28
Table 1.
Identifikasi SWOT terhadap Masuknya Qualified ASEAN Banks (QAB)
Strengths
Weaknesses
Perbankan Indonesia memiliki jaringan
yang
luas
sehingga
dapat
mencapai/melayani masyarakat yang
lebih luas.
Perbankan nasional memiliki
brand
yang lebih dikenal oleh masyarakat
dibandingkan
dengan
bank-bank
asing.
Perbankan
Indonesia
memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang
lebih baik terhadap pasar nasional dan
karakteristik masyarakat.
Variasi serta kualitas produk
dan jasa perbankan Indonesia
perlu ditingkatkan.
Kualitas IT dan SDM perlu
ditingkatkan.
Permodalan
perlu
ditingkatkan.
Perbankan Indonesia relatif
kurang efisien dibandingkan
negara lain.
Opportunities
Threats
Membuka kesempatan bagi tenaga
kerja Indonesia untuk menjadi pegawai
QAB.
Mendorong
perbankan
untuk
meningkatkan kualitas produk dan
jasa, serta meningkatkan kapasitas IT
dan SDM.
Mendorong
perbankan
untuk
melakukan konsolidasi agar dapat
meningkatkan permodalan, asset dan
efisiensi.
Dapat
meningkatkan
daya
saing
karena perbankan pasti akan selalu
berusaha
untuk
survive
dalam
menghadapi persaingan.
Persaingan yang meningkat
dapat menurunkan pangsa
pasar dan kinerja profitabilitas
perbankan Indonesia.
Nasabah/masyarakat
dapat
beralih dari bank nasional ke
QAB
antara
lain
karena
kualitas/variasi
produk/layanan
QAB
yang
lebih baik serta suku bunga
yang
ditawarkan
lebih
bersaing.
Dari paparan di atas dapat terlihat bahwa secara umum perbankan
Indonesia diperkirakan mampu bersaing dengan perbankan regional di
pasar Indonesia. Dari sisi aktivitas perkreditan, untuk dapat bersaing
dengan QAB, perbankan Indonesia perlu meningkatkan efisiensinya. Aspek
efisiensi sangat penting karena dapat memengaruhi besaran suku bunga
kredit sebagai salah satu produk utama perbankan Indonesia. Ketika ABIF
diterapkan, persaingan di bidang perkreditan diperkirakan akan lebih ketat
karena suku bunga kredit bank nasional lebih tinggi dari perbankan di
ASEAN, terutama jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
29
Dengan adanya alternatif QAB tersebut masyarakat mempunyai pilihan
untuk memilih bank yang dapat memberikan suku bunga kredit yang lebih
rendah, terutama untuk kredit korporasi dan konsumsi (rumah tangga).
Kredit merupakan sumber utama pendapatan perbankan sehingga
perbankan Indonesia harus dapat bersaing dengan QAB dalam penyaluran
kredit agar tidak memengaruhi profitabilitasnya. Oleh karena itu,
perbankan Indonesia harus dapat meningkatkan efisiensinya terutama dari
sisi biaya dana dan biaya overhead, disamping juga harus mampu bersaing
dari aspek lain yaitu teknologi, kualitas dan inovasi produk, pelayanan,
serta pendekatan ke masyarakat. Adapun dari sisi penghimpunan dana,
bank domestik diperkirakan dapat lebih bersaing karena suku bunga
simpanan yang diberikan lebih tinggi dibandingkan QAB. Namun, suku
bunga simpanan yang tinggi tersebut dapat menjadi salah satu penyebab
tingginya suku bunga kredit perbankan Indonesia, selain biaya overhead
yang juga cukup signifikan sumbangannya, sehingga perlu dicari
keseimbangan agar dapat bersaing dengan QAB.
3.4
Perbandingan Dua Bank Terbesar di Negara-Negara ASEAN
Pada akhir tahun 2013, nominal aset dan modal dua bank terbesar di
Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara yang menjadi
kompetitor utama Indonesia, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Total Aset (Juta USD)
Modal (Juta USD)
Sumber: Annual Report Bank dan BankScope
Grafik 11.
Perbandingan Total Aset dan Modal Dua Bank Terbesar di Negara
ASEAN
30
Dari sisi profitabilitas (tecermin dari rasio NIM, ROA dan ROE), dua
bank terbesar di Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik dari bank
di negara lain dengan perbedaan yang relatif besar. Kinerja efisien yang
tecermin dari rasio CIR relatif berimbang dibandingkan dengan dua bank
terbesar di negara lain, bahkan jika dibandingkan dengan Singapura.
Adapun rasio CIR terbesar terdapat di dua bank di Filipina. Sementara itu,
kualitas kredit (NPL) dua bank terbesar di Indonesia juga relatif berimbang,
kinerja NPL terendah terdapat pada dua bank terbesar di Thailand.
Berdasarkan informasi pada Grafik 12, secara umum kinerja dua bank
terbesar di Indonesia relatif berimbang dibanding negara lain, namun yang
perlu ditingkatkan kapasitasnya adalah dari sisi permodalan dan aset.
Sumber: Annual Report Bank dan BankScope
Grafik 12
Perbandingan Indikator Bank Terbesar Pertama dan Kedua di Negara
ASEAN (%)
3.5
Perkembangan Perbankan Indonesia
Perbankan Indonesia mengalami perkembangan yang cukup baik
selama periode 2009–2013, dari sisi aset, DPK, kredit, permodalan, maupun
efisiensi. Pertumbuhan aset perbankan di Indonesia mencapai 15,97% (yoy)
pada akhir Desember 2013, atau turun 0,52% dibandingkan Desember
2012.
2nd TOP BANK
Capital Ratio
NPL
ROA
ROE
NIM
CIR
Indonesia
16.99
1.55
5.03
34.11
7.93
42.65
Singapore
16.30
0.70
1.05
11.60
1.37
42.04
Malaysia
14.30
0.70
1.41
22.40
2.37
30.68
Thailand
15.41
2.14
2.10
21.80
3.38
38.30
Philippines
16.65
1.30
1.99
17.80
3.42
55.73
Vietnam
8.87
2.60
0.78
13.73
2.92
40.99
1st TOP BANK
Capital Ratio
NPL
ROA
ROE
NIM
CIR
Indonesia
14.76
1.60
3.66
27.31
5.22
42.43
Singapore
13.40
1.40
0.91
10.80
1.64
42.82
Malaysia
15.66
1.56
1.28
14.79
2.56
46.06
Thailand
16.75
2.22
1.44
12.69
2.48
42.59
Philippines
15.51
1.60
1.55
14.21
3.16
56.10
Vietnam
8.21
0.82
1.40
13.70
3.67
45.49