Kata pengantar



Yüklə 0,57 Mb.
səhifə6/28
tarix24.04.2018
ölçüsü0,57 Mb.
#40124
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   28

5.1. Bangsa Phaeosporales


Bangsa ini merupakan sebagian besar ganggang pirang. Kebanyakan mempunyai perawakan seperti Cladophora, tetapi ada pula yang mempunyai talus yang lebih tinggi tingkatannya. Pembiakan terjadi secara :

  1. Aseksual dengan zoospora, yang terjadi karena adanya reeduksi. Dari zoospora itu tumbuh gametofit haploid dengan gamatangium yang berwarna berkotak-kotak.

  2. Seksual dengan isogami. Gametangium bersel banyak.



Gambar 67

Zoospora ganggang pirang

A. Zoospora chorda filum

B. Idem dari Ectocarpus globiffer

C. Zoospora yang telah menarik ke dalam flagelnya

Pada golongan ini terdapat satu pergiliran keturunan. Pada Ectocarpus siliculosus, gametofit dan sporofit mempunyai habitus yang sama. Perkecualian terdapat pada Cutleria yang gametofitnya lebih besar dari sporofit. Gametofit mempunyai talus yang tegak, bercabang-cabang menggarpu, berbentuk pita, sedang sporofit mempunyai talus yang pipih, kecil seperti cakram, tipis, tepinya berlekuk-lekuk, dan dinamakan Aglaozonia. Pada Ectocarpus dan Pleurocladia terdapat jenis-jenis yang hidup sebagai epifit pada lain ganggang.

Pada beberapa jenis suku Cutleriaceae gametangium dan gamet betina lebih besar daripada yang jantan, jadi di sini terdapat anisogami. Pada Phaeosporales tidak ada oogami. Phaeosporales antara lain mencakup :


  • Suku Ectocarpaceae. Contoh ; Ectocarpus siliculosus, Pleurocladia lacustris

  • Suku Cutleriaceae. Contoh ; Cutleria multifida, Heterochordia abietina.

5.2. Bangsa Laminariles


Dalam bangsa ini termasuk suku Laminariaceae, yang antara lain meliputi

  • Macrocystis pyrifera, hidup di daerah kutub selatan, talusnya mencapai panjang 60 m dengan berat sampai 100 kg. Mempunyai cabang-cabang talus berbentuk lembaran yang bergantungan, talus dapat terapung-apung pada permukaan air laut.

  • Lessonia sp. Mempunyai talus yang bentuknya seperti pohon palma.

  • Laminaria clustoni, pangkal talus setebal lengan dan umurnya tahunan, bagian atas menyerupai daunatau mempunyai lembaran-lembaran menjari yang setiap tahun diperbarui.

Pada Laminaria terdapat pergiliran keturunan yang beraturan. Gametofit itu berasal dari zoospora, pada ujungnya terdapat anteridim yang hanya terdiri atas satu sel, masing-masing mengeluarkan dua spermatozoid yang mempunyai dua bulu cambuk.

Zigot hasil perkawinan tumbuh menjadi sporofit. Pada permukaan sporofit terdapat sel-sel mandul berbentuk buluh (parafisis). Masing sporangium menghasilkan banyak zoospora dengan dua bulu cambuk.

Nerecystis leutkeana, talus mempunyai bagian seperti batang yang panjangnya 70 m dan pada ujungnya trdapat gelembung pengapung berbentuk lembaran.


5.3. Bangsa Dictyotales


Pada ganggang ini spora tidak mempunyai bulu cambuk. Sporangium beruang satu dan mengeluarkan 4 tetraspora. Pembiakan seksual dengan oogami. Gamet jantan mempunyai satu bulu cambuk yang terdapat pada sisinya. Sporofit dan gametofit bergiliran dan beraturan, dan keduanya mempuynyai talus berbentuk pita yang bercabang-cabang menggarpu, misalnya Dictyota dichotoma. Bangsa Dictyotales terdiri atas satu suku saja, yaitu Dictyotaceae, yang meliputi beberapa jenis, antara lain :

- Dictyotaceae dichotoma

- Dictyopteris polypoides

- Padina pavonia




5.4. Bangsa Fucales


Bersama-sama dengan Laminariales ganggang ini merupakan penyusun utama vegetasi lautan di daerah dingin. Pembiakan generatif dengan oogami. Fucales hanya terdiri atas satu suku yaitu Fucaceae, meliputi antara lain Fucus srratus. Fucus yang sudah berumur beberapa tahun mempunyai talus yang berbentuk pita yang ditengah-tengahnya diperkuat oleh rusuk tengah, kaku seperti kulit, bercabang-cabang menggarpu dan melekat pada batu dengan suatu alat perekat berbentuk cakram. Ujung cabang-cabang talus ini agak membesar dan mempunyai lekukan-lekukan yang disebit konseptakel. Didalamnya terdapat benang-benang mandul (parafisis), oogonium, anteridium. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid. Oogonium berupa suatu badan yang duduk di atas tangkai terdiri atas satu sel saja, dan mengandung 8 sel telur.

Selain Fucus serratus dalam suku ini termasuk pula Fucus vsiculosus, Sargassum vulgare, Turbinaria decurrens. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Phaeopyceae bersifat heterotrik. Phaeopyceae mempunyai perkembangan yang setingkat dengan Chlorophyceae. Melihat adanya rambut-rambut mengkilat pada salah satu bulu cambuknya yang heterokon itu, rupanya ada hubungan kekerabatan dengan Chrysomonadales dan Heterochloridales. Pembelahan reduksi pada umumnya terjadi pada pembentukan spora. Gametofit dan sporofit dapat bersifat isomorf, dapat juga heteromorf. Beberapa jenis Phaeophyceae menghasilkan yodium. Ada yang mempunyai khasiat obat, misalnya Laminaria cloustoni dan Fucus vesiculosus.





KELAS RHODOPHYCEAE

(Ganggang merah)


Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerahmerahan. Kromatofor mengandung klorofil-a dan karotenoid, tetapi warna itu tertutup oleh zat warna merah yang mengandung fluoresensi, yaitu fikoeretin. Sebagai hasil asimilasi terdapat sejenis karbohidrat yang disebut tepung floride, yang juga merupakan hasil polimerisasi glukosa berbentuk bulat, tidak larut dalam air, seringkali berlapis-lapis, jika dibubuhi yodium berwarna kemerahmerahan. Rhodophyceae selalu bersifat autotrof dan heterotrik, hidup dalam air laut, hidupnya sebagai bentos, melekat pada suatu substrat dengan benang-benang pelekat atau cakram pelekat.

Perkembangbiakan dapat secara aseksual, yaitu dengan pembentukan spora, dapat pula secara seksual (oogami). Baik spora maupun gametnya tidak mempunyai bulu cambuk, jadi tidak dapat bergerak aktif. Rhodophyceae dibagi dalam dua anak kelas, yaitu Bangieae dan Florodeae.




Yüklə 0,57 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   28




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə