15
Hutang Likuiditas yang dihargai sebesar tarif
Funds Transfer Price (FTP).
Agar dapat mencerminkan kondisi pasar, tarif FTP dihitung berdasarkan
kondisi marginal cost of loanable funds dan base lending rate yang
berlaku serta disesuaikan dengan kondisi likuiditas.
Overhead Cost yang dibebankan secara keseluruhan kepada setiap
segmen bisnis pinjaman. Biaya
overhead tersebut dikorelasikan dengan
earning asset.
Risk Cost, dibagi menjadi 2, yaitu risiko industri dan risiko debitur.
Risiko industri ditentukan atas dasar pandangan bank pada performa
industri perbankan secara historis, sedangkan risiko debitur
mencerminkan risiko yang dihadapi bank dalam pemberian kredit
kepada suatu debitur tertentu.
Spread, mencerminkan target
return yang ditetapkan bank dari
portfolio
kreditnya untuk mencapai sasaran Return on Assets (ROA).
Berdasarkan rangkuman literature review di atas, dapat diambil
simpulan bahwa efisiensi perbankan dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis efisiensi, di antaranya adalah technical efficiency, allocative efficiency,
economic efficiency, cost efficiency, revenue efficiency, profit efficiency, dan
scope efficiency. Tingkat efisiensi yang erat kaitannya dengan lembaga
intermediasi keuangan adalah technical efficiency (efisiensi teknis atau
operasional)
yang
mencerminkan
kemampuan
perbankan
untuk
memperoleh output yang maksimum dari suatu input tertentu yang
digunakan, atau sebaliknya, mencerminkan kemampuan perbankan untuk
memanfaatkan suatu input yang minimum untuk menghasilkan jumlah
tertentu dari output.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi efisiensi operasional bank
umum berdasarkan beberapa studi empiris dibagi menjadi variabel mikro
dan makro. Variabel mikro di antaranya adalah total aset sebagai proksi
dari ukuran bank, Return on Asset (ROA) sebagai proksi dari keuntungan
bank, Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai
proksi dari likuiditas bank, Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi dari
risiko kredit bank, status kepemilikan bank, pengeluaran operasional
(operating expense), Net Interest Margin (NIM), tingkat kapitalisasi bank,
16
pangsa pasar, kredit, tingkat konsentrasi yang diproksikan menggunakan
nilai HHI (Herfindahl Hirschman Index) atau CR3, rasio Loan Loss Provision,
rasio total book value of shareholders equity, risiko operasional, dan kualitas
produk. Sedangkan variabel makro di antaranya adalah pertumbuhan GDP
riil, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), nilai tukar rupiah terhadap
dollar, tingkat inflasi, kapitalisasi pasar, dan volatilitas suku bunga pasar
uang.
Tingkat suku bunga bank, baik suku bunga kredit maupun
simpanan, dapat memengaruhi tingkat efisiensi perbankan. Pengaruh ini
dapat dijelaskan oleh interest rate spread atau net interest margin. Tingginya
interest rate spread menjadi indikasi inefisiensi pada sektor perbankan.
Oleh karena itu, spread suku bunga perbankan yang tinggi dapat
mengurangi potential savers karena tingkat pengembalian yang rendah atas
deposit dan meningkatkan biaya finansial untuk borrowers, sehingga dapat
mengurangi potensi pertumbuhan investasi dan ekonomi. Selain interest
rate spread, Net Interest Margin juga dapat digunakan sebagai salah satu
proksi untuk mengukur tingkat efisiensi indutri perbankan. Tingginya nilai
Net Interest Margin ini berkaitan dengan rendahnya tingkat efisiensi dan
kondisi pasar yang kurang kompetitif.
17
III. PETA PERBANKAN ASEAN DAN INDONESIA
3.1
Butir-Butir Kesepakatan dalam Traktat Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diturunkan dari kesepakatan Bali
Concord II. Tujuan utama dari MEA adalah
untuk membentuk sebuah pasar
tunggal dan basis produksi yang akan dibentuk sebelum tahun 2015.
Setelah pemberlakuan MEA pergerakan barang, jasa, investasi, dan tenaga
kerja terampil di ASEAN akan sepenuhnya dibuka dan diliberalisasi,
sementara itu aliran modal akan dikurangi hambatannya. Namun,
beberapa negara yang belum memiliki kesiapan dalam menyongsong
pemberlakuan MEA (khususnya dalam aliran uang dan modal) masih dapat
menunda pembukaan sektor tersebut (disebut dengan Formula ASEAN
minus X). Penundaan pemberlakuan MEA hanyalah bersifat teknis karena
pada dasarnya setiap anggota ASEAN harus memiliki tujuan strategis dan
komitmen yang sama untuk menyingkirkan semua hambatan yang ada.
Sebuah pasar tunggal berarti suatu negara anggota akan memperlakukan
barang dan jasa yang berasal dari negara mana saja di ASEAN dengan
setara sebagaimana perlakuan atas produk nasional mereka. Hal ini berarti
pemberian akses yang sama kepada investor-investor ASEAN seperti halnya
investor nasional mereka. Tenaga kerja terampil dan para profesional akan
bebas melakukan pekerjaan di mana saja di ASEAN.
Industri perbankan nasional harus terus dikembangkan secara
berkesinambungan agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Dalam tataran yang lebih teknis, lembaga perbankan diharapkan
memiliki tingkat efisiensi yang tinggi sehingga mampu mencetak tingkat
keuntungan yang tinggi dari kegiatan operasionalnya dan menyalurkan
dana pihak ketiga dengan biaya yang kompetitif. Kemampuan berkompetisi
tersebut sangat dibutuhkan mengingat dalam jangka waktu yang tidak
terlalu lama, Indonesia akan secara efektif memasuki periode persaingan
secara terbuka dengan negara-negara ASEAN lain dan pada saat itu aliran
modal dan tenaga kerja dalam wilayah ASEAN akan menjadi sangat