Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 21
o
Glukosa dalam bumbu diperbolehkan
sehingga penyandang diabetes dapat
makan sama dengan makanan keluarga
yang lain.
o
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total
asupan energi.
o
Pemanis alternatif dapat digunakan
sebagai pengganti glukosa, asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian
(Accepted Daily Intake/ADI).
o
Dianjurkan makan tiga kali sehari dan
bila perlu dapat diberikan makanan
selingan seperti buah atau makanan lain
sebagai bagian dari kebutuhan kalori
sehari.
§
Lemak
o
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-
25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total
asupan energi.
o
Komposisi yang dianjurkan:
◊
lemak jenuh < 7 % kebutuhan
kalori.
4
◊
lemak tidak jenuh ganda < 10 %.
◊
selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal.
o
Bahan makanan yang perlu dibatasi
adalah yang banyak mengandung lemak
jenuh dan lemak trans antara lain:
daging berlemak dan susu fullcream.
o
Konsumsi
kolesterol
dianjurkan
< 200 mg/hari.
§
Protein
o
Kebutuhan protein sebesar 10 – 20%
total asupan energi.
22 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
o
Sumber protein yang baik adalah ikan,
udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam
tanpa kulit, produk susu rendah lemak,
kacang-kacangan, tahu dan tempe.
o
Pada pasien dengan nefropati diabetik
perlu penurunan asupan protein
menjadi 0,8 g/kg BB perhari atau 10%
dari kebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi.
Kecuali pada penderita DM yang sudah
menjalani hemodialisis asupan protein
menjadi 1-1,2 g/kg BB perhari.
§
Natrium
o
Anjuran
asupan
natrium
untuk
penyandang DM sama dengan orang
sehat yaitu <2300 mg perhari(B).
o
Penyandang DM yang juga menderita
hipertensi perlu dilakukan pengurangan
natrium secara individual(B).
o
Sumber natrium antara lain adalah
garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.
§
Serat
o
Penyandang
DM
dianjurkan
mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan, buah dan sayuran serta
sumber karbohidrat yang tinggi serat.
o
Anjuran konsumsi serat adalah 20-35
gram/hari yang berasal dari berbagai
sumber bahan makanan.
§
Pemanis Alternatif
o
Pemanis alternatif aman digunakan
sepanjang tidak melebihi batas aman
(Accepted Daily Intake/ADI).
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 23
o
Pemanis
alternatif
dikelompokkan
menjadi pemanis berkalori dan pemanis
tak berkalori.
o
Pemanis berkalori perlu diperhitungkan
kandungan kalorinya sebagai bagian
dari kebutuhan kalori, seperti glukosa
alkohol dan fruktosa.
o
Glukosa alkohol antara lain isomalt,
lactitol,
maltitol,
mannitol,
sorbitol dan xylitol.
o
Fruktosa tidak dianjurkan digunakan
pada penyandang DM karena dapat
meningkatkan kadar LDL, namun tidak
ada alasan menghindari makanan
seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami.
o
Pemanis tak berkalori termasuk:
aspartam,
sakarin,
acesulfame
potassium, sukralose, neotame.
B. Kebutuhan Kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah
kalori yang dibutuhkan penyandang DM, antara
lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori
basal yang besarnya 25-30 kal/kgBB ideal.
Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau
dikurangi bergantung pada beberapa faktor
yaitu: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat
badan, dan lain-lain. Beberapa cara perhitungan
berat badan ideal adalah sebagai berikut:
§
Perhitungan berat badan ideal (BBI)
menggunakan rumus Broca yang dimodifikasi:
o
Berat badan ideal =
90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
o
Bagi pria dengan tinggi badan di bawah
160 cm dan wanita di bawah 150 cm,
rumus dimodifikasi menjadi:
Berat badan ideal (BBI) =
24 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
(TB dalam cm - 100) x 1 kg.
BB Normal: BB ideal ± 10 %
Kurus: kurang dari BBI - 10 %
Gemuk: lebih dari BBI + 10 %
§
Perhitungan berat badan ideal menurut
Indeks Massa Tubuh (IMT).
Indeks massa tubuh dapat dihitung dengan
rumus:
IMT = BB(kg)/TB(m
2
)
Klasifikasi IMT*
o
BB Kurang <18,5
o
BB Normal 18,5-22,9
o
BB Lebih ≥23,0
◊
Dengan risiko 23,0-24,9
◊
Obes I 25,0-29,9
◊
Obes II ≥30
*) WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific
Perspective:Redefining Obesity and its Treatment.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan
kalori antara lain:
§
Jenis Kelamin
Kebutuhan
kalori
basal
perhari
untukperempuan sebesar 25 kal/kgBB
sedangkan untuk pria sebesar 30 kal/kgBB.
§
Umur
o
Pasien usia diatas 40 tahun, kebutuhan
kalori dikurangi 5% untuk setiap dekade
antara 40 dan 59 tahun.
o
Pasien usia diantara 60 dan 69 tahun,
dikurangi 10%.
o
Pasien usia diatas usia 70 tahun,
dikurangi 20%.
§
Aktivitas Fisik atau Pekerjaan
o
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai
dengan intensitas aktivitas fisik.
2300>
Dostları ilə paylaş: |