SNI 19-6724-2002
82 dari 90
6.8.3 Perataan
Jaringan
Pada perataan jaringan, vektor-vektor baseline yang telah dihitung sebelumnya secara
sendiri-sendiri, dikumpulkan dan diproses dalam suatu hitung perataan jaringan (
network
adjustment
) untuk menghitung koordinat final dari titik-titik dalam jaringan GPS yang
bersangkutan. Hitung perataan jaringan ini menggunakan metode perataan kuadrat terkecil
(
least squares adjustment
).
Perataan jaringan GPS umumnya dilakukan dalam dua tahap, yaitu perataan jaring bebas
(
free network adjustment
) dan perataan jaring terikat (
constrained network adjustment
).
Perataan jaring bebas dilakukan dengan hanya menggunakan satu titik tetap dan
dimaksudkan untuk mengecek konsistensi data vektor baseline, satu terhadap lainnya.
Setelah melalui tahapan perataan jaring bebas dan kontrol kualitasnya, selanjutnya vektor-
vektor baseline yang ‘diterima’ diproses kembali dalam perataan jaring terikat. Pada
perataan ini semua titik tetap digunakan, dan koordinat titik-titik yang diperoleh dan sukses
melalui proses kontrol kualitas akan dianggap sebagai koordinat yang final.
Pada prinsipnya hitung perataan jaringan ini akan berguna untuk beberapa hal, yaitu :
♦
untuk menciptakan konsistensi pada data-data ukuran vektor baseline ,
♦
untuk mendistribusikan kesalahan dengan cara yang merefleksikan ketelitian
pengukuran,
♦
untuk menganalisa kualitas dari baseline-baseline, serta
♦
untuk mengidentifikasi baseline-baseline serta titik-titik kontrol yang perlu ‘dicurigai’.
Secara ilustratif, kegunaan dari perataan jaringan ditunjukkan pada Gambar 6.35. Pada
gambar ini ditunjukkan bahwa sebelum perataan jaringan dilakukan, baseline-baseline belum
terintegrasi secara benar dan konsisten, dan koordinat titik-titik juga belum unik. Setelah
hitung perataan, baseline-baseline akan terintegrasi secara benar dan konsisten, titik-titik
akan mempunyai koordinat yang unik.
Perlu dicatat di sini bahwa perangkat lunak untuk perhitungan jaringan dapat merupakan
bagian (modul) dari perangkat lunak komersil pengolahan
data GPS, maupun perangkat
lunak perataan jaringan yang khusus, seperti perangkat lunak
GEOLAB
.
SNI 19-6724-2002
83 dari 90
Gambar 6.35 Perataan Jaringan GPS
Untuk mengecek kualitas dari koordinat yang diperoleh dari hitung perataan jaringan, ada
beberapa indikator kualitas yang dapat dipantau, yaitu antara lain :
♦
rms (
root mean squares
), harga minimum dan maksimum, serta standar deviasi dari
residual,
♦
faktor
variansi
a posteriori
,
♦
matriks variansi kovariansi dari koordinat,
♦
dimensi dari ellips kesalahan relatif dan absolut,
♦
hasil dari test statistik terhadap residual maupun koordinat,
♦
jumlah vektor baseline yang ditolak (
outliers
), dan
♦
perbedaan harga-harga statistik antara yang diperoleh dari hitung perataan jaring
bebas dan dari hitung perataan jaring terikat.
6.8.4 Transformasi Datum dan Koordinat
Koordinat titik-titik yang didapatkan dari hitung perataan jaringan GPS adalah koordinat
kartesian tiga-dimensi (X,Y,Z) dalam datum WGS 1984. Seandainya pengguna
menginginkan koordinat titik-titik tersebut dalam datum dan sistem koordinat lainnya yang
berbeda, maka diperlukan suatu proses transformasi datum dan koordinat. Berkaitan
dengan pentransformasian koordinat titik-titik GPS ini, jenis transformasi yang umum
diperlukan dapat ditunjukkan pada Gambar 6.36.
baseline
PERATAAN JARINGAN
q
menciptakan konsistensi
q
mendistribusikan kesalahan
Jaringan sebelum diratakan
Jaringan setelah diratakan
SNI 19-6724-2002
84 dari 90
Gambar 6.36 Transformasi koordinat titik GPS
Koordinat dalam
Sistem Proyeksi Peta
Koordinat Kartesian
dalam WGS-84
Koordinat Geodetik
dalam WGS-84
TRANSFORMASI
KOORDINAT # 1
Koordinat Kartesian
dalam Datum lain
Koordinat Geodetik
dalam Datum lain
TRANSFORMASI
KOORDINAT # 1
TRANSFORMASI
DATUM
TRANSFORMASI
KOORDINAT # 2
SNI 19-6724-2002
85 dari 90
Lampiran G
Pedoman Pelaksanaan Metode Poligon
Survai untuk penentuan posisi dari suatu jaringan titik di permukaan bumi, dapat dilakukan
secara terestris maupun ekstra-terestris. Pada survai dengan metode terestris, penentuan
posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang
terletak di permukaan bumi. Dalam hal ini, metode-metode penentuan posisi terestris yang
umum digunakan saat ini adalah metode poligon, metode pengikatan ke muka (
intersection
),
metode pengikatan ke belakang (
resection
), atau kombinasi antara metode-metode tersebut.
Karakteristik umum dari metode-metode ini diberikan secara skematis pada Gambar 7.1.
Perlu juga dicatat di sini bahwa ada beberapa lagi metode penentuan posisi terestris, seperti
triangulasi, trilaterasi,dan triangulaterasi. Tapi metode-metode ini sudah tidak banyak lagi
digunakan, terutama setelah adanya metode penentuan posisi yang berbasiskan satelit.
Gambar 7.1 Beberapa metode penentuan posisi secara terestris
Dalam pengadaan jaring titik kontrol horizontal, metode pengukuran poligon digunakan saat
ini dalam pengadaan jaring titik kontrol orde-4 dimana spasi antar titiknya adalah sekitar 100
m. Penggunaan metode poligon dalam hal ini adalah karena fleksibilitas metode ini untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan dalam skala sangat lokal , dimana keberadaan
Metode
Contoh Geometri Data Ukuran
Poligon
Pengikatan
Kemuka
Pengikatan
Kebelakang
Sudut
dan Jarak
Sudut
di titik-titik
tetap
Sudut
di titik-titik
yang akan
ditentukan
posisinya
Titik tetap (koordinatnya diketahui)
Titik yang akan ditentukan posisinya
Sudut
yang diukur
Jarak
yang diukur