Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 51
nefrotik, pengobatan steroid, severe obesitas dan
gangguan fungsi tiroid dapat mempengaruhi
albumin yang berpotensi mempengaruhi nilai
pengukuran GA.
Studi konversi yang dilakukan oleh Tahara antara
kadar HbA1c dan GA dengan menggunakan analisa
regresi linear MEM didapatkan nilai konversi HbA
1c
terhadap glycated albumin sebagai berikut:
HbA1C
= 0.245 x GA + 1.73
III.2.2.6 Kriteria Pengendalian DM
Kriteria pengendalian diasarkan pada hasil
pemeriksaan kadar glukosa, kadar HbA1C, dan profil
lipid. Definisi DM yang terkendali baik adalah
apabila kadar glukosa darah, kadar lipid, dan HbA1c
mencapai kadar yang diharapkan, serta status gizi
maupun tekanan darah sesuai target yang
ditentukan. Kriteria keberhasilan pengendalian DM
dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Sasaran Pengendalian DM
Parameter
Sasaran
IMT (kg/m
2
)
18,5 - < 23*
Tekanan darah sistolik (mmHg)
< 140
(B)
Tekanan darah diastolik (mmHg)
<90
(B)
Glukosa
darah
preprandial
kapiler (mg/dl)
80-130**
Glukosa darah 1-2 jam PP kapiler
(mg/dl)
<180**
HbA1c (%)
< 7 (atau individual)
(B)
Kolesterol LDL (mg/dl)
<100 (<70 bila risiko KV sangat
tinggi) (B)
Kolesterol HDL (mg/dl)
Laki-laki: >40; Perempuan: >50
(C)
Trigliserida (mg/dl)
<150
(C)
Keterangan : KV = Kardiovaskular, PP = Post prandial
*The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and Its Treatment, 2000
** Standards of Medical Care in Diabetes, ADA 2015
52 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
III.3. Kelainan Komorbid
III.3.1 Dislipidemia pada Diabetes Melitus
1. Dislipidemia pada penyandang DM lebih meningkatkan
risiko timbulnya penyakit kardiovaskular
2. Pemeriksaan profil lipid perlu dilakukan pada saat
diagnosis diabetes ditegakkan. Pada pasien dewasa
pemeriksaan profil lipid sedikitnya dilakukan setahun
sekali (B) dan bila dianggap perlu dapat dilakukan lebih
sering. Pada pasien yang pemeriksaan profil lipidnya
menunjukkan hasil yang baik (LDL <100mg/dL; HDL >50
mg/dL; trigliserid <150mg/dL), maka pemeriksaan profil
lipid dapat dilakukan 2 tahun sekali (B). Gambaran
dislipidemia yang sering didapatkan pada penyandang
diabetes adalah peningkatan kadar trigliserida, dan
penurunan kadar kolestrol HDL, sedangkan kadar
kolestrol LDL normal atau sedikit meningkat.
3. Perubahan perilaku yang yang ditujukan untuk
pengurangan asupan kolestrol dan lemak jenuh serta
peningkatan aktivitas fisik terbukti dapat memperbaiki
profil lemak dalam darah (A).
4. Terapi farmakologis perlu dilakukan sedini mungkin bagi
penyandang diabetes yang disertai dislipidemia
Sasaran terapi:
§
Pada penyandang DM, target utamanya adalah penurunan
LDL.
§
Pada penyandang diabetes tanpa disertai penyakit
kardiovaskular, target LDL < 100 mg/dl (B).
§
Pasien DM dengan usia lebih dari 40 tahun dan memiliki
satu atau lebih faktor risiko penyakit kardiovaskular
(riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular,
hipertensi, merokok, dislipidemia, atau albuminuria)
dianjurkan diberi terapi statin (A).
§
Pasien dengan usia kurang dari 40 tahun dengan risiko
penyakit kardiovaskular, yang
gagal dengan perubahan
gaya hidup dapat diberikan terapi farmakologis.
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 53
§
Pada penyandang DM dengan penyakit
Acute Coronary
Syndrome (ACS) atau telah diketahui dengan penyakit
pembuluh darah lainnya atau mempunyai banyak faktor
risiko yang lain maka :
o
Target LDL <70 mg/dL (B)
o
Jika tidak mencapai target pada terapi statin dengan
toleransi maksimum maka penurunan LDL sebesar 30-
40% merupakan sasaran terapeutik alternatif (B).
o
Target trigliserida <150 mg/dl (1,7 mmol/L) (C)
o
Target HDL >50 mg/dl
o
Bila kadar trigliserida mencapai ≥500 mg/dl (4,51
mmol/L) perlu segera diturunkan
dengan terapi fibrat
untuk mencegah timbulnya pankreatitis
§
Terapi kombinasi statin dengan obat pengendali lemak
yang lain mungkin diperlukan untuk mencapai target
terapi, dengan memperhatikan peningkatan risiko
timbulnya efek samping.
§
Pada wanita hamil penggunaan statin merupakan kontra
indikasi (B).
III.3.2. Hipertensi pada Diabetes Melitus
1. Indikasi pengobatan:
Bila TD sistolik > 140 mmHg dan/atau TD diastolik >90
mmHg.
2. Sasaran tekanan darah:
Tekanan darah sistolik <140 mmHg dan (B) dan tekanan
darah diastolik <90 mmHg (B).
3. Pengelolaan:
§
Non-farmakologis:
Modifikasi gaya hidup: menurunkan berat badan,
meningkatkan aktivitas fisik, menghentikan merokok
dan alkohol serta mengurangi konsumsi garam (B).
§
Farmakologis:
Obat anti hipertensi yang dapat dipergunakan :
o
Penyekat reseptor angiotensin II
o
Penghambat ACE
o
Penyekat reseptor beta selektif dosis rendah