55
mencerminkan besarnya biaya overhead yang dikeluarkan bank untuk
menghasilkan pendapatan bunga dan non-bunga, sehingga rasio ini dapat
mencerminkan efisiensi operasional bank.
Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan
efisiensi perbankan adalah spread suku bunga antara suku bunga kredit
dan suku bunga deposito. Secara umum, spread suku bunga perbankan
cukup fluktuatif namun cenderung menurun sejak awal tahun 2014 karena
suku bunga deposito meningkat sedangkan suku bunga kredit cenderung
menurun. Jika mengacu pada konsep SBDK, spread tersebut merupakan
cerminan dari biaya overhead, marjin keuntungan, dan premi risiko.
Sedangkan suku bunga deposito adalah cerminan dari Harga Pokok Dana
untuk Kredit (HPDK). Selama tahun 2014 rata-rata spread suku bunga
perbankan adalah sebesar 4,7%. Besaran spread tersebut digunakan untuk
meng-cover tiga komponen, yaitu biaya overhead, marjin keuntungan, dan
premi risiko. Dengan demikian, terlihat bahwa komponen terbesar
pembentuk suku bunga kredit adalah biaya dana (tecermin dari rata-rata
suku bunga deposito) (lihat Grafik 30) .
Sumber: LBU, Bank Indonesia
Grafik 30.
Spread Suku Bunga Perbankan (%)
Dari sisi suku bunga simpanan, rata-rata suku bunga simpanan
deposito 1 bulan perbankan mengalami kenaikan yang cukup signifikan,
yakni dari 5,59% menjadi 7,72% pada tahun 2013. Kenaikan tertinggi
terdapat pada kelompok bank asing dan campuran. Kenaikan ini
menyebabkan BOPO dua kelompok bank tersebut mengalami peningkatan.
56
Kelompok
Bank
2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013 2010 2011 2012 2013
Persero
2.22
2.37
2.08
2.00
2.37
2.15
1.59
1.58
6.43
6.04
5.23
7.16
Swasta
2.25
2.31
1.94
2.00
2.89
2.59
2.15
2.44
6.93
6.67
5.83
8.03
BPD
3.01
2.78
2.67
2.44
3.08
3.31
2.54
2.31
7.93
7.46
6.08
Campuran
1.37
2.13
1.70
1.57
2.87
2.83
2.14
1.92
6.30
6.07
5.66
7.93
Asing
1.17
1.94
1.71
2.92
2.67
1.80
1.17
1.16
3.76
4.52
4.52
7.20
Industri
2.23
2.41
2.12
2.12
2.92
2.44
1.91
2.01
6.64
6.41
5.59
7.72
Deposito
Tabungan
Giro
Jenis
Penggunaan
KMK
12.39
11.98
11.50
12.14
KI
11.86
11.69
11.28
11.83
KK
13.79
13.38
13.58
13.13
2010
2011
2012
2013
Dari perkembangan suku bunga diatas, hal yang perlu dicermati adalah
suku bunga giro (terutama pada kelompok bank persero, BPD, dan asing)
yang lebih tinggi dari suku bunga tabungan. Hal ini agak berbeda dengan
pemahaman selama ini bahwa suku bunga tabungan selalu lebih tinggi
dibandingkan dengan suku bunga (jasa) giro. Secara umum, tujuan dari
pembukaan rekening giro adalah untuk transaksi usaha/bisnis dengan
perputaran yang cukup tinggi, sehingga umumnya suku bunga yang
diberikan oleh bank lebih rendah karena pengendapan dananya tidak
terlalu besar. Namun, dari data di bawah terlihat bahwa saat ini bank juga
memberikan suku bunga giro yang lebih tinggi dalam rangka menarik
nasabah baru dan juga untuk mempertahankan nasabah lama. Di sisi lain,
terdapat kemungkinan bahwa pemilik dana ingin mendapatkan return yang
lebih baik dari pengendapan dananya pada rekening giro (lihat tabel 9).
Tabel 9.
Rata-Rata Suku Bunga DPK dan Kredit Perbankan (%)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI)
Indikator lain yang dapat digunakan untuk melihat tingkat efisiensi
perbankan adalah rasio Net Interest Margin (NIM). NIM memberikan
gambaran mengenai kinerja dari lini bisnis utama bank yang
mencerminkan
sejauh
mana
manajemen
mengelola
aset
(yang
menghasilkan pendapatan bunga) dan kewajiban (yang menghasilkan
beban bunga). Perhitungan NIM bukan hanya berasal dari kredit tapi juga
dari penempatan dana lainnya yang menghasilkan pendapatan bunga.
Pendapatan bunga dari kredit merupakan porsi terbesar dari total
pendapatan bunga bank, yakni secara industri mencapai 72,37% per
Desember 2013. Faktor utama yang menyebabkan relatif tingginya NIM