Kata pengantar



Yüklə 0,57 Mb.
səhifə12/28
tarix24.04.2018
ölçüsü0,57 Mb.
#40124
1   ...   8   9   10   11   12   13   14   15   ...   28

11.1. Bangsa Lycopodiales


Bangsa ini terdiri kurang lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong dalam suku Lycopodiaceae dari marga Lycopodium. Lycopodium itu kebanyakan berupa terna kecil yang sering sekali dipakai untuk pembuatan buket bersama dengan bunga. Batang mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana,tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas. Daun-daun berambut,berbentuk garis atau jarum,yang dianggap homolog dengan mikrofil Psilophytinae dan hanya memiliki satu tulang yang tidak bercabang. Akar biasanya bercabang-cabang mengarpu. Bagian-bagian batang yang berdiri tegak,di atas bagian yang agak jarang daun-daunnya,mempunyai rangkaian sporofil. Sporofil berbentuk segitiga sama sisi,mempunyai sporangium yang agak pipih,berbentuk ginjal,menghasilkan isospora.

Letak sporangium pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya. Dinding sporangium terdiri atas beberapa lapis sel. Sporangium membuka dengan dua katup menurut suatu retak yang telah tampak

dari susunan anatomi sel-selnya. Sesudah 6 atau7 tahun spora itu baru berkecambah, menghasilkanbadan yang terdiri dari 5 sel, yang semula mendapat makanan dari cadangan di dalam spora. Sesudah mengalami waktu istirahat,baru badan itu berkembang terus,jika dalam sel-selnya yang sebelah bawah dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan sebagai mikoriza.Jadi untuk perkembangan prolatalium harus ad simbiosis dengan mikoriza. Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi kecil,keputih-putihan dan bersifat saprofit. Baru sesudah 12-15 tahun, alat-alat kelaminnya menjadi masak, sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun. Jika protalium muncul di atas tanah,lalu membentuk kloroplas dan warnanya menjadi hijau. Protalium itu berumah satu,alat-alat kelaminnya terdapat pada bagian apikal. Anetridium terbenam dalam jaringan protalium dan terdiri atas banyak sel. Tiap sel anteridium ( selain dindingnya) menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong, masing-masing mempunyai dua bulu cambuk.

Zigot mula-mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi dua sel. Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi enmbrionya,sedang sel-sel yang atas yang menghadapleher arkegonium menjadi pendukung embrio atau suspensor. Jadi embrio itu tidak menghadap kearah leher arkegonium. Letak embrio yang demikian itu disebut endoskopik. Di daerah tropika banyak pula terdapat terdapat warga Lycopodium, di antaranya ada yang hidup sebagai epifit, misalnya L. nummularifolium.

Yang banyak dikenal di Indonesia adalah :


  • L. cernuum, di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga.

  • L. clavatum, yang sporanya dikumpulkan sebagi serbuk licopodium (pulvis lycopodii) yang dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sam, lain,dan juga digunakan dalam percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara.

Sisa-sisa Lycopodiinae sebagai fosil ditemukan dari zaman Devon tengah, bahkan ada yang dari zaman Silur. Lycopodiinae yang telah fosil antara lain ialah :

  • Drepanophycus spinaeformis, merupakan tumbuhan darat yang tertua bagi Eropa.

  • Protolepidodendrom scharyanum, pada ujung cabang-cabangnya terdapat daun-daun yang menggarpu. Sporangium terdapat pada sisi atas daun.

Pada kedua jenis tersebut sporofil belum terkumpul menjadi rangkaian sporofil (bunga). Sublepidodendraceae dan Archaeosigillariaceae mempunyai daun-daun yang melekat pada alas berbentuk belah ketupat atau persegi enam. Tumbuhan ini dianggap sebagai nenek moyang pohon pohon sisik-sisik (Lepidondraceae).

11.2. Bangsa Selaginellales (Paku Rane, Paku Lumut).


Habitus paku rane dalam beberapa hal memperlihatkan persamaan dengan Lycopodinae. Sebagian mempunyai batang berbaring dan sebagian tegak, bercabang-cabang menggarpu anisotom, tidak memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder. Ada yang tumbuhnya membentuk rumpun, ada yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai panjang sampai beberapa meter. Pada batang terdapat beberapa daun-daun kecil yang tersusun dalam 4 baris. Cabang-cabang sering kali mempunyai susunan dorsiventral. Dari 4 baris daun itu yang dua baris terdiri atas daun-daun yang lebih besar dan tersusun kesamping, yang dua baris lagi terdiri atas daun-daun yang lebih kecih terdapat pada sisi atas cabang-cabang yang menghadap kemuka. Akar-akar yang keluar dari bagianbagian batang yang tidak berdaun yang dinamakan pendukung akar. Pada bagian bawah sisi atas daun terdapat suatu sisik yang dinamakan lidah-lidah (ligula). Lidah-lidah tersebut merupakan alat penghisap air (misalnya tetes air hujan), dan sering kali dengan perantaraa suatu trakeida mempunyai hubungan dengan berkas-berkas pembuluh pengangkutan.

Selaginella bersifat heterospor, protakliumnya sangat kecil, jadi telah mengalami reduksi yang jauh. Rangkaian sporofil terminal,merupakan suatu bulir tunggal atau bercabang,biasanya radial, jarang sekali drsiventral. Sporangium itu menghasilkan mikro dan makrospora, akan tetapi keduaduanya ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dalam makrosporangium sel-sel induk spora yang terbentuk semua mati,kecuali satu yang akhirnya dengan pembelahan reduksi menghasilkan 4 spora yang dindingnya penjol-penjol. Mikrosporangium pipih,di dalamnya banyak terkandung mikrospora. Dinding sporangium terdiri atas 3 lapis sel,yang paling dalam merupakan tapetum yang berguna untuk memberi makanan kepada spora. Dinding sel-sel tapetum tidak terlarut. Sporangium membuka dengan suatu mekanisme kohesi, dan membukanya sporangium spora terlempar keluar.

Spora selagi masih berada dalam sporangium telah memulai perkembangannya untuk membentuk protalium. Mula-mula spora membelah menjadi suatu sel kecil berbentuk lensa dan satu sel yang lebih besar. Sel yang lebih besar berturut-turut mengadakan pembelahan,sehingga menghasilkan 8 sel dinding yang steril,dan 2 atau 4 sel yang di pusat. Sel kecil berbentuk lensa bersifat vegetatif dan dinamakan sel rizoid. Sel-sel yang merupakan dinding anteridium lalu terlarut dindingnya menjadi suatu lapisan lendir yang di dalamnya terdapat spermatozoid. Seluruh protalim jantan sampai stadium itu tetap berada dalam kulit mikrospora, tetapi akhirnya kulit itu pecah, sel-sel anteridium menjadi bebas , dan keluarlah spermatozoid berbentuk gada yang sedikit bengkok.

Inti spora membelah secar bebas menjadi banyak,yang lalu tersebar dal plasma pada bagian atas spora. Baru kemudian mulai terbentuk dinding-dinding sel yang meluas kebawah, sehingga akhirnya seluruh spora terisi dengan sel-sel protalium. Akhirnya dinding makrospora pecah,dan protalium yang terdiri atas sel-sel kecil dan tidak berwarna tersebut keluar dan membentuk 3 rizoid pad 3 tempat. Setelah satu atau beberapa arkegonium dibuahi,mulailah perkembangan embrio yang biasanya bersifat endoskopis. Untuk membebaskan diri dari protalium, embroi yang endoskopik itu membelok seperti pada Lycopodium.

Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae, dan satu marga Selaginella. Di Indonesia antara lain kita dapati Selaginella caudata, S. plana, S. wildenowii.


Yüklə 0,57 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   8   9   10   11   12   13   14   15   ...   28




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə