Kata pengantar



Yüklə 0,57 Mb.
səhifə25/28
tarix24.04.2018
ölçüsü0,57 Mb.
#40124
1   ...   20   21   22   23   24   25   26   27   28

21.1. Subdivisi Gymnospermae


Beberapa jenisnya sudah punah. Jenis-jenis yang masih hidup termasuk ke dalam beberapa ordo yaitu:

1. Ordo Cycadales

1.1. Cycadaceae

Ciri khas: perawakan seperti palmae, daun besar, pinnatus; strobili uniseksual, letaknya terminal atau pada kerumunan daun; biji besar seperti drupa. Masih mirip dengan tumbuhan paku, terutama daun mudanya. Beberapa contoh jenisnya: Cycas rumphii, C. siamensis (asli di Malaya), beberapa genera yang lain: Macrozamia, Zamia, Encephalartos.

2. Ordo Coniferales

2.1. Podocarpaceae

Perdu atau pohon. Daun tersebar atau tersusun spiral, bentuknya bervariasi dari bentuk sisik, bentuk jarum hingga lanset. Strobilus uniseksual, dioesius, terdapat pada bagian atas ketiak daun. Strobilus jantan terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun secara spiral, masing-masing berisi sepasang mikrosporangia, mikrospora bersayap. Strobili betina berisi ovul tunggal (atau jarang terdiri dari beberapa ovul). Contoh jenis: Podocarpus polystachyus, Dacrydium elatum, Phyllocladus hypophyllus.

2.2. Araucariaceae

Berupa pohon yang selalu hijau. Daun tersusun spiral atau pada dua alur, bentuknya liniar atau ovatus. Strobilus jantan besar, terdiri dari banyak mikrosporofil yang tersusun secara spiral, masingmasing berisi 4 - 9 mikrosporangia. Strobilus betina menghasilkan ovul tunggal. Terdiri dari dua genera yaitu: Araucaria dan Agathis. Beberapa jenis Araucaria seperti A. bidwillii, A. excelsa sudah dibudidayakan. Agathis alba (dikenal dengan minyak damar) merupakan jenis asli di Malaya.

2.3. Pinaceae

Berupa pohon, jarang perdu. Daun tunggal, bentuk lilier hingga bentuk jarum, tersebar, dua alur atau dalam bundle. Stobili uniseksual dan sering monoesius. Strobilus jantan terdiri dari banyak miksporofil yang tersusun spiral dan masing-masing berisi sepasang mikrosporangia. Strobilus betina tersusun spiral dengan sejumlah ovuliferus bentuk sisik, masing-masing berisi ovul bentuk anatropus. Terdiri dari 9 genera, contoh jenisnya: Pinus merkusii (dari Sumatera), P. insularis (dari Filipina).

3. Ordo Gnetales

3.1. Gnetaceae

Merupakan tumbuhan memanjat dan berkayu, beberapa jenis berupa pohon tegak. Daun tunggal berhadapan, pertulangan reticulatus. Strobili uniseksual atau biseksual tidak sempurna. Strobilus jantan berbentuk memanjang, articulatus, terdapat pada ketiak daun (penampakannya seperti bunga jantan). Strobilus betina juga berbentuk memanjang, articulatus, terdapat pada ketiak daun (penampakannya seperti bunga betina). Hanya terdiri dari satu genus (monogenerik), terdapat 10 jenis di Malaya. Jenis yang umum dan sudah dibudidayakan adalah Gnetum gnemon (melinjo).



21.2. Subdivisi Angiospermae


Subdivisi ini dibagi ke dalam 2 kelas yaitu; kelas Dikotiledoneae dan kelas Monokotiledoneae.

A. Dikotiledoneae B. Monokotiledoneae.



  1. Subkelas Magnoliideae 1. Subkelas Arecidae

  2. Subkelas Dilleniideae 2. Subkelas Commelinidae

  3. Subkelas Rosaideae 3. Subkelas Zingiberidae

  4. Subkelas Asteridae 4. Subkelas Liliidae

  5. Subkelas Alismatidae

1) Bangsa Rhoeadales (Brassicales).

Bangsa ini meliputi tumbuhan yang sebagian besar berupa terna dengan daun-daun yang duduknya tersebar tanpa dun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, hiasan bunga berupa kelopak dan mahkota yang berdaun lepas, berbilangan 2 – 4, kadang-kadang 3 – 5 . Benang sari sama banyaknya dengan daun mahkota atau lebih banyak. Bakal buah biasanya menumpang dengan

2 tembuni atau lebih yang terdapat pada dinding buah, kadang-kadang menjadi beruang banyak karena adanya pembentukan sekat-sekat.

Dari segi anatomi ada sifat-sifat yang karakteristik yaitu adanya buluh-buluh getah dan sel-sel yang mengandung mirosin.

Dalam bangsa ini tercakup sejumlah suku, antara lain:

1. Suku Papaveraceae.

Kebanyakan anggotanya berupa terna annual atau perenial, jarang sekali berupa semak atau pohon, menghasilkan getah seperti susu atau getah yang berwarna. Daun tersebar, di bagian ujung batang dekat bunga berhadapan atau berkarang, helaian daun sering berbagi. Daun penumpu tidak terdapat.

Bunga terpisah-pisah, banci, aktinomorf. Daun kelopak 2, bebas, daun mahkota 4, jarang lebih atau tidak ada, biasa mendapat kunjungan serangga yang mengumpulkan serbuk sari. Benang sari banyak, bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan retak membujur. Bakal buah menumpang, terbentuk dari 2 daun buah atau lebih yang berlekatan, beruang 1 dengan banyak bakal biji pada 2 – 16 tembuni yang terdapat pada dinding bakal buah, dapat pula hanya 1 bakal biji pada dasarnya. Buah kebanyakan berupa buah kendaga, jarang berupa buah keras, bila masak membuka dengan katupkatup atau liang. Biji kecil, kampuh licin atau berigi, kadang-kadang bersalut, lembaga kecil dalam endosperm yang mengandung minyak atau berdaging.

Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam sekitar 42 marga, kebanyakan terdapat di daerah iklim sedang dan daerah-daerah yang lebih panas di belahan bumi utara. Contoh-contoh: Papaver: P. somniferum (apyun), penghasil candu, terutama di Asia kecil (Turki) dan Asia Tenggara (“golden triangle, Birma, Thailand, Laos).



P. rhoeas, daun-daun mahkota bunganya (“petala rhoeados”) berguna dalam obatobatan, P. orientale.

Fumaria: F. officinalis, F. capreolata.

Dicentra: D. spectabilis, D. formosa.

Corydalis: C. cova, C. solida, C. lutea.

Sanguinaria: S. canadensis.

Chelidonium: Ch. majus.
2. Suku Capparidaceae.

Terna, semak atau pohon, kadang-kadang memanjat. Daun tunggal atau mejemuk menjari, sering mempunyai daun penumpu, duduknya tersebar, kadang-kadang berhadapan. Bunga umumnya banci, aktinomorf atau zigomorf, biasanya tersusun dalam tandan. Sumbu bunga sering membesar berbentuk cincin, kadang-kadang memanjang menjadi androginofor (pendukung benang sari dan putik) atau menjadi ginofor (pendukung putik) saja. Daun kelopak 4, daun mahkota kebanyakan juga 4, dapat banyak atau malahan tidak ada. Benang sari banyak atau hanya beberapa saja (4 – 6), sering kali ada diantaranya yang tidak mempunyai kepala sari. Bakal buah menumpang diatas ginofor, beruang 1 dengan tembuni pada dinding atau terbagi dalam beberapa ruang oleh sekat-sekat semu.

Bakal biji sedikit sampai banyak. Buahnya buah kendaga atau buah buni, kadang-kadang buah batu. Biji bangun ginjal atau berigi dengan sedikit atau tanpa endosperm, lembaga bengkok dengan daun lembaga yang besar. Suku ini mencakup lebih dari 600 jenis tumbuhan, terbagi dalam 45 marga, terutama terdapat di daerah-daerah iklim panas.

Contoh-contoh:



Capparis: C. spinosa, C. rupestris.

Cleome: Cl. spinosa, Cl. tetrandra, Cl. violacea, Cl. aspera.

Gynandropsis: G. gynandra (G. pentaphylla), G. speciosa.

Polanisia: P. viscosa, P. chelidonii.

Cadaba: C. capparoides.

Diantara warga Capparidaceae ada beberapa yang dipelihara sebagai tanaman hias, antara lain G. speciosa, Cleome spinosa.


3. Suku Cruciferae (Brassicaceae)

Kebanyakan berupa terna annual atau perenial, jarang sekali berupa tumbuhan berkayu. Daun tunggal atau majemuk, duduknya tersebar, tidak mempunyai daun penumpu. Bunga banci, bilateral simetris atau aktinomorf, biasanya tersusun dalam tandan pada ujung-ujung batang, jarang mempunyai daun-daun pelindung. Kelopak tediri atas 4 daun kelopak yang tersusun dalam 2 lingkaran, daun mahkota 4, berseling dengan daun-daun mahkota. Benang sari 6 dalam 2 lingkaran, pada lingkaran luar terdapat 2 dan pada lingkaran dalam terdapat 4 benang sari yang berhadapan dengan daun-daun mahkota dan lebih panjang daripada benang sari di lingkaran luar. Bakal buah menumpang terdiri atas 2 daun buah yang berlekatan , beruang 1, bakal biji banyak, pada tepi sekat

semu, anatrop atau kampilotrop, seringkali beruang 2 karena adanya sekat semu yang tipis seperti membran, atau oleh sekat-sekat melintang terbagi dalam beberapa ruang. Buahnya berupa buah lobak (”siliqua”) bila masak membuka dengan 2 katup, atau terputus menjadi beberapa bagian, jarang berupa buah yang tertutup. Biji umumnya tanpa endosperm.

Suku ini termasuk suku yang besar, meliputi sekitar 3.000 jenis yang terbagi dalam ± 350 marga, kosmopolitan tetapi paling banyak terdapat dalam daerah-daerah yang lebih dingin di belahan bumi utara. Banyak sekali yang bermanfaat, merupakan penghasil bahan pangan, terutama sayuran, tetapi juga ada yang menghasilkan bumbu masak.

Contoh-contoh: Brassica: B. nigra (mosterd ”hitam”), B. oleracea (kubis), B. chinensis (sawi putih), B. juncea (sawi hijau), B. napus, dan B. rapa (umbinya sebagai sayuran). Nosturtium: N. Officinale (jembak, cenil), N. heterophyllum. Raphanus: R. sativus (lobak, radys). Lepidium: L. sativum, L. ruderale. Cheiranthus: Ch. cheiri. Sinapis: S. alba (mosterd putih), S. arvensis. Cochlearia: C. officinalis, dan C. armoracia, berkhasiat obat Lunaria: L. annua, L. rediviva. Camelina: C. sativa, C. microcarva.
4. Suku Resedaceae

Terna annual atau perenial, daun tunggal atau majemuk menyirip, duduk tersebar, mempunyai daun penumpu yang kecil, kadang-kadang seperti kelenjar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, biasanya zigomorf, tersusun dalam rangkaian berupa tandan atau bulir, kelopak tidak gugur, terdiri atas 4 – 8 daun kelopak, daun mahkota kecil, tidak lekas menarik perhatian, jumlahnya 8 atau tidak ada. Sumbu bunga memanjang membentuk ginofor, pada tempat tertanamnya benang sari melebar membentuk cakram. Benang sari 3 – 40, tangkai sari bebas atau berlekatan pada pangkalnya, kepala sari beruang dua, menghadap ke dalam. Bakal buah kebanyakan 1 (kadang-kadang terdapat beberapa bakal buah yang bebas), dari atas sering terbuka, beruang 1 dengan 1 sampai banyak bakal biji yang terdapat pada tembuni pada dinding bakal buah. Buahnya buah kendaga atau buah buni, biji banyak, bangun ginjal atau tapal kuda, tanpa endosperm, lembaga bengkok atau tergulung, daun lembaga terlipat ke bawah di samping ekornya.

Resedaceae mencakup sekitar 60 jenis yang terbagi dalam 6 marga, terutama di California dan daerah sekitar laut Tengah.

Contoh-contoh: Reseda: R. odorata (tanaman hias), R. Arabica, R. luteola (penghasil luteolin). Oligemeris: O. linifolia.


5. Suku Moringaceae

Pohon dengan daun majemuk menyirip ganda 2 sampai 3, duduknya tersebar, tanpa daun penumpu, atau daun penumpu telah mengalami metamorfosis menjadi kelenjar-kelenjar pada pangkal tangkai daun. Bunga banci, zigomorf, tersusun dalam malai yang terdapat dalam ketiak-ketiak daun. Dasar bunga bangun mangkuk, kelopak terdiri atas 5 daun kelopak, mahkota pun terdiri atas 5 daun mahkota, benang sari 5 ditambah dengan 5 lagi yang telah mandul (staminodium). Bakal buah menumpang di atas ginofor pendek, beruang 1 dengan 3 tembuni pada dinding bakal buah, bakal biji banyak. Buahnya buah kendaga yang membuka dngan 3 katup, biji besar, bersayap, tanpa endosperm, lembaga lurus. Warga suku ini dari segi anatomi mempunyai sifat yang khas, yaitu terdapatnya sel-sel mirosin dan buluh-buluh gom dalam kulit batang dan cabang. Selain dari itu, dalam musim-musim tertentu dapat menggugurkan daun-daunnya (meranggas). Suku Moringaceae hanya terdiri atas 1 marga yaitu Moringa dengan beberapa jenis saja, diantaranya yaitu: M. oleifera, M. arabica, M. pterygosperma, M. peregrina.


2) Bangsa Guttiferales atau Clusiales

Sebagian besar berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang berkayu, daun tunggal berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga hampir selalu banci, dengan kelopak dan daundaun mahkota yang bebas, kebanyakan berbilangan 5. Benag sari sama banyaknya dengan jumlah daun mahkota, jika lebih berberkas. Putik dengan bakal buah yang menumpang, apokarp atau sinkarp, jika sinkarp hanya beruang 1 dengan tembuni pada dindingnya, biasanya beruang lebih dari 1 dengan tembuni di pusat dalam sudut-sudut ruangan. Biji dengan endosperm yang tidak mengandung zat tepung.

Dari segi anatomi terdapat sifat-sifat yang khas, yaitu adanya sel-sel spikula (sel-sel yang mengandung badan-badan seperti paku atau jarum-jarum kecil) dalam daging daunnya dan terdapatnya saluran-saluran atau rongga-rongga yang berisi resin terutama dalam kulit batang. Bangsa ini membawahi sejumlah suku, diantaranya yang penting ialah:
1. Suku Dilleniaceae.

Semak atau pohon, seringkali berupa liana dengan daun tunggal bertepi rata atau bergigi yang duduknya tersebar atau berhadapan, adakalanya berupa terna dengan daun-daun pada pangkal batangnya, daun penumpu tidak ada atau seperti sayap menempel pada tangkai daun dan lekas runtuh. Bunga kecil sampai sedang, banci, aktinomorf atau hampir aktinomorf, kadang-kadang berkelamin tunggal. Daun kelopak 3 sampai banyak, tidak gugur. Daun mahkota 2 – 5, lekas gugur, biasanya berwarna putih atau kuning. Benang sari banyak, jarang hanya 10 atau kurang, hipogin. Tangkai sari bebas atau berlekatan dengan berbagai cara pada pangkalnya dan membentuk berkasberkas.

Putik terdiri atas bakal buah yang apokarp, menumpang, tiap bagian berisi 1 sampai banyak bakal biji, masing-masing dengan 2 integumen. Buah bila masak membuka menurut sisi punggung, ada yang berupa buah buni. Biji mempunyai salut, endosperm seperti daging, lembaga kecil.

Suku ini meliputi 300-an jenis, terbagi dalam 11 marga, terutama terdapat di daerah-daerah beriklim panas.

Contoh-contoh:

Dillenia: D. indica

Hibbertia: H. volubilis, H. ericifolia.

Ouratea: O. coccinea.

Blastemanthus: B. gemmiflorus.
2. Suku Camelliaceae (Theaceae)

Semak, perdu, atau pohon dengan daun tunggal yang tersebar tanpa daun penumpu. Bunga biasanya terpisah-pisah, jarang tersusun sebagai malai atau rangkaian yang bersifat rasemos, aktinomorf, banci, jarang berkelamin tunggal. Daun kelopak berjumlah 4 – 7, daun mahkota 4 sampai banyak, kadang-kadang berlekatan pada pangkalnya. Benang sari banyak, kadang-kadang tersusun bergerombol-gerombol. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang 2 – 10, kebanyakan beruang 3 – 5, bakal biji 1 sampai banyak dengan tembuni si sudut-sudut dan masingmasing mempeunyai 2 integumen. Buahnya buah buni atau buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus atau bengkok.

Suku ini meliputi sekitar 400 jenis terbagi dalam lebih dari 20 marga, kebanyakan di daerah tropika dan subtropika.

Beberapa contoh:



Camellia (Thea): C. sinensis (the Cina), C. assamica (the Asam), penghasil the, diperkebunan secara besar-besaran di India, Srilangka, Indonesia, dll., C. japonica, tanaman hias.

Schima: S. wallichii (puspa).

Eurya: E. japonica (tanaman hias).

Gordonia: G. exelsa, penghasil kayu, di Asia tenggara.
3. Suku Clusiaceae (Guttiferae)

Kebanyakan berupa pohon, jarang berupa terna, mempunyai saluran resin atau kelenjar-kelenjar minyak, yang duduknya umumnya berhadapan dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga banci atau berkelamin tunggal, akinomorf. Kelopak dan mahkota dan letak yang amat bervariasi, daun kelopak 2 – 6, daun mahkota sama banyaknya dengan daun kelopak, benang sari banyak, poliadelf (berberkasberkas) dan sebagian bersifat staminodial (mandul). Bakal buah menumpang, beruang 1 – 15, kebanykan beruang 3 – 5, bakal biji banyak, masing-masing dengan 2 integumen. Buah dengan bentuk dan struktur yang bermacam-mcam, bila masak membuka atau tidak, biji tanpa endosperm, seringkali bersalut, lembaga besar.

Clusiaceae meliputi sekitar 820 jenis, tersebar di daerah tropika sampai ke daerah iklim sedang. Dalam suku ini termasuk antara lain:

Hypericum: H. perforatum, akarnya berguna dalam obat-obatan, H. hirsutum. Garcinia: G. dulcis (mundu), G. mangostana (manggistan), G. hamburyi, getahnya berguna dalam obat-obatan. Calophyllum: C. inophyllum (nyamplung), menghasilkan minyak lemak dan kayu.

Pentadesma: P. butyraceum, menghasilkan lemak.

Mammea: M. americana (apel mamea).

Mesua: M. ferrea, menghasilkan sejenis kayu besi.
4. Suku Dipterocarpaceae.

Kebanyakan berupa pohon-pohon yang merupakan penyusun utama hutan-hutan tropika basah, terutama di dataran-dataran rendah di kawasan Asia Tenggara, daun tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf, daun kelopak 5, diantaranya sejumlah 2, 3 atau semuanya kemudian berubah menjadi alat seperti sayap yang membantu pemencaran buahnya. Daun mahkota 5, bebas atau sedikit belekatan, dalam kuncup seperti terpilin. Benang sari 5 sampai banyak, hampir selalu bebas semuanya. Bakal buah menumpang atau hampir menumpang, tersusun dari 3 daun buah, beruang 3 atau 2, dengan 2 bakal biji dalam tiap ruang, masing-masing dengan 2 integumen. Buah hanya berisi 1 biji, biasanya tidak pecah bila masak. Biji tanpa endosperm, lembaga dengan daun lembaga terpilin yang menyelubungi akar lembaga.

Suku ini meliputi lebih dari 300 jenis yang terbagi dalam sekitar 20 marga, merupakan penghasil utama komoditi kayu, disamping itu juga minyak lemak (minyak tengkawang), damar, dan kamfer.

Beberapa contoh ialah:



Dryobalanops: D. camphora (kamfer borneo), penghasil kamfer dan kayu bangunan (kayu kamfer); D. oblongifolia.

Hopea: H. odorata, H. globosa, H. micrantha, penghasil damar mata kucing dan kayu merawan dan kayu rasak.

Shorea: S. stenoptera, S. wiesneri, S. robusta, S. Lepidota. Berbagai jenis Shorea menghasilkan kayu meranti dan minyak tengkawang.

Vatica: V. papuana, V. bancana, V. sumatrana. Kayu dari jenis vatica dikenal pula sebagai rasak. Jenis Vatica juga menghasilkan damar.

Dipterocarpus: D. turbinatus, D. gracilis, D. marganata, D. hasselti. Jenis marga ini menghasilkan balsam dan kayunya terkenal sebagai kayu keruwing.

Isoptera: I. borneensis, I. sumatrana. Jenis-jenis Isoptera merupakan penghasil minyak tengkawang, damar, dan kayu yang dikenal dengan nama rasak tanduk.
3) Bangsa Malvales atau Columniferae

Warga bangsa Malvales disebut juga Columniferae, mempunyai sebagai ciri khasnya terdapatnya “columna”, yaitu bagian bunganya yang terdiri atas perlekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun-daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama-sama dengan benang-benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja.

Tumbuhan yang tergolong ke dalam bangsa ini kebanyakan berupa semak atau pohon, ada pula yang merupakan terna yang annual. Daun tunggal, tersebar, mempunyai daun penumpu. Bunga umumnya banci, aktinomorf, berbilngan 5, dengan daun-daun kelopak yang berkatup dan daun-daun mahkota seperti sirap atau genting. Benang sari banyak, tersusun dalam 2 lingkaran, yang di lingkaran luar seringkali tereduksi, yang di lingkaran dalam membentuk “columna”. Bakal buah menumpang, beruang 2 sampai banyak, dalam tiap ruang terdapat 1 sampai banyak bakal biji yang tegak, masingmasing dengan 2 integumen. Pada bagian-bagian tertentu seperti daun dan kulit batang terdapat selsel atau saluran-saluran lendir, dan di luar sering rambut-rambut berbentuk bintang.

Dalam bangsa ini ada beberapa suku, diantaranya yang penting ialah:


1. Suku Tiliaceae.

Kebanyakan berupa tumbuhan berkayu, jarang berupa terna. Daun tunggal kadang-kadang berlekuk, mempunyai daun penumpu, duduknya tersebar. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf.

Daun kelopak 4 – 5, bebas atau berlekatan, tersusun seperti katup. Daun mahkota juga 4 – 5, kebanyakan bebas dengan susunan seperti katup, kadang-kadang tidak terdapat. Benang sari umumnya banyak atau 2 x jumlah daun mahkota, tidak berlekatan, tetapi sering tersusun dalam 5 –10 berkas. Bakal buah menumpang, terdiri atas 2 sampai banyak ruang, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal biji, jarang beruang 1dengan tembuni pada dinding. Kadang-kadang bunga mempunyai pendukung putik dan benang sari (androginofor). Buah mempunyai beberapa ruang, menyerupai buah kendaga, kadang-kadang terbagi dalam beberapa bagian yang kemudian terpisah-pisah, kadangkadang berupa buah keras dengan 1 biji. Biji mempunyai endosperm, lembaga biasanya lurus. Suku ini mencakup lebih dari 500 jenis yang terbagi dalam lebih dari 50 marga, kebanyakan tumbuh di daerah tropika.

Contoh-contoh:



Tilia: T. platyphyllos dan T. cordata (daunnya berkhasiat obat).

Corchorus: C. capsularis dan C. olitorius (jute, guni), menghasilkan serabut kulit yang digunakan untuk pembuatan karung guni; C. acutangulus. Triumfetta: T. plasa, T. tomentosa, T. rhomboidea, T. indica.

Spermannia: S. africana. Grewia: G. tomentosa, G. guazumaefolia, G. columnaris.
2. Suku Elaeocarpaceae

Tumbuhan yang dimasukkan dalam suku ini mempunyai ciri-ciri yang serupa dengan ciri-ciri warga suku Tiliaceae. Perbedaan hanya terletak pada tidak terdapatnya saluran-saluran lendir dalam jaringan tubuhnya. Berhubung dengan itu sementara ahli taksonomi tidak memisahkannya sebagai suku yang berdiri sendiri, tetapi disatukan dengan suku Tiliaceae.

Dalam Elaeocarpaceae termasuk antara lain: Elaeocarpus: E. ganitrus (jenitri) dan E. grandiflorus, sering digunakan sebagai tanaman hias. Muntingia: M. calabura (talok).
3. Suku Sterculiaceae

Pohon, semak (kadang-kadang berupa liana) atau terna dengan rambut-rambut bintang atau sisiksisik, daun tunggal bertepi rata, kadang-kadang berlekuk menjari atau majemuk, yang duduknya tersebar, mempunyai daun penumpu yang lekas runtuh. Bunga biasanya banci atau berkelamin tunggal, berumah 1, aktinomorf, jarang dengan kedudukan terminal, sering kali pada batang (kauliflor). Daun kelopak 3 – 5, sedikit banyak berlekatan, tersusun seperti katup, daun mahkota 5 atau tidak ada, bebas atau pada pangkal berlekatan dengan buluh yang terbentuk dari perlekatan

tangkai-tangkai sari, tersusun seperti genting. Benang sari sering tersusun dalam lebih dari 1 lingkaran, yang sebelah luar mandul, yang sebelah dalam berlekatan membentuk buluh atau sama sekali bebas, kepala sari beruang 2, membuka dengan celah membujur atau dengan liang di ujung atasnya. Bakal buah menumpang, tersusun atas 2 – 5 kadang-kadang 10 – 12 daun buah, atau hanya terdiri atas 1 daun buah saja. Tiap ruang berisi 2 bakal biji atau lebih, jarang sekali hanya 1. Buahnya buah kering atau buah buni, tidak membuka atau membuka dengan cara yang bermacam-macam. Biji dengan endosperm bedaging atau tanpa endosperm, kadang-kadang bersalut. Lembaga lurus atau bengkok. Warga suku ini meliputi lebih dari 700 jenis terbagi dalam lebih dari 50 marga, yang tersebar di daerah tropika dan subtropika.

Contoh-contoh:



Sterculia: S. foetida (jangkanga atau kepuh). Basa yang diperoleh dari abu cangkang buahnya digunakan untuk pembuatan kue-kue cina tertentu.

Theobroma: T. cacao (coklat) dari bijinya dibuat bubuk coklat dan mentega coklat, T. bicolor, T. angustifolia.

Cola: C. vera dan C. nitida menghasilkan bahan obat.

Dombeya: D. wallichii dan D. acutangula, sebagai tanaman hias.

Firmiana: F. plantanifolia, F. colorata, tanaman hias.

Guazuma: G. ulmifolia (jati blanda).

Brachychiton: B. acerifolius, tanaman hias.
Yüklə 0,57 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   20   21   22   23   24   25   26   27   28




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə