00 cover Geografi X. pdf



Yüklə 216 Kb.
Pdf görüntüsü
səhifə57/80
tarix24.04.2018
ölçüsü216 Kb.
#39983
1   ...   53   54   55   56   57   58   59   60   ...   80

160
GEOGRAFI Kelas X
Cabang-cabang pohon patah;
berjalan kaki terhadang angin.
Angin ribut kasar (
fresh
gale).
62–74
8
Bangunan rusak ringan.
Angin ribut kuat (
strong
gale).
75–87
9
Akar-akar pohon tercabut;
bangunan rusak berat.
Angin ribut yang kencang
(
whole gale).
88–102
10
Kerusakan meluas.
Badai
103–120
11
Sangat kencang; penghancuran.
Angin topan
>120
12
Sumber: 
Interactive Geography 3, halaman 55
4.
Embun, Kabut, dan Awan
Saat jalan-jalan pagi, terutama di daerah pedesaan, kita sering
menjumpai adanya titik-titik air di permukaan daun, rerumputan, dan
atap rumah yang disebut embun. Dan saat itu juga, udara tampak
berkabut. Benda-benda di kejauhan tidak terlihat dengan jelas. Kabut
terbentuk di dekat permukaan Bumi. Sedang awan terbentuk di udara
yang lebih tinggi. Coba perhatikan gambar berikut. Kamu tentu mudah
membedakan antara embun, kabut, dan awan.
Di kawasan industri di kota-kota besar sering kita jumpai adanya
smog. Smog berasal dari dua kata, yaitu smoke yang berarti asap, sedang
fog berarti kabut. Smog berwarna kekuning-kuningan karena
bercampur asap polusi udara yang berasal dari kendaraan bermotor,
kebakaran hutan, dan industri. Smog tampak melayang-layang di dekat
permukaan tanah.
Kabut memengaruhi jarak pandang. Kabut tebal di daerah padat
kendaraan dan bandar udara sangat membahayakan lalu lintas darat
dan udara. Kabut tebal dapat menyebabkan jarak pandang < 200 m.
Pada daerah yang berkabut normal jarak pandangnya sekitar 500 m.
Sedang pada daerah yang berkabut tipis jarak pandangnya > 1.000 m.
Awan merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di
lapisan atmosfer bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
Awan gelap menandakan kemungkinan hujan. Sedang langit tanpa awan
menunjukkan cuaca cerah. Awah gelap yang membumbung menanda-
kan hujan badai akan terjadi. Nah, adanya berbagai jenis awan ini
membuat adanya klasifikasi awan, antara lain berdasarkan ketinggian.
Jelaskan proses terbentuk-
nya embun! Cari informasinya
dari berbagai sumber!
Sumber: 
www.alfredny.biz
Gambar 7.26 
Embun
Sumber: 
www.papuaweb.org
Gambar 7.27 
Kabut
Sumber: 
www.sethwhite.com
Gambar 7.28 
Awan


161
Atmosfer
Berdasarkan ketinggiannya, awan dapat dibedakan sebagai berikut.
a. Awan rendah (ketinggian kurang dari 2 km).
Contoh: nimbostratus, stratus, dan stratocumulus.
b. Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2–6 km.
Contoh: altostratus dan altocumulus.
c. Awan tinggi (ketinggian di atas 6 km).
Contoh: cirrostratus, cirrocumulus, dan cirrus.
d. Awan menjulang vertikal (ketinggian 0,5–18 km).
Contoh: cumulonimbus dan cumulus.
Bentuk awan bermacam-macam. Ada yang bertumpuk-tumpuk,
halus memanjang, dan berlapis-lapis. Berdasarkan bentuknya, awan
dibedakan sebagai berikut.
a.
Awan Cumulus atau Awan Bertumpuk
Awan ini bertumpuk-tumpuk dengan puncak yang membulat dan
alas horizontal. Warna awan putih berkilauan, gerakannya selalu
vertikal membentuk gumpalan yang semakin gelap dan meluas.
Awan ini terbentuk ketika udara sangat panas dan bertambah
dengan cepat sebelum terjadi hujan.
b. Awan Cirrus atau Awan Bulu
Awan ini berbentuk seperti serabut atau bulu ayam yang halus
memanjang di langit. Awan Cirrus mempunyai ketinggian antara
7–13 km. Suhu awan Cirrus sangat rendah, bisa beberapa derajat
di bawah 0°C. Awan Cirrus terdiri atas kristal-kristal es yang sangat
kecil dan berwarna putih bersih.
c.
Awan Stratus atau Awan Merata
Awan Stratus berlapis-lapis, meluas, dan tampak seperti
kabut. Ketinggian awan ini rendah tetapi tidak sampai
di permukaan Bumi. Munculnya awan ini pertanda
cuaca akan baik jika terlihat saat Matahari terbit atau
saat Matahari terbenam.
d. Awan Nimbus atau Awan Hujan
Awan ini menyebabkan terjadinya hujan. Awan ini
tebal dan bentuknya tidak menentu. Warnanya hitam,
kadang-kadang kelihatan merata seperti Stratus. Jika
awan Cumulus bersatu dengan awan Nimbus maka di-
sebut Cumulonimbus. Awan Cumulonimbus adalah
awan yang sangat tebal, sering mendatangkan badai
topan, petir, angin ribut, dan hujan deras.
Amatilah langit di sekitarmu!
Apakah jenis awan yang
dapat kamu amati? Bagai-
mana ciri-cirinya?
Sumber: 
Interactive Geography 3, halaman 30
Gambar 7.29 
Awan Cumulus
Sumber: 
Interactive Geography 3, halaman 30
Gambar 7.30 
Awan Cirrus
Sumber: 
Interactive Geography 3, halaman 30
Gambar 7.31 
Awan Stratus
Sumber: 
Interactive Geography 3, halaman 30
Gambar 7.32 
Awan Nimbus


162
GEOGRAFI Kelas X
Misteri Awan Gempa
Lima hari sebelum gempa bumi mengguncang Pangandaran dan
tsunami menerjang pantai selatan Jawa, pada hari Rabu, tanggal 12 Juli
2006 masyarakat Yogyakarta melihat awan putih panjang di angkasa. Awan
ini berbentuk seperti pita putih yang halus, rata, memanjang, dan
melengkung mirip asap bekas jejak pesawat jet dengan arah barat daya–
timur laut. Hingga kini belum ada yang memastikan awan khusus ini bisa
menjadi tanda akan terjadinya gempa bumi. Namun, fenomena awan putih
memanjang sudah terekam beberapa kali oleh satelit sebelum suatu gempa
terjadi.
Awan khusus ini dinamakan awan gempa. Awan gempa berbeda
dengan awan yang terbentuk melalui proses kondensasi uap air di atmosfer.
Umumnya proses kondensasi di atmosfer membentuk awan sirus, stratus,
dan cumulus. Menurut Dr. Samoko Saroso, peneliti geomagnetik dari
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), awan gempa
terbentuk karena ada gesekan di sumber gempa atau episentrum. Gesekan
itu membuat retakan di dalam Bumi dan menimbulkan panas yang
menyebabkan air tanah menguap. Karena temperatur dan tekanan sangat
tinggi, uap air keluar melalui celah-celah retakan ke angkasa. Pada
ketinggian tertentu uap air itu bertemu dengan udara dingin sehingga
membentuk awan khusus. Ciri awan gempa adalah muncul secara tiba-
tiba. Awan seolah-olah keluar dari suatu titik tertentu yang posisinya tetap.
Dari titik munculnya, awan ini membesar, memanjang ke samping,
memanjang ke atas seperti asap roket, bergelombang, berlipat-lipat seperti
lipatan lampion, atau tampak seperti cahaya.
Menurut Samoko, sebenarnya sudah lama dipikirkan tentang
hubungan antara awan gempa dengan gempa Bumi. Cina bahkan sudah
membicarakan tanda alam itu tahun 1622. Pada 25 Oktober 1622, terjadi
gempa bumi besar dengan kekuatan 7 skala Richter di Guyuan, Provinsi
Ningxia, Cina Barat. Masyarakat Cina Barat saat itu melihat awan aneh
sebelum terjadi gempa bumi. Tahun 1978, sehari sebelum gempa Kyoto di
Sumber: 
www.gisdevelopment.net
Awan gempa


Yüklə 216 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   ...   53   54   55   56   57   58   59   60   ...   80




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə