BIOL4312/MODUL 1
1.17
dari telur akan mencegah pembuahan oleh sperma yang berasal dari bunga
spesies yang berbeda.
Stilus merupakan pemanjangan ke arah atas dari karpel. Pada ginesium
sinkarp dengan satu stilus, stilus berasal dari semua karpel yang menyusun
ginesium (Gambar 1.8). Karpel mungkin saja tidak bersatu secara sempurna
sehingga stilus menyatu di bagian dasar tetapi terpisah di bagian atas; atau ada
banyak unit stilus (stilus bercabang atau ’stylodes’) sejumlah karpel pada
ovarium yang sinkarp. Stilus dan ’stylodes’ mungkin memiliki struktur yang
padat atau dengan saluran di tengahnya. Pada kebanyakan angiospermae, stilus
adalah padat. Stigma dewasa memberikan lingkungan yang sesuai untuk
perkecambahan butir polen dan saat matang disebut sebagai reseptif. Stigma
yang reseptif dapat ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma basah)
atau tidak ditutupi senyawa-senyawa yang disekresikan (stigma kering). Stigma
basah sebenarnya merupakan suatu kelenjar. Sel epidermis stigma umumnya
memanjang membentuk papila dengan rambut pendek atau panjang bercabang,
seperti pada bunga rumput-rumputan (Gambar 1.9). Jaringan stigma
dihubungkan dengan ovulum di ruang ovarium oleh ’pollen transmitting tissue’
yang berfungsi sebagai jalan dan sumber makanan untuk tabung polen yang
sedang berkembang. Pada stilus yang memiliki saluran maka ’pollen
transmitting tissue’ tadi akan menjadi batas terluar saluran. Pada stilus padat,
’pollen transmitting tissue’ membentuk satu atau lebih ’benang’ yang tertanam
dalam jaringan pengisi atau berasosiasi dengan ikatan pembuluh.
Stigma yang berkelenjar memiliki struktur dan fungsi yang mirip nektar.
Lapisan epidermis dan sub epidermis menghasilkan sekret (hasil sekresi) yang
akan melapisi dinding epidermis. Dari sejumlah tumbuhan yang telah dianalisis
ternyata sekret ini mengandung sedikit gula atau tidak mengandung gula, tetapi
terutama senyawa lipid dan fenolat seperti antosianin, flavonoid, asam sinamat.
Lipid kemungkinan berhubungan dengan komponen lilin pada dinding
epidermis yang berfungsi untuk mencegah hilangnya air. Fenol yang ada dalam
bentuk glikosida dan ester serta hasil hidrolisanya dapat menyuplai gula yang
diperlukan untuk perkecambahan polen. Senyawa fenol juga memiliki fungsi
yang lain yaitu sebagai pelindung dari serangga, infeksi penyakit, dan stimulasi
atau inhibisi perkecambahan polen, mungkin dalam kaitannya dengan fenomena
polinasi yang kompatibel atau inkompatibel.
1.18
Embriologi Tumbuhan
Gambar 1.8.
Ginesium yang Tersusun dari Beberapa Karpel (Sinkarp).
Gambar 1.9.
Stigma
A. Epidermis Stigma Berpapila.
B. Stigma Bercabang pada Tumbuhan Poaceae.
Karpel dari ginesium apokarp maupun seluruh ginesium sinkarp umumnya
berdiferensiasi menjadi bagian bawah yang fertil (ovarium) dan bagian atas
yang steril (stilus) yang merupakan hasil pemanjangan dinding ovarium. Bagian
paling atas dari stilus biasanya berdiferensiasi menjadi stigma. Bila stilus tidak
berkembang, stigma tampak melekat pada ovarium. Stilus memiliki struktur
BIOL4312/MODUL 1
1.19
sempit, berukuran pendek atau panjang, merupakan jaringan tempat tabung
polen tumbuh dalam perjalanannya menuju ovulum, dan stigma yang berada di
ujung stilus dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi.
Karpel yang terletak pada posisi lebih tinggi dibanding reseptakel maka
ovarium disebut sebagai superior dan bunga hipogin. Pada tumbuhan tertentu
periantium dan stamen terletak pada tepi tengah reseptakel, bunga seperti itu
disebut sebagai perigin dan ovariumnya intermediate atau pseudo inferior.
Bila ovarium berada di bawah organ bunga yang lain, ovarium disebut inferior
dan bunga epigin.
Di dalam struktur ovarium terdapat dinding ovarium, ruangan ovarium
(lokul/lokulus), dan pada ovarium yang memiliki banyak ruang, terdapat dinding
pemisah/sekat. Ovulum berada pada tempat tertentu di dinding ovarium paling
dalam. Tempat perlekatan ovulum di dinding ovarium disebut sebagai plasenta
(Gambar 1.10). Pada setiap karpel, plasenta dapat berada dekat tepi karpel atau
agak jauh dari tepi karpel sehingga dikenal plasenta marginal dan laminar.
Plasenta kadang dapat tumbuh secara nyata dan menutupi lumen dari ruang
ovarium.
Gambar 1.10.
Penampang Melintang Ovarium.
1.20
Embriologi Tumbuhan
C. PERBUNGAAN
Bunga dapat tersusun secara berkelompok atau tunggal pada ujung sumbu
batang. Perbungaan merupakan sekelompok bunga yang tersusun pada batang,
melekat pada batang utama atau membentuk percabangan yang kompleks.
Dengan kata lain, perbungaan merupakan bagian dari pucuk termodifikasi di
mana bunga terbentuk. Modifikasi pada pucuk tersebut melibatkan adanya
perubahan panjang ruas dan bentuk filotaksis yang berubah dari filotaksis saat
pertumbuhan vegetatif. Batang yang memegang perbungaan dinamakan
pedunkulus, sedangkan tangkai yang membawa satu bunga dinamakan
pedicelus. Perbungaan ditunjukkan oleh berbagai macam karakter termasuk
bagaimana bunga tersusun dalam pedunkulus, urutan pembentukan,
pematangan bunga, dan bagaimana perbedaan terjadi pada kelompok bunga
yang tersusun dalam tangkai perbungaannya. Karakter-karakter ini yang akan
menentukan macam perbungaan.
Perbungaan umumnya, memiliki daun yang termodifikasi yang berbeda
dengan bagian vegetatif tumbuhan lainnya. Pada perbungaan biasanya akan
ditemui satu daun pelindung bunga yang dinamakan braktea, yang terdapat
pada nodus di mana cabang perbungaan mulai terbentuk. Braktea memiliki
beberapa fungsi termasuk dapat membantu menarik polinator agar datang pada
bunga, seperti pada bougenvillea spectabilis dan mussaena frondosa. Bila
dalam satu perbungaan terdapat banyak braktea yang berkelompok dan
menempel pada suatu perbungaan, seperti pada bunga matahari (helianthus
annuus) maka braktea demikian dinamakan involukrum.
Pola pertumbuhan organ tumbuhan dapat berlangsung dalam dua cara, yaitu
monopodial, yang pertumbuhannya ditandai dengan adanya satu sumbu yang
dominan, serta simpodial yang ditandai dengan terbentuknya banyak
percabangan tanpa ada satu sumbu yang jelas. Pada perbungaan, kedua pola
pertumbuhan ini dinamakan pula pertumbuhan terbatas (determinate) dan tidak
terbatas (indeterminate), dan akan menunjukkan apakah bunga terminal
terbentuk atau tidak, dan dari bagian mana pembungaan mulai terbentuk dalam
perbungaan tersebut. Berdasarkan pola tersebut maka perbungaan dapat
dibedakan menjadi berikut ini.
1. Perbungaan rasemosa, yang memiliki sumbu utama perbungaan yang
tumbuh tak terbatas, bersifat monopodial, bunga mekar dari bawah ke atas,
atau dari tepi ke tengah.
Dostları ilə paylaş: |