ix
LED
Laju Endap Darah
MUFA
Mono Unsaturated Fatty Acid
OAH
Obat Anti Hipertensi
OHO
Obat Hipoglikemik Oral
PCOS
Polycystic Ovary Syndrome
PERKENI
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
PERSADIA
Persatuan Diabetes Indonesia
PGDM
Pemantauan Glukosa Darah Mandiri
PJK
Penyakit Jantung Koroner
PUFA
Poly Unsaturated Fatty Acid
TB
Tinggi Badan
TD
Tekanan Darah
TGT
Toleransi Glukosa Terganggu
TTGO
Tes Toleransi Glukosa Oral
WHO
World Health Organization
x
Daftar Isi
Tim Penyusun Revisi Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015 ....................................
iii
Daftar Nama Penandatangan Revisi Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia ........................
iv
Kata Pengantar ............................................................................... vi
Daftar Singkatan .............................................................................
viii
Daftar Isi .........................................................................................
x
I
Pendahuluan ..........................................................................
1
I.1
Latar Belakang ............................................................ 1
I.2
Permasalahan ............................................................. 3
I.3
Tujuan ......................................................................... 3
I.4
Sasaran ....................................................................... 4
I.5
Metodologi ................................................................. 4
II
Definisi, Patogenesis, Klasifikasi ...........................................
6
II.1
Definisi ........................................................................ 6
II.2
Patogenesis Diabetes Melitus tipe-2 .......................... 6
II.3
Klasifikasi .................................................................... 10
III
Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2 ....................................
11
III.1 Diagnosis ...................................................................
11
III.2 Penatalaksanaan Diabetes Melitus ...........................
14
III.3. Kelainan Komorbid ....................................................
52
III.4 Penyulit Diabetes Melitus .......................................... 55
III.5 Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 .......................... 61
IV Masalah-Masalah Khusus ......................................................
65
IV.1 Diabetes dengan Infeksi ............................................. 65
IV.2. Kaki Diabetes .............................................................. 65
IV.3 Diabetes dengan Nefropati Diabetik .......................... 67
IV.4 Diabetes dengan Disfungsi Ereksi (DE)........................ 69
IV.5 Diabetes dengan Kehamilan ....................................... 70
IV.6 Diabetes dengan Ibadah Puasa ................................... 71
IV.7 Diabetes pada Pengelolaan Perioperatif .................... 74
IV.8 Diabetes yang Menggunakan Steroid ......................... 74
IV.9 Diabetes dengan Penyakit Kritis ................................. 75
V
Penutup .................................................................................
78
VI Daftar Pustaka .......................................................................
79
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 1
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hiperglikemia adalah suatu kondisi medik berupa
peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal.
Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas penyakit diabetes
mellitus (DM), meskipun juga mungkin didapatkan pada beberapa
keadaan yang lain. Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan
adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi
DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM
yang menjadi salah satu ancaman kesehatan global. Pada buku
pedoman ini, hiperglikemia yang dibahas adalah yang terkait dengan
DM tipe-2. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan
jumlah penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035.
Sedangkan International Diabetes Federation (IDF) memprediksi
adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta
pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun
2003, diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia diatas 20
tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan mengacu pada pola
pertambahan penduduk, maka diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun.
Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan bahwa rata-rata
prevalensi DM di daerah urban untuk usia di atas 15 tahun sebesar
5,7%. Prevalensi terkecil terdapat di Propinsi Papua sebesar 1,7%,
dan terbesar di Propinsi Maluku Utara dan Kalimantan Barat yang
mencapai 11,1%. Sedangkan prevalensi toleransi glukosa terganggu
(TGT), berkisar antara 4,0% di Propinsi Jambi sampai 21,8% di
Propinsi Papua Barat dengan rerata sebesar 10.2%