18
terbuka. Adapun butir-butir kesepakatan dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN meliputi:
1.
Single Market and Production Base
Komitmen yang telah dibuat dalam aspek penyatuan pasar dan basis
produksi disusun dengan meliputi 5 area utama, yaitu: (i) free flow of
goods, (ii) free flow of services, (iii) free flow of investment, (iv) free flow
of capital, dan (v) free flow of skilled labour. Penyatuan pasar ini
dimaksudkan agar setiap negara dapat mengoptimalkan setiap
competitive advantages-nya dan memberikan manfaat kepada
konsumen berupa tingkat efisiensi yang lebih tinggi.
2.
Competitive Economic Region
Pengelolaan pasar disertai dengan beberapa pengaturan yang dapat
mendukung tingkat kompetisi yang sehat dalam industri. Pengaturan
dalam aspek competitive economic region mencakup: (i) kebijakan
terkait dengan kompetisi pasar, (ii) perlindungan konsumen, (iii)
ketentuan terkait dengan hak cipta (Intellectual Property Rights (IPR)),
(iv) pembangunan infrastruktur, dan (v) peraturan perpajakan.
Kesepakatan dalam aspek ini ditujukan untuk mengupayakan iklim
investasi yang semakin terbuka dan sehat sehinga memberikan
manfaat yang semakin optimal kepada konsumen.
3.
Equitable Economic Development
Inisiatif Masyarakat Ekonomi ASEAN juga mengupayakan proses
integrasi sistem perekonomian yang spesifik mencakup: (i) program
pengembangan Small and Medium Enterprises, dan (ii) pelaksanaan
inisiatif bagi integrasi ekonomi ASEAN secara keseluruhan.
4.
Integration into the Global Economy
Dalam aspek kerjasama secara global, platform Masyarakat Ekonomi
ASEAN juga mewadahi inisiatif yang mengatur kerjasama kawasan
MEA dengan sistem ekonomi global. Inisiatif yang ditetapkan
mencakup: (i) Coherent Approach towards External Economic Relations,
dan (ii) Enhanced participation in global supply networks.
19
Meskipun terlihat memiliki tujuan yang baik, inisiatif MEA perlu
disikapi dengan respon yang terstruktur. Jika industri dalam negeri,
khususnya industri perbankan dan lembaga keuangan lainnya, belum siap
untuk bersaing secara internasional, akan banyak perusahaan-perusahaan
nasional yang tidak dapat bertahan menghadapi kompetisi di pasar. Salah
satu faktor yang dapat mendorong persaingan dan peningkatan efisiensi
perbankan Indonesia adalah rencana implementasi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) pada tahun 2015 yang rencananya integrasi sektor
perbankan akan mulai diterapkan secepatnya. ASEAN Banking Integration
Framework (ABIF) adalah inisiatif ASEAN dalam mewujudkan integrasi
perbankan sesuai dengan payung besar MEA. Mekanisme integrasi
perbankan dalam ABIF menggunakan Qualified ASEAN Banks (QAB), yaitu
bank-bank ASEAN yang memenuhi kriteria umum yang disepakati oleh
ASEAN. Tujuan integrasi perbankan ini adalah meningkatkan peran bank
yang terdapat di negara ASEAN dalam memfasilitasi kegiatan perdagangan
dan investasi sesama negara ASEAN.
Prinsip-prinsip utama yang digunakan dalam ABIF adalah prinsip-
prinsip yang bertujuan untuk dapat memberikan manfaat kepada semua
negara ASEAN, menghormati tingkat perkembangan sektor keuangan
masing-masing negara ASEAN, serta menyediakan proses evaluasi terhadap
kerangka ABIF sendiri. Adapun prinsip-prinsip dasar yang dimaksud
adalah resiprokal, outcome driven, komprehensif, progresif dan berdasarkan
kesiapan negara, serta inklusif dan transparan. Oleh karena itu, perlu
dicermati bagaimana kondisi dan posisi perbankan Indonesia ke depan jika
dibandingkan dengan negara lain agar dapat dipelajari apakah perbankan
Indonesia dapat bertahan dan bersaing pasca-penerapan ABIF tersebut.
3.2
Beberapa Indikator Perbankan di ASEAN
Industri perbankan Indonesia mencatat pertumbuhan tertinggi jika
dibandingkan dengan 3 kompetitor utamanya, yaitu Singapura, Malaysia,
dan Thailand. Tingkat pertumbuhan aset perbankan Indonesia pada tahun
2013 tercatat sebesar 16,23%. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan
perbankan Indonesia masih terus tumbuh walaupun dari sisi volume usaha
aset industri perbankan Indonesia (USD404 miliar) merupakan yang
20
terkecil dibanding 3 kompetitor utamanya. Perbankan Singapura, Malaysia,
dan Thailand telah mencapai nilai aset masing-masing sebesar USD767
miliar, USD608 miliar, dan USD493 miliar.
Pertumbuhan Aset (yoy)
Total Aset (Miliar USD)
Sumber: CEIC, Bank Sentral
Grafik 2.
Total Aset Perbankan Beberapa Negara ASEAN
Pertumbuhan aset perbankan Indonesia didukung oleh pertumbuhan
DPK yang pada tahun 2013 tercatat sebesar 13,60% atau tertinggi jika
dibandingkan dengan 3 kompetitor utamanya. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan perbankan Indonesia dalam menghimpun dana masyarakat
semakin meningkat walaupun nominal DPK perbankan Indonesia lebih
rendah dari negara lain. Nilai nominal DPK perbankan Indonesia, Thailand,
Singapura dan Malaysia masing-masing sebesar USD299 miliar, USD340
miliar, USD423 miliar, dan USD459 miliar.
Sumber: CEIC, Bank Sentral
Grafik 3.
DPK Perbankan Beberapa Negara ASEAN
Pertumbuhan DPK (yoy)
Total DPK (Miliar USD)