00 cover Geografi X. pdf



Yüklə 216 Kb.
Pdf görüntüsü
səhifə36/80
tarix24.04.2018
ölçüsü216 Kb.
#39983
1   ...   32   33   34   35   36   37   38   39   ...   80

97
Litosfer dan Pedosfer
3) Sering terjadi gempa.
4) Sering terdengar suara gemuruh di sekitar puncak gunung.
5) Banyak binatang yang turun gunung atau berpindah.
Selain tanda-tanda atau gejala gunung api akan meletus,
gunung api juga memperlihatkan tanda atau gejala akan selesai
meletus (pascavulkanik). Gejala-gejala gunung api akan padam
(pascavulkanik) adalah:
1) Munculnya ekshalasi atau sumber gas, contohnya di Dieng,
Jawa Tengah.
2) Keluarnya mata air panas, contohnya di Cimelati, Jawa Barat.
3) Munculnya mata air makdani, yaitu mata air panas yang
mengandung mineral seperti belerang. Contohnya di Maribaya
(Jawa Barat), Baturaden dan Dieng (Jawa Tengah).
4) Munculnya geyser, yaitu mata air panas yang disemburkan
ke udara. Ketinggian geyser dapat mencapai 70 m. Contoh di
Irlandia dan Yellowstone Park (Amerika Serikat).
Aktivitas vulkanisme bisa menimbulkan dampak negatif bagi
kehidupan. Seperti beberapa waktu yang lalu dirasakan oleh warga
sekitar Gunung Merapi. Gempa vulkanik mereka rasakan,
membuat  panik dan harus rela kehilangan harta benda. Wedhus
gembel yang dihasilkannya juga telah membakar hutan-hutan di
sekitar Merapi. Hujan abu yang tebal dan meluas menyebabkan
gangguan   pernapasan dan penglihatan, hingga gagal panen akibat
tanaman layu tertutup abu.
Memang peristiwa vulkanis bisa membawa bencana, tetapi
setelah tragedi tersebut berlalu, banyak hikmah yang bisa diambil.
Meletusnya gunung api bisa meninggalkan fenomena  unik, seperti
kawah baru yang indah, sumber air panas yang memancar,
munculnya sumber air mineral, mata air panas dan sebagainya,
yang semuanya itu akan menarik dan berpotensi dikembangkan
sebagai objek wisata. Cobalah temukan objek wisata di Indonesia
yang mengangkat fenomena vulkanisme sebagai daya tariknya!
Tidak itu saja, tanah subur juga akan diperoleh setelah beberapa
waktu kemudian.
Di Mana Terbentuk Gunung-Gunung Laut?
Pada tahun 1950-an, pemetaan dengan sonar mulai mengungkapkan
bahwa kira-kira 10.000 gunung api menjulang dari dasar samudra. Beberapa
di antaranya sudah mati, tetapi yang lainnya masih aktif dengan letusan
yang hebat. Tetapi, dengan beratnya air laut pada kedalaman 300 meter
mampu mencegah lepasnya gas-gas yang menyebabkan letusan dahsyat
menggelegar.
Meskipun sebuah gunung api di bawah air dapat tumbuh hingga
menjulang lebih dari 9.000 meter dari dasar sampai puncaknya, asal mulanya
hanyalah suatu lubang kecil di dasar laut. Lubang semacam itu lazimnya
terjadi di dekat perbatasan antara lempeng-lempeng tektonik. Adakalanya
walaupun kurang sering, lubang itu ditemukan di tengah lempeng, di atas
apa yang disebut titik panas, yaitu jalur magma yang stasioner. Karena
lempeng terus bergeser di atas titik panas itulah, lambat laun terbentuk
rangkaian pulau pegunungan.
Pernah dengar ”Ring of Fire” di
Pasifik? Tahukah kamu bahwa
75% gunung api di dunia
berada di jalur tersebut? Nah,
galilah informasinya di http://
geography.about.com/library/
weekly/aa122297.htm?pid.


98
GEOGRAFI Kelas X
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 76
Gunung-gunung laut.
3.
Seisme (Gempa Bumi) dan Dampaknya
Hampir semua proses dinamika perubahan muka Bumi yang terjadi
karena tenaga endogen diikuti dengan gempa. Inilah salah satu bukti
adanya tenaga-tenaga dari dalam Bumi. Bahkan dalam aktivitas
vulkanisme, frekuensi terjadinya gempa menjadi indikator tingkat
keaktifan suatu gunung api. Ya, karena fenomena ini merupakan gejala
pelepasan energi berupa gelombang yang menjalar ke permukaan Bumi
akibat adanya gangguan pada lempeng Bumi.
Gunung di Indonesia
a.
Tujuan : Mengetahui persebaran gunung di Indonesia.
b.
Bahan : 1) Peta Indonesia.
2) Alat tulis.
c.
Langkah Kerja:
1)
Bentuklah kelompok terdiri atas 2–3 orang.
2)
Carilah gunung-gunung di Indonesia per provinsi dari peta Indonesia
(ingat jumlah provinsi Indonesia sekarang).
3)
Teliti dan amati simbol gunung yang ada di setiap provinsi, kemudian
catat pada tabel di bawah ini.
No.
Nama Provinsi
Nama Gunung
Status (Aktif/Tidak
Aktif)
1.
Nanggroe Aceh Darussalam
Gunung Leuser
Aktif
2.
Sumatra Utara
3.
. . . .
. . . .
. . . .
d.
Analisis:
1)
Provinsi mana yang memiliki gunung paling banyak?
2)
Provinsi mana yang memiliki gunung api aktif paling banyak?
3)
Provinsi mana yang memiliki gunung api tidak aktif paling banyak?
e.
Kesimpulan:
Buatlah kesimpulan dari jawaban-jawaban pertanyaan di atas.


99
Litosfer dan Pedosfer
a.
Penggolongan Gempa
Mengenali dan mengetahui berbagai sifat bencana yang
ditimbulkan merupakan hal yang harus dilakukan pertama kali
dalam rangka mitigasi bencana. Beberapa kegiatan bencana alam
seperti gempa, sulit sekali dicegah dan ditentukan kapan dan di
mana lokasinya, tetapi pencegahan jatuhnya korban dapat dilaku-
kan.
Nah, salah satu caranya adalah mengenali berbagai jenis
gempa. Jika kita mempertanyakan dari mana gempa itu berasal
atau bagaimana gempa itu terjadi, maka kita dapat melihat pada
tiga sumber terjadinya gempa, yaitu karena pergerakan lempeng
tektonik, aktivitas gunung api, atau karena runtuhan tambang atau
lubang-lubang interior di dalam Bumi. Gempa karena lepasnya
sejumlah energi pada saat pergerakan lempeng Bumi disebut
gempa tektonik. Akibat aktivitas gunung api, maka disebut gempa
vulkanik, dan karena adanya runtuhan disebut gempa runtuhan.
Selain tiga penggolongan gempa tersebut, masih ada beberapa
penggolongan gempa berdasarkan parameternya.
1) Berdasarkan kedalaman pusat gempa atau hiposentrum:
a) Gempa dalam, jika hiposentrumnya terletak 300–700 km
di bawah permukaan Bumi.
b) Gempa intermidier, jika hiposentrumnya terletak 100–300
km di bawah permukaan Bumi.
c) Gempa dangkal, jika hiposentrumnya kurang dari 100 km
di bawah permukaan Bumi.
2) Berdasarkan bentuk episentrumnya:
a) Gempa linier, jika episentrum berbentuk garis. Contoh:
Gempa tektonik karena patahan.
b) Gempa sentral, jika episentrumnya berbentuk
titik. Contoh: Gempa vulkanik dan gempa
runtuhan.
3) Berdasarkan letak episentrumnya:
a) Gempa daratan, jika episentrumnya di daratan.
b) Gempa laut, jika episentrumnya di dasar laut.
4) Berdasarkan jarak episentrumnya:
a) Gempa setempat, jika jarak episentrum dan
tempat gempa terasa sejauh kurang dari 1.000
km.
b) Gempa jauh, jika jarak episentrumnya dan
tempat gempa terasa sekitar 10.000 km.
c) Gempa sangat jauh, jika jarak episentrum
dengan tempat terasa lebih dari 10.000 km.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa bumi sebagai berikut.
a.
Seismologi : Ilmu yang mempelajari gempa bumi.
b.
Hiposentrum : Pusat gempa yang terletak di dalam Bumi.
Sumber: Geography Essentials, halaman 33
Gambar 6.46 Jalur kekuatan gempa.


Yüklə 216 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   32   33   34   35   36   37   38   39   ...   80




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə