Perkumpulan endokrinologi I n d o n e s I a


| Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015



Yüklə 0,63 Mb.
Pdf görüntüsü
səhifə7/26
tarix01.11.2017
ölçüsü0,63 Mb.
#7681
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   ...   26

12 |

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

Hasil  pemeriksaan  yang  tidak  memenuhi  kriteria  normal

atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang

meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa

terganggu (GDPT).

•  Glukosa  Darah  Puasa  Terganggu  (GDPT):  Hasil  pemeriksaan

glukosa  plasma  puasa  antara  100-125  mg/dl  dan  pemeriksaan

TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl;

•  Toleransi  Glukosa  Terganggu  (TGT):  Hasil  pemeriksaan  glukosa

plasma  2  -jam  setelah  TTGO  antara  140-199  mg/dl  dan  glukosa

plasma puasa <100 mg/dl

•  Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT

•  Diagnosis  prediabetes  dapat  juga  ditegakkan  berdasarkan  hasil

pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.



Tabel 4. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis daibetes dan

prediabetes.

HbA1c (%)

Glukosa darah

puasa (mg/dL)

Glukosa plasma 2 jam

setelah TTGO (mg/dL)

Diabetes

> 6,5

> 126 mg/dL



> 200 mg/dL

Prediabetes

5,7-6,4

100-125


140-199

Normal


< 5,7

< 100

< 140

Tabel 5.Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994):

1.  Tiga  hari  sebelum  pemeriksaan,  pasien  tetap  makan  (dengan  karbohidrat

yang cukup) dan melakukan kegiatan jasmani seperti kebiasaan sehari-hari.

2.  Berpuasa  paling  sedikit  8  jam  (mulai  malam  hari)  sebelum  pemeriksaan,

minum air putih tanpa glukosa tetap diperbolehkan .

3.  Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa.

4.  Diberikan  glukosa  75  gram  (orang  dewasa),  atau  1,75  gram/kgBB  (anak-

anak), dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit.

5.  Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2

jam setelah minum larutan glukosa selesai.

6.  Dilakukan  pemeriksaan  kadar  glukosa  darah  2  (dua)  jam  sesudah  beban

glukosa.

7.  Selama proses pemeriksaan, subjek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak

merokok.




Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

| 13

Pemeriksaan  Penyaring  dilakukan  untuk  menegakkan

diagnosis  Diabetes  Melitus  Tipe-2  (DMT2)  dan  prediabetes  pada

kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan gejala klasik DM (B)

yaitu:

1.  Kelompok dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh [IMT]



≥23  kg/m

2

)  yang  disertai  dengan  satu  atau  lebih  faktor  risiko



sebagai berikut:

a.  Aktivitas fisik yang kurang.

b.  First-degree  relative  DM  (terdapat  faktor  keturunan  DM

dalam keluarga).

c.  Kelompok ras/etnis tertentu.

d.  Perempuan  yang  memiliki  riwayat  melahirkan  bayi  dengan

BBL  >4  kg  atau  mempunyai  riwayat  diabetes  melitus

gestasional (DMG).

e.  Hipertensi  (≥140/90  mmHg  atau  sedang  mendapat  terapi

untuk hipertensi).

f.  HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL.

g.  Wanita dengan sindrom polikistik ovarium.

h.  Riwayat prediabetes.

i.  Obesitas berat, akantosis nigrikans.

j.  Riwayat penyakit kardiovaskular.

2.  Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di atas.

Catatan:

Kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma

normal  sebaiknya  diulang  setiap  3  tahun  (E),  kecuali  pada

kelompok prediabetes pemeriksaan diulang tiap 1 tahun (E).

Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia

fasilitas  pemeriksaan  TTGO,  maka  pemeriksaan  penyaring  dengan

mengunakan  pemeriksaan  glukosa  darah  kapiler,  diperbolehkan

untuk  patokan  diagnosis  DM.  Dalam  hal  ini  harus  diperhatikan

adanya  perbedaan  hasil  pemeriksaan  glukosa  darah  plasma  vena

dan glukosa darah kapiler seperti pada tabel-6 di bawah ini.






14 |

Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015

Tabel-6.  Kadar  glukosa  darah  sewaktu  dan  puasa  sebagai  patokan

penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM  Belum  pasti

DM

DM

Kadar glukosa

darah sewaktu

(mg/dl)

Plasma vena



<100

100-199


≥ 200

Darah kapiler  <90

90-199

≥ 200


Kadar glukosa

darah puasa

(mg/dl)

Plasma vena



<100

100-125


≥126

Darah kapiler  <90

90-99

≥100


III.2 Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan

kualitas  hidup  penyandang  diabetes.  Tujuan  penatalaksanaan

meliputi :

1.  Tujuan  jangka  pendek:  menghilangkan  keluhan  DM,

memperbaiki  kualitas  hidup,  dan  mengurangi  risiko  komplikasi

akut.

2.  Tujuan  jangka  panjang:  mencegah  dan  menghambat



progresivitas penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.

3.  Tujuan  akhir  pengelolaan  adalah  turunnya  morbiditas  dan

mortalitas DM.

Untuk  mencapai  tujuan  tersebut  perlu  dilakukan

pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan, dan profil

lipid, melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.



III.2.1 Langkah-langkah Penatalaksanaan Umum

Perlu dilakukan evaluasi medis yang lengkap pada pertemuan

pertama, yang meliputi:

1.  Riwayat Penyakit

§

 

Usia dan karakteristik saat onset diabetes.



§

 

Pola  makan,  status  nutrisi,  status  aktifitas  fisik,  dan



riwayat perubahan berat badan.

§

 



Riwayat  tumbuh  kembang  pada  pasien  anak/dewasa

muda.


§

 

Pengobatan  yang  pernah  diperoleh  sebelumnya



secara  lengkap,  termasuk  terapi  gizi  medis  dan


Yüklə 0,63 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   ...   26




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə