Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 39
§
Penyuntikan dilakukan pada daerah:
perut
sekitar pusat sampai kesamping, kedua
lengan atas bagian luar (bukan daerah
deltoid), kedua paha bagian luar.
b. Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
Pengobatan dengan dasar peningkatan
GLP-1 merupakan pendekatan baru untuk
pengobatan DM. Agonis GLP-1 dapat
bekerja pada sel-beta sehingga terjadi
peningkatan pelepasan insulin, mempunyai
efek
menurunkan
berat
badan,
menghambat
pelepasan glukagon, dan
menghambat nafsu makan. Efek penurunan
berat badan agonis GLP-1 juga digunakan
untuk indikasi menurunkan berat badan
pada pasien DM dengan obesitas. Pada
percobaan binatang, obat ini terbukti
memperbaiki cadangan sel beta pankreas.
Efek samping yang timbul pada pemberian
obat ini antara lain rasa sebah dan muntah.
Obat yang termasuk golongan ini adalah:
Liraglutide, Exenatide, Albiglutide, dan
Lixisenatide.
Salah satu obat golongan agonis GLP-1
(Liraglutide) telah beredar di Indonesia sejak
April 2015, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml.
Dosis awal 0.6 mg perhari yang dapat
dinaikkan ke 1.2 mg setelah satu minggu
untuk mendapatkan efek glikemik yang
diharapkan. Dosis bisa dinaikkan sampai
dengan 1.8 mg. Dosis harian lebih dari 1.8
mg tidak direkomendasikan. Masa kerja
Liraglutide selama 24 jam dan diberikan
sekali sehari secara subkutan.
40 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
3. Terapi Kombinasi
Pengaturan diet dan kegiatan jasmani
merupakan
hal
yang
utama
dalam
penatalaksanaan DM, namun bila diperlukan
dapat dilakukan bersamaan dengan pemberian
obat antihiperglikemia oral tunggal atau
kombinasi sejak dini. Pemberian obat
antihiperglikemia oral maupun insulin selalu
dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian
dinaikkan secara bertahap sesuai dengan
respons kadar glukosa darah. Terapi kombinasi
obat antihiperglikemia oral, baik secara terpisah
ataupun fixed dose combination, harus
menggunakan dua macam obat dengan
mekanisme kerja yang berbeda. Pada keadaan
tertentu apabila sasaran kadar glukosa darah
belum tercapai dengan kombinasi dua macam
obat, dapat diberikan kombinasi dua obat
antihiperglikemia dengan insulin. Pada pasien
yang disertai dengan alasan klinis dimana insulin
tidak memungkinkan untuk dipakai, terapi
dapat diberikan kombinasi tiga obat anti-
hiperglikemia oral. (lihat bagan 2 tentang
algoritma pengelolaan DMT2)
Kombinasi obat antihiperglikemia oral
dengan insulin dimulai dengan pemberian
insulin basal (insulin kerja menengah atau
insulin kerja panjang). Insulin kerja menengah
harus diberikan jam 10 malam menjelang tidur,
sedangkan insulin kerja panjang dapat diberikan
sejak sore sampai sebelum tidur. Pendekatan
terapi tersebut pada umumnya dapat mencapai
kendali glukosa darah yang baik dengan dosis
insulin yang cukup kecil. Dosis awal insulin basal
untuk kombinasi adalah 6-10 unit. kemudian
dilakukan evaluasi dengan mengukur kadar
glukosa darah puasa keesokan harinya. Dosis
insulin dinaikkan secara perlahan (pada
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 41
umumnya 2 unit) apabila kadar glukosa darah
puasa belum mencapai target. Pada keadaaan
dimana kadar glukosa darah sepanjang hari
masih tidak terkendali meskipun sudah
mendapat insulin basal, maka perlu diberikan
terapi kombinasi insulin basal dan prandial,
sedangkan pemberian obat antihiperglikemia
oral dihentikan dengan hati-hati.
III.2.2.5 Algoritma
pengobatan
DMT2
tanpa
dekompensasi metabolik dapat dilihat pada
bagan 1