Kata pengantar



Yüklə 0,57 Mb.
səhifə4/28
tarix24.04.2018
ölçüsü0,57 Mb.
#40124
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   28

3.2. NAMA UMUM


Dalam botani, pemberian nama yang dimaksud bukanlah nama daerah atau nama umum yang biasa sehari-hari diberikan orang yang hidup di sekitar tempat tumbuhan itu tumbuh. Hal ini disebabkan karena untuk keperluan komunikasi ilmiah nama-nama daerah tersebut sama sekali tidak memenuhi syarat. Nama daerah atau nama umum memiliki beberapa kelemahan yaitu:

  1. Tidak bersifat menyeluruh atau hanya terbatas pengertiannya pada orang-orang sebahasa saja. Misalnya “gedang” dalam bahasa Madura berarti pisang, sedangkan dalam bahasa Sunda pepayalah yang dimaksud.

  2. Nama-nama umum biasanya tidak memberikan informasi yang menunjukkan hubungan kekerabatan, tidak bisa digunakan untuk membedakan bangsa, suku, atau taksa lainnya.

  3. Jika suatu tanaman terkenal, kemungkinan mempunyai banyak nama umum.

  4. Kadang-kadang dua atau lebih tanaman yang berbeda mempunyai nama umum yang sama atau sebaliknya

  5. Banyak jenis khususnya yang langka tidak mempunyai nama umum Pemakaian nama umum ini akan menimbulkan kericuhan yang tiada henti-hentinya.

Jika dalam satu negara saja sudah tidak ada keseragaman dan dapat terjadi salah pengertian, apalagi dalam taraf internasional kesimpang-siuran yang sudah pasti timbul akan lebih hebat lagi. Karena itu dalam dua abad terakhir ini pemakaian nama ilmiah dalam botani sudah menjadi kebiasaan yang umum di seluruh dunia.

3.3. NAMA ILMIAH


Nama ilmiah adalah ”nama-nama dalam bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin, tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya kata yang digunakan untuk nama tadi”. Salah satu keuntungan nama ilmiah ialah bahwa penentuan, pemberian atau cara pemakaiannya untuk setiap golongan tumbuhan dapat dilakukan berdasarkan suatu aturan atau sistim tatanama (Rifai, 1973). Nama ilmiah juga merupakan suatu kunci pembuka khazanah ilmu pengetahuan tentang suatu jenis, karena dengan menggunakan nama ilmiah maka segala perbendaharaan pengetahuan manusia yang terkumpul dalam pustaka-pustaka akan terbuka bagi kita untuk ditelusuri, dipelajari, ditelaah, diolah dan dimanfaatkan.

3.4. PRINSIP DAN PERATURAN TATANAMA TUMBUHAN


  1. Tatanama botani tidak berhubungan dengan tatanama zoologi. Nama yang sama yang diberikan pada tumbuhan bisa juga digunakan ahli zoologi pada hewan

  2. Pelaksanaan penamaan di dalam kelompok taksonomi ditentukan dengan menggunakan tipe tatanama. Tipe untuk famili adalah genus, tipe untuk genus adalah jenis, tipe untuk jenis adalah spesimen dan seterusnya.

  3. Tatanama dari kelompok taksonomi haruslah berdasar pada prioritas publikasi, dan nama yang benar adalah nama yang telah dipublikasi terlebih dahulu dan mengacu pada aturan-aturan. Tatanama yang telah dipublikasikan lebih dulu harus dipakai sebagai dasar pada publikasi berikutnya.

  4. Setiap kelompok taksonomi, batasannya, posisinya dan urutannya bisa membuat satu nama yang benar.

  5. Nama ilmiah kelompok taksonomi disajikan dalam bahasa Latin tanpa menghiraukan asalnya. Aturan untuk penamaan genus dan penunjuk jenis sama juga dengan yang lain harus dalam bahasa Latin

  6. Aturan tatanama adalah berlaku surut kecuali hal-hal yang kecil.

  7. Suatu nama yang sah tidak boleh ditolak karena alas an tidak disukai atau karena kehilangan arti aslinya. Contoh: Hibiscus rosa-sinensis, aslinya bukan di Cina. Perubahan nama hanya boleh dilakukan biala sudah betul-betul diteliti taksonominya.



3.5. KOMPOSISI NAMA ILMIAH


Nama ilmiah suatu jenis merupakan penggabungan 3 hal :

1. Genus


2. Spesies epithet (penunjuk jenis)

3. Author

Contoh : Daucus carota L.

Nicotiana tabacum L

Nama-nama genera

- Kata benda tunggal dalam bahasa Latin atau dilatinkan dengan inisial huruf besar

- Setelah penulisan pertama pada genus yang sama boleh disingkat, contoh: Quercus alba Õ

Q. alba, Q. rubra

- Tidak boleh terlalu panjang

- Tidak boleh menggunakan nama yang sama dengan jenisnya

Contoh: Salacca zalaccaÕ tidak dianjurkan



Penunjuk Jenis

- Biasanya berupa kata sifat, akhirannya disesuaikan dengan nama marga.

Contoh: Syzygium aromaticum

- Dalam bahasa Latin atau dilatinkan

- Bisa berasal dari berbagai bentuk (nama orang, nama tempat, nama umum, dll.)

- Tidak boleh terlalu panjang

- Tidak boleh mengulang nama marga

- Ditulis dengan huruf kecil dan apabila terdiri dari 2 suku kata harus diberi tanda sambung.

Contoh: Hibiscus rosa-sinensis

Ipomea pes-capre

Author

Author adalah nama pengarang yang menerbitkan nama sah takson itu untuk pertama kali. Tujuan pencantuman nama author adalah supaya penunjukan nama suatu takson tepat dan lengkap serta memudahkan penelitian tentang keabsahan nama. Contoh : Daucus carota L. (L.Õ Linnaeus) Vernonia acaulis (Walter) Gleason



Penamaan cultivar dan varietas

Nama cultivar biasa disingkat dengan c.v. tidak dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh : Mangifera indica c.v. harum manis Citrullus lanatus c.v. Crimson sweet

Nama varietas biasa disingkat var. ditulis dalam bahasa Latin atau dilatinkan. Contoh :

Licuala gracilis var. gracilis

Oryza sativa var. javanica

3.6. TINGKAT KESATUAN TAKSONOMI


Untuk memudahkan penentuan hubungan kekerabatan dan memperlancar pelaksanaan penggolongan tumbuhan, maka diadakan kesatuan-kesatuan taksonomi yang berbeda-beda tingkatnya. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dicantumkan dalam Kode Tatanama, maka suatu individu tumbuhan dapat dimasukkan dalam tingkat-tingkat kesatuan taksonomi sebagai berikut (dalam urutan menurun, beserta akhiran-akhiran nama ilmiahnya):

  • Dunia tumbuh-tumbuhan (Regnum Vegetabile)

  • Divisi (divisio -phyta)

  • Anak divisi (sub divisio -phytina)

  • Kelas (classis -opsida, khusus untuk Alga –phyceae)

  • Anak kelas (subclassis –idea)

  • Bangsa (ordo –ales)

  • Anak bangsa (subordo –ineae)

  • Suku (familia –aceae)

  • Anak suku (subfamilia –oideae)

  • Puak (tribus –eae)

  • Anak puak (subtribus –inae)

  • Marga (genus; nama ilmiah marga dan semua tingkat di bawahnya tidak diseragamkan akhirannya)

  • Anak marga (subgenus)

  • Seksi (sectio)

  • Anak seksi (subsectio)

  • Deret (series)

  • Anak deret (subseries)

  • Jenis (species)

  • Anak jenis (sub species)

  • Varietas (varietas)

  • Anak varietas (subvarietas)

  • Forma (forma)

  • Anak forma (subforma)

Urutan tingkat-tingkat kesatuan taksonomi itu tidak boleh diubah atau dipertukarkan. Dengan tidak memperhatikan tingkatnya maka setiap kesatuan taksonomi tersebut (misalnya suku, jenis, varietas) masing-masing disebut takson.


Yüklə 0,57 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   28




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə