Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 57
24-72 jam, terutama pada pasien dengan gagal ginjal
kronik atau yang mendapatkan terapi dengan OHO kerja
panjang. Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu
hal yang harus dihindari, mengingat dampaknya yang
fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna pada
pasien. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering
lebih lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih
lama.
Pasien dengan resiko hipoglikemi harus diperiksa
mengenai
kemungkinan
hipoglikemia
simtomatik
ataupun asimtomatik pada setiap kesempatan (C).
Tabel 14. Tanda dan Gejala Hipoglikemia pada Orang Dewasa
Tanda
Gejala
Autonomik
Rasa lapar, berkeringat,
gelisah, paresthesia,
palpitasi, Tremulousness
Pucat, takikardia,
widened pulse-
pressure
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness,
pusing, confusion, perubahan
sikap, gangguan kognitif,
pandangan kabur, diplopia
Cortical-blindness,
hipotermia,
kejang, koma
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa
bagian terakit dengan derajat keparahannya, yaitu :
§
Hipoglikemia berat: Pasien membutuhkan bantuan
orang lain untuk pemberian karbohidrat, glukagon,
atau resusitasi lainnya.
§
Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL
disertai gejala hipoglikemia.
§
Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS <70mg/dL
tanpa gejala hipoglikemia.
§
Hipoglikemia relatif apabila GDS > 70mg/dL dengan
gejala hipoglikemia.
§
Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia
tanpa pemeriksaan GDS.
58 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
Hipoglikemia berat dapat ditemui pada berbagai
keadaan, antara lain:
§
Kendali glikemik terlalu ketat
§
Hipoglikemia berulang
§
Hilangnya respon glukagon terhadap hipoglikemia
setelah 5 tahun terdiagnosis DMT1
§
Attenuation of epinephrine, norepinephrine, growth
hormone, cortisol responses
§
Neuropati otonom
§
Tidak menyadari hipoglikemia
§
End Stage Renal Disease (ESRD)
§
Penyakit / gangguan fungsi hati
§
Malnutrisi
§
Konsumsi alkohol tanpa makanan yang tepat
Rekomendasi pengobatan hipoglikemia:
Hipoglikemia Ringan:
1. Pemberian
konsumsi
makanan
tinggi
glukosa
(karbohidrat sederhana)
2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk
karbohidrat lain yang berisi glukosa juga efektif untuk
menaikkan glukosa darah. (E)
3. Makanan
yang
mengandung
lemak
dapat
memperlambat respon kenaikkan glukosa darah.
4. Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan
dalam air adalah terapi pilihan pada pasien dengan
hipoglikemia yang masih sadar (E)
5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus
dilakukan setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika
pada monitoring glukosa darah 15 menit setelah
pengobatan hipoglikemia masih tetap ada, pengobatan
dapat diulang kembali. (E)
6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah
mencapai normal, pasien diminta untuk makan atau
mengkonsumsi snack untuk mencegah berulangnya
hipoglikemia. (E).
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 59
Pengobatan pada hipoglikemia berat:
1. Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral
diperlukan berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak
50 cc (bila terpaksa bisa diberikan dextore 40%
sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau D10%.
2. Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v
tersebut. Bila kadar glukosa darah belum mencapai
target, dapat diberikan ulang pemberian dextrose 20%.
3. Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1-
2 jam kalau masih terjadi hipoglikemia berulang
pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
4. Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia (E)
Pencegahan hipoglikemia:
1. Lakukan edukasi tentang tanda dan gejala hipoglikemi,
penanganan sementara, dan hal lain harus dilakukan
2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah
Mandiri (PGDM), khususnya bagi pengguna insulin atau
obat oral golongan insulin sekretagog.
3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang
dikonsumsi, tentang: dosis, waktu megkonsumsi, efek
samping
4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan
kejadian hipoglikemi perlu melalukan:
§
Evaluasi secara
menyeluruh tentang status
kesehatan pasien
§
Evaluasi program pengobatan yang diberikan dan
bila diperlukan melalukan program ulang dengan
memperhatikan berbagai aspek seperti: jadwal
makan, kegiatan oleh raga, atau adanya penyakit
penyerta yang memerlukan obat lain yang mungkin
berpengaruh terhadap glukosa darah
§
Bila diperlukan mengganti
obat-obatan yang lebih
kecil kemungkinan menimbulkan hipoglikemi.