60 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
III.4.2. Penyulit Menahun
1. Makroangiopati
§
Pembuluh darah jantung: penyakit jantung koroner
§
Pembuluh darah tepi: penyakit arteri perifer yang
sering terjadi pada penyandang DM. Gejala tipikal
yang biasa muncul pertama kali adalah nyeri pada
saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat
(claudicatio intermittent), namun sering juga tanpa
disertai gejala. Ulkus iskemik pada kaki merupakan
kelainan yang dapat ditemukan pada penderita.
§
Pembuluh darah otak: stroke iskemik atau stroke
hemoragik
2. Mikroangiopati
§
Retinopati diabetik
§
Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan
mengurangi risiko atau memperlambat progresi
retinopati(A). Terapi aspirin tidak mencegah
timbulnya retinopati
§
Nefropati diabetik
o
Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan
mengurangi risiko
atau memperlambat progres
inefropati (A).
o
Untuk penderita penyakit ginjal diabetik,
menurunkan asupan protein sampai di bawah
0.8gram/kgBB/hari
tidak
direkomendasikan
karena tidak memperbaiki risiko kardiovaskuler
dan menurunkan GFR. ginjal (A).
§
Neuropati
o
Pada neuropati perifer, hilangnya sensasi distal
merupakan faktor penting yang berisiko tinggi
untuk terjadinya ulkus kaki yang meningkatkan
risiko amputasi.
o
Gejala yang sering dirasakan berupa kaki terasa
terbakar dan bergetar sendiri, dan terasa lebih
sakit di malam hari
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
| 61
o
Setelah diagnosis DMT2 ditegakkan, pada setiap
pasien perlu dilakukan skrinning untuk
mendeteksi adanya polineuropati distal yang
simetris
dengan
melakukan
pemeriksaan
neurologi sederhana (menggunakan monofilamen
10 gram). Pemeriksaan ini kemudian diulang
paling sedikit setiap tahun (B).
o
Pada keadaan polineuropati distal perlu dilakukan
perawatan
kaki
yang
memadai
untuk
menurunkan risiko terjadinya ulkus dan amputasi
o
Pemberian
terapi
antidepresan
trisiklik,
gabapentin atau pregabalin dapat mengurangi
rasa sakit.
o
Semua penyandang DM yang disertai neuropati
perifer harus diberikan edukasi perawatan kaki
untuk mengurangi risiko ulkus kaki.
o
Untuk pelaksanaan penyulit ini seringkali
diperlukan kerja sama dengan bidang/disiplin
ilmu lain.
III.5. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
III.5.1. Pencegahan Primer Terhadap Diabetes Melitus Tipe 2
1. Sasaran pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada
kelompok yang memiliki faktor risiko, yakni mereka yang
belum terkena, tetapi berpotensi untuk mendapat DM
dan kelompok intoleransi glukosa.
Faktor Risiko Diabetes Melitus
Faktor risiko diabetes sama dengan faktor risiko untuk
intoleransi glukosa yaitu :
A. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi
§
Ras dan etnik
§
Riwayat keluarga dengan DM
62 |
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 – 2015
§
Umur: Risiko untuk menderita intolerasi glukosa
meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Usia
>45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM.
§
Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi
>4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional (DMG).
§
Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang
dari 2,5 kg. Bayi yang lahir dengan BB rendah
mempunyai risiko yang lebih tinggi dibanding
dengan bayi yang lahir dengan BB normal.
B. Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi
§
Berat badan lebih (IMT ≥23 kg/m
2
).
§
Kurangnya aktivitas fisik
§
Hipertensi (>140/90 mmHg)
§
Dislipidemia (HDL < 35 mg/dl dan/atau trigliserida
>250 mg/dl)
§
Diet tak sehat (
unhealthy diet). Diet dengan tinggi
glukosa dan rendah serat akan meningkatkan
risiko menderita prediabetes/intoleransi glukosa
dan DMT2.
C. Faktor Lain yang Terkait dengan Risiko Diabetes
Melitus
§
Penderita Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) atau
keadaan klinis lain yang terkait dengan resistensi
insulin
§
Penderita sindrom metabolik yang memiliki
riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa
darah
puasa
terganggu
(GDPT)
sebelumnya.
§
Penderita yang memiliki riwayat penyakit
kardiovaskular, seperti stroke, PJK, atau PAD
(Peripheral Arterial Diseases)
2. Materi Pencegahan Primer Diabetes Melitus Tipe 2
Pencegahan primer dilakukan dengan tindakan
penyuluhan dan pengelolaan yang ditujukan untuk