69
baik dapat meningkatkan kinerja bank karena fokus ALMA secara umum
adalah menghasilkan pendapatan bunga bersih yang optimal serta menjaga
kebutuhan likuiditas. Adapun pendekatan dalam ALMA adalah: (1) pool of
funds, yaitu dana yang antara lain bersumber dari DPK, surat berharga,
pinjaman, dan modal yang ditempatkan dalam satu keranjang tanpa
membedakan sumber dan bentuk dana secara individual, kemudian dana
tersebut dialokasikan/ditempatkan di berbagai aktiva/aset produktif sesuai
dengan kebijakan dan strategi manajemen bank; dan (2) asset allocation,
yaitu dana dari berbagai sumber yang langsung dialokasikan ke aktiva/aset
produktif yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing sumber
dana. Sebagai contoh, dana yang perputarannya tinggi diprioritaskan
sebagai cadangan, dan dana yang perputarannya rendah dialokasikan
sebagai kredit dan aktiva jangka panjang lainnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat bahwa penentuan suku
bunga kredit perbankan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal terutama terkait dengan perhitungan SBDK, sedangkan
faktor eksternal terutama terkait dengan suku bunga bank pesaing serta
kebijakan regulator dan pemerintah. Komponen penyumbang terbesar
SBDK adalah HPDK dan biaya overhead. Kedua komponen ini merupakan
cerminan tingkat efisiensi bank. Oleh karena itu, salah satu hal penting
yang perlu dilakukan untuk menurunkan suku bunga kredit bank adalah
dengan memperbaiki tingkat efisiensi bank, walaupun selama 5 tahun
terakhir ini, secara umum tingkat efisiensi perbankan sudah menunjukkan
perbaikan. Adapun pangsa terbesar dari biaya overhead adalah biaya
tenaga kerja, sehingga ke depan produktivitas tenaga kerja perlu senantiasa
ditingkatkan, antara lain dalam hal penyaluran kredit, penghimpunan
dana, dan perolehan laba agar dapat meningkatkan kinerja bank.
DPK merupakan sumber utama dana perbankan dan mayoritas
dimiliki oleh deposan besar, sehingga di tengah-tengah persaingan
penghimpunan DPK yang semakin ketat, salah satu upaya yang dilakukan
oleh bank adalah dengan memberikan hadiah (langsung atau tidak
langsung) atau suku bunga spesial yang pada akhirnya hanya akan
menambah beban bunga bank yang akan diteruskan ke masyarakat dalam
70
bentuk suku bunga kredit yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perbankan
perlu mencari sumber dana lain, terutama yang bersifat jangka panjang,
untuk membiayai kredit-kredit jangka panjang yang dapat berupa
penerbitan surat berharga dan/atau penerbitan saham (IPO). Namun,
pemilihan kedua alternatif sumber dana tersebut tetap harus
memperhatikan strategi, kebutuhan dan kesiapan bank, serta kondisi
perekonomian.
Dari hasil estimasi dan clustering terlihat bahwa pergerakan suku
bunga deposito bank-bank besar akan memengaruhi pergerakan suku
bunga bank lainnya, sehingga surveillance dan monitoring perlu dilakukan
dengan seksama terhadap kebijakan dan penetapan suku bunga deposito
bank-bank besar tersebut. Kondisi yang sama perlu dilakukan pada
perkembangan suku bunga kredit.
71
BAB VI
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1
Simpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, beberapa simpulan yang
dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.
Rencana penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun
2015 dan integrasi perbankan ASEAN (ABIF) dapat menyebabkan
persaingan sektor perbankan di Indonesia semakin ketat. Oleh
karena itu, perbankan Indonesia harus senantiasa meningkatkan
efisiensinya untuk menjaga kelangsungan usaha dan agar produk
dan jasa yang dipasarkan dapat bersaing. Yang terutama harus
diperhatikan adalah aktivitas perkreditan karena suku bunga kredit
perbankan Indonesia relatif lebih tinggi dari negara lain di ASEAN.
Berdasarkan analisis SWOT serta perbandingan beberapa indikator
dengan negara lain di ASEAN, pasca-penerapan ABIF perbankan
Indonesia diperkirakan mampu bersaing di pasar Indonesia dengan
prasyarat perbankan Indonesia harus senantiasa meningkatkan
kapasitas dan kinerjanya, termasuk aspek efisiensi.
2.
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode kuantitatif
dapat diidentifikasi variabel/faktor apa saja yang berpengaruh secara
positif dan negatif terhadap efisiensi perbankan. Determinan faktor
tersebut dapat menjadi acuan bagi perbankan, regulator, serta
stakeholder lainnya dalam upaya meningkatkan efisiensi perbankan
dan dalam rangka menghadapi persaingan di pasar domestik yang
semakin ketat yang terkait dengan penerapan ABIF. Selain itu,
dilakukan uji korelasi antara skor efisiensi bank dan suku bunga
kredit yang menunjukkan hasil negatif, yang berarti secara umum,
semakin efisien suatu bank, suku bunga kredit yang ditawarkan
relatif semakin rendah.
3.
Perhitungan suku bunga kredit perbankan dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal tecermin dari
perhitungan SBDK, sedangkan faktor eksternal di antaranya adalah
72
tingkat persaingan (suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing),
serta kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan regulator lainnya.
Secara umum, perhitungan suku bunga kredit sangat dipengaruhi
oleh aspek efisiensi yang tecermin dari komponen Harga Pokok Dana
untuk Kredit (HPDK) dan biaya overhead. Kedua komponen tersebut
sangat signifikan sumbangannya terhadap pembentukan suku bunga
kredit, yakni mencapai 70%. Oleh karena itu, aspek efisiensi
merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
penetapan suku bunga kredit perbankan.
4.
DPK merupakan sumber utama dana perbankan dan mayoritas
dimiliki oleh deposan besar. Dengan demikian, di tengah-tengah
persaingan penghimpunan DPK yang semakin ketat, bank perlu
mencari sumber dana lain, terutama yang bersifat jangka panjang
antara lain untuk membiayai kredit-kredit jangka panjang yang dapat
berupa penerbitan surat berharga atau penerbitan saham (IPO).
Namun, pemilihan kedua alternatif sumber dana ini tetap harus
memperhatikan strategi, kebutuhan dan kesiapan bank, serta kondisi
perekonomian.
6.2
Rekomendasi
1.
Tingkat persaingan yang tinggi dapat mendorong bank untuk
semakin efisien agar dapat bersaing dan menjaga kelangsungan
usahanya. Oleh karena itu, regulasi dan kebijakan perbankan ke
depan perlu diarahkan untuk mendorong persaingan perbankan yang
sehat, sehingga suku bunga kredit dapat turun.
2.
Perbankan perlu mencari alternatif sumber dana selain DPK, antara
lain melalui penerbitan surat berharga dan penerbitan saham
sepanjang kondisi ekonomi mendukung hal tersebut. Selain itu,
perbankan perlu senantiasa didorong untuk meningkatkan porsi
dana murah (giro dan tabungan) serta pemberian suku bunga yang
wajar terhadap simpanan deposito, sehingga biaya dana perbakan
dapat ditekan dan pada akhirnya dapat menurunkan suku bunga
kredit.
73
3.
Produktivitas tenaga kerja perbankan perlu terus ditingkatkan,
antara lain dalam hal penyaluran kredit, penghimpunan dana, dan
akumulasi laba, mengingat biaya tenaga kerja merupakan komponen
terbesar di dalam biaya overhead. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu
ukuran sebagai alat pemonitor hubungan antara perkembangan biaya
tenaga kerja dan peningkatan kinerja bank.
4.
Agar dapat bersaing dengan perbankan domestik dan juga dengan
QAB setelah penerapan ABIF, perbankan nasional harus senantiasa
meningkatkan kapasitas dan kinerjanya, terutama dalam aspek
permodalan, kualitas dan inovasi produk, teknologi informasi, dan
efisiensi.
5.
Penetapan suku bunga kredit perbankan dipengaruhi oleh banyak
faktor, walaupun yang paling dominan adalah HPDK dan biaya
overhead. Oleh karena itu, di masa depan perlu kerjasama dan
koordinasi dari berbagai pihak (antara lain regulator, perbankan,
kementerian, dan nasabah) jika ingin menurunkan suku bunga kredit
karena terkait dengan struktur kepemilikan dana perbankan.
6.
Monitoring dan surveillance tingkat efisiensi perbankan dapat
dilakukan dengan fokus pada determinan faktor yang berpengaruh
(positif dan negatif) terhadap efisiensi bank.
7.
Dari aspek makroprudensial, perlu dicermati kondisi likuiditas
perekonomian dan perbankan secara komprehensif karena kondisi
likuditas dapat memengaruhi efisiensi dan penetapan suku bunga
kredit perbankan.
8.
Konsep branchless banking perlu diterapkan untuk mengurangi biaya
overhead perbankan namun dengan tetap memperhatikan aspek
kehati-hatian, karena konsep ini dapat membantu mengurangi biaya
overhead perbankan, terutama dari sisi biaya pembukaan jaringan
kantor.
74
REFERENSI
Akhmad Syakir Kurnia, 2004, Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas
Bank Terbesar Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment
Analysis (DEA), Jurnal Bisnis Strategi Vol. 13/Desember/2004, Hal.
126--140.
Alan, Sue, et al., 2011, Estimation of Panel Data Regression Models with
Two-Sided Censoring or Truncation, Chicago: Federal Reserve Bank of
Chicago.
Anwar, Mokhamad et al., 2012, Small Business Finance and Indonesian
Banks Efficiency: DEA Approach, The 13
th
International Convention of
The East Asian Economic Association.
Badunenko, Oleg, et al., 2006, What Determines the Technical Efficiency of a
Firm? The Importance of Industry, Location, and Size, Jena: Friedrich-
Schiller-Universität Jena.
Baltagi, Badi H., 2005, Econometric Analysis of Panel Data Third Edition,
Chichester: John Wiley & Sons, Ltd.
Banda BA, Charles Masili, 2010, The Determinants of Banking Sector Interest
Rate Spreads in Zambia, Lusaka: The University of Zambia.
Bank Indonesia, 2013, Surat Edaran Bank Indonesia: Transparansi
Informasi Suku Bunga Dasar Kredit, BI: Jakarta.
Banker, Rajiv, et al., 2012, Data Envelopment Analysis: Theory and
Applications, Proceedings of the 10
th
International Conference on DEA.
Dabla-Norris, Era & Floerkemeier, 2007, Bank Efficiency and Market
Structure: What Determines Banking Spreads in Armenia,
International Monetary Fund WP/07/134.
Farrell, M.J., 1957, The Measurement of Productive Efficiency, Journal of the
Royal Statistical Society, Series A (General), Vol.120, No.3 (2957).
Firdaus, M Faza, 2013, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan
Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, Bank Indonesia:
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol 16, No.2.
75
Garza-Garcia, J.G., 2012, Determinants of Bank Efficiensy in Mexico: a Two-
Stage Analysis, Bristol: Centre for Global Finance, Bristol Business
School, Unversity of The West of England.
Gordo, Gilbert M, 2013, Estimating Philippines Bank Efficiencies Using
Frontier Analysis, Philippines Management Review 2013, Vol.20, Pg 17-
36.
Hadad, Muliaman D. et al., 2008, Efficiency in Indonesian Banking: Recent
Evidence, Loughborough: Loughborough University.
Honoré, Bo E & Hu, Luojia, 2011, Estimation of Cross Sectional and Panel
Data Censored Regression Models with Endogeneity, New Jersey:
Princeton University.
Honoré, Bo E & Leth-Petersen, Søren, 2006, Estimation of Panel Data Models
with Two-Sided Censoring, Center for Applied Microeconometrics
(CAM)–Department of Economics University of Copenhagen.
Ichino, Andrea, 2006, Micro-Econometrics: Limited Dependent Variables and
Panel Data, Bologna: University of Bologna and CEPR.
Indiastuti, Rina, 2012, Determinants of Interest Rate for Industrial Loan in
Indonesia, Melbourne: International Conference of Global Accounting,
Finance and Economics.
Khan, S., Ponomareva, M., Tamer, E., 2013, Identification of Panel Data
Models with Endogenous Censoring.
Kumar, Sunil & Gulati, Rachita, 2008, An Examination of Technical, Pure
Technical, and Scale Efficiencies in Indian Public Sector Bank using
Data Envelopment Analysis, Eurasian Journal of Business and
Economics, 1 (2) PP. 33--69.
Maddala, G.S., 1987, Limited Dependent Variable Models Using Panel Data.
University of Wisconsin Press: The Journal of Human Resources, Vol.
22,
No.
3,
PP.
307--338.
Tersedia
di
http://www.jstor.org/stable/145742
.
Mattews, Kent & Ismail, Mahadzi, 2006, Efficiency and Productivity Growth
of Domestic and Foreign Commercial Banks in Malaysia, Cardiff
Economics Working Paper Series E2006/2.
76
Ramanathan, R., 2003, An Introduction to Data Envelopment Analysis: A Tool
for Performance Measurement, New Delhi: Sage Publications India Pvt
Ltd.
Rangkakulnuwat, Poomthan & Wang, Holly, 2007, Technical Efficiency of
Thailand Commercial Banks: Output Distance Function Approach.
Ray, Subhash C., 2004, Data Envelopment Analysis: Theory and Techniques
for Economics and Operation Research, Cambridge: Cambridge
University Press.
Schlüter, Tobias, et al., 2012, Determinants of the Interest Rate Pass-
Through of Banks Evidence from German Loan Product, Deutsche
Bundesbank No 26/2012.
Siudek, Tomasz, 2008, Theoritical Foundations of Banks Efficiency and
Empirical Evidence from Poland, ISSN 1392-3110 Social Research Nr.3
(13), Pg 150--158.
Subandi & Ghozali, Imam, 2014, A efficiency Determinant of Banking
Industry in Indonesia, Research Journal of Finance and Accounting
ISSN 2222-1697 (paper) and ISSN 2222-2487 (Online) Vol.5 No.3.
Dostları ilə paylaş: |