Modul 1
Struktur Bunga, Bagian-bagian Bunga,
dan Modifikasinya
Dr. Trimurti H. Wardhini
Dr. Iriawati
odul 1 ini membahas tentang struktur bunga, bagian-bagiannya, serta
modifikasi bunga yang mencakup tiga kegiatan belajar, yaitu berikut ini.
Kegiatan Belajar 1: Membahas tentang struktur, fungsi, serta perkembangan
bunga secara umum. Selain itu, juga akan dibahas
mengenai tipe-tipe bunga ditinjau dari aspek kelengkapan
bagian-bagian
bunganya
serta
struktur
bagian
penyusunnya.
Kegiatan Belajar 2: Akan membahas bagian-bagian bunga beserta fungsinya,
baik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung
dengan proses reproduksi pada tumbuhan.
Kegiatan Belajar 3: Akan membahas beberapa modifikasi pada bunga,
terutama yang terkait dengan proses polinasi pada bunga.
Materi Modul 1 ini bermanfaat untuk memberikan gambaran mengenai
struktur dasar bunga serta memberi landasan teori untuk meningkatkan
pemahaman tentang reproduksi secara seksual pada tumbuhan. Materi modul ini
akan terkait dengan topik pada modul berikutnya mengenai struktur dan
perkembangan alat reproduksi jantan dan betina serta polinasi dan fertilisasi.
Setelah mempelajari modul ini, secara umum Anda diharapkan dapat
menjelaskan struktur bunga, bagian-bagian bunga, dan modifikasinya.
Sedangkan secara khusus Anda diharapkan dapat menjelaskan:
1.
struktur dan fungsi
dari bunga;
2.
struktur dan fungsi
bagian-bagian bunga;
3.
modifikasi yang terdapat pada bunga.
M
PE N DA H UL UAN
1.2
Embriologi Tumbuhan
Kegiatan Belajar 1
Struktur dan Fungsi Bunga
ada saat tumbuhan memasuki masa reproduktif maka beberapa perubahan
akan segera terjadi terutama pada bagian meristem apeks yang terlibat
dalam pembentukan organ reproduktif. Apeks reproduktif, yang akan
membentuk bunga atau perbungaan, secara bertahap akan menggantikan fungsi
dari apeks vegetatif. Pada masa tersebut, akan terbentuk beberapa primordia
(bakal organ bunga). Primordia-primordia ini umumnya terbentuk karena
adanya pembelahan sel secara periklinal (sejajar permukaan) pada lapisan sel
terluar dari meristem apeks bunga, serta akibat pembelahan periklinal dan
antiklinal (tegak lurus permukaan) atau ke segala arah pada lapisan sel di
bawahnya (Gambar 1.1).
Stemen
Piablum
Petal
Sepal
daun
sepal
organ
reproduktif
organ
vegetatif
B
A
Gambar 1.1.
Perubahan Aktivitas Meristem Vegetatif Menjadi Meristem Reproduktif
A. Pembentukan Organ yang Berbeda pada Meristem Vegetatif dan
Reproduktif. Pada Pembentukan Organ Vegetatif Tampak Primordia Tumbuh
Secara Bersamaan, sedangkan pada Organ Reproduktif Pembentukan
Primordia Terjadi Secara Berurutan.
B. Beberapa Primordia Organ Penyusun Bunga Tampak Terbentuk Secara
Bersamaan dan Bertahap.
A. PERKEMBANGAN
Saat tumbuhan mencapai stadium reproduktif dari tahap perkembangannya,
meristem apeks akan berhenti membentuk daun dan mulai membentuk bagian-
bagian bunga sesuai dengan sifat dari spesies yang bersangkutan. Braktea
dalam jumlah yang bervariasi akan dibentuk antara daun dan bunga. Pada
P
BIOL4312/MODUL 1
1.3
proses pembentukan bunga, meristem apeks yang bersifat indeterminate akan
menjadi determinate karena pembentukan bunga biasanya merupakan peristiwa
terakhir dalam aktivitas suatu meristem apeks. Pada tumbuhan satu musim
(annual), akhir dari stadium reproduktif juga berarti akhir dari seluruh siklus
hidupnya. Pada tumbuhan banyak musim (perennial), masa berbunga terjadi
berulang kali tergantung dari masa hidup tumbuhan.
Bunga dapat muncul dari apeks tunas ujung atau dari apeks cabang lateral
atau dari keduanya. Pada banyak species, perubahan apeks vegetatif ke apeks
perbungaan melibatkan pembentukan perbungaan, secara histologi proses ini
belum diketahui secara pasti perbedaannya dengan pembentukan bunga karena
pada pembentukan perbungaan, terjadi dua peristiwa yang berurutan yang
melibatkan perubahan morfologi dan fisiologi.
Fenomena yang sering teramati saat inisiasi stadium reproduktif adalah
pemanjangan sumbu tubuh yang sangat cepat dan tiba-tiba. Pertumbuhan seperti
ini terutama dapat diamati pada tumbuhan roset, misalnya pada rumput-
rumputan dan tumbuhan dengan bulbus. Axis (sumbu) yang memanjang
kemudian menghasilkan bunga atau perbungaan. Bila bunga tumbuh pada
cabang aksiler, tunas aksiler yang dibentuk dengan cepat menunjukkan bunga
yang akan dibentuk.
B. INDUKSI PERBUNGAAN
Inisiasi perbungaan dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal. Banyak
tumbuhan memiliki respons khusus terhadap panjang hari (fotoperiod) dan
suhu, dan memasuki stadium reproduktif di bawah pengaruh dari kombinasi ke
dua faktor ini. Berdasarkan responsnya terhadap panjang hari, tumbuhan dapat
dibagi menjadi tumbuhan hari panjang (long-day plant, LDP), tumbuhan hari
pendek (short-day plant, SDP), dan tumbuhan netral (neutral-day plant, NDP).
Jam biologis tumbuhan tampaknya berperan dalam pengukuran lama panjang
hari, tetapi sebelum dapat memberikan reaksi terhadap kondisi fotoperiodik
yang diperlukan tumbuhan harus mencapai stadium ‘matang untuk berbunga’
terlebih dahulu. Banyak tumbuhan memerlukan pendedahan suhu rendah
sebelum mereka dapat mulai membentuk bunga. Biji tumbuhan-tumbuhan
tersebut bila diberi perlakuan vernalisasi saat sedang berkecambah akan
mengalami perlambatan proses perbungaan.
Pada tumbuhan yang siap berbunga, pengaruh fotoperiod, dimediasi oleh
fitokrom yang akan mendorong sintesis ‘transmissible factor’ atau stimulus