat, Mr
-״-
-״-

:
:
:

:
:
:


:

:

:



:

:
:


:

:

:



:

:

:



:

:
:


:

:
:
:


:

:
:


:

:

:



:

:

:


:
:
:
:

De opbouw van een Corporatieven Staat, Het Nieuwe
Portugal;


Die Lehren des Marxismus fm Lickte der russischen Revo-lution (Berlin, 1928) ;

"Der Geist des volkstilmlichen russichen Sozialismus'' (in Archiv fur Sozialwissenschaft and Sozialpolitik, Bd. IV,
IV, 1926) ;


Karl Kautsky and Sovjetrussland, tr. from the Russian
(Wien, 1925);


Teorlya irtorihceskogo materializma (Moscow, 1922), tr. as „Historical Materialism” (New York, 1925);

De la misere des classes laborieuses en Angleterre et en France, (2 vols, Paris, 1840);

The Managerial Revolution, (1941);

The Decline of Competition, (1936);

The Principles of Revolution, (London, 1920);

The Soviet impact on the Western world;

Socialism eller fra-Sozialismus oder Fortschrift (Berlin,
1929);


Der Sozialismus (Freiburg y Br., 1923);

Soviet Russia (rev. ed. Boston, 1931);

The Marxian Theory of the State (Philadelphia, 1931);

Les Societes des pensee et la Democratie, (Paris, 1921); Economic Development of Communist China, (1959);

Social Justice without Socialism, (Boston, 1914);

Alternative to Serfdom, (1948);

Sociaal-Economische Ordening, (2e dr. 1947);

A Short History of. the British Working Class Movement,
1789-1927, (3 vols. London, 1932);


Self-Government in Industry (5th. ed London, 1920); Practical Economics, (1938);

The Intelligent Man's Guide through World Chaos (London, 1932) ;

Encyelopedie socialiste, syndicate et cooperative de 'I Inter-nationale ouvrere, (8 vols, Paris, 1912.13);

Grande dictionaire socialiste du mouvement politique econo­mique, national et international, (Paris, 1924);

Social forces in Southeast Asia;

Sociologie generate, (Chapitre: Theorie philosohique),
(1932);


Economic Planning in Corporatieve Portugal;

Materialismo storico ed economia marxistica (Bari, 1927);
Die Literatur fiber Marx, Engles and fiber Marxismus
seit Beginn des Weltkrieges”, (in Marx-Engels Archiv, Bd.
i (1925);


What is Socialism? (London, 1924);

Dokumente des Sozialismus, 5 Bd. (Berlin, 1901-05);

Archiv far die Geschichte des Sozialismus and der Arbeiter-bewegung, (15 Bd. Leipsic, 1911-30);

Neue Zeit, 41 vols. (Stutgart, 1883-1923);
La Musique indondsienne; ou La Musique en Indonesia, (Paris-Louvain 1953);

Die moralische Kraft der Ideen and Grundsatze im Leben eines Staatees and Volkes, (Bern 1957);

Kurzer Grundriss der Geschichte Indonesiens zur Geburk
der Republik, (Braunschweig, 1959);


Yüklə 282 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə