SNI 19-6724-2002
11 dari 90
Tabel 3 Kerangka referensi koordinat
Jaring Kerangka
referensi
Orde -00
ITRF
2000
Orde -0
minimal Orde -00
Orde -1
minimal Orde -0
Orde -2
minimal Orde -1
Orde -3
minimal Orde -2
Orde -4
minimal Orde -3
Pengadaan suatu jaring titik kontrol sebaiknya dimulai dari orde yang lebih tinggi. Jika
karena sesuatu hal suatu jaring titik kontrol tidak dapat diikatkan ke jaring yang ordenya lebih
tinggi, maka jaring yang bersangkutan harus dispesifikasikan kelasnya saja. Pada waktu lain
begitu pengikatan dapat dilaksanakan, maka kelas jaringan dapat dikonversikan menjadi
orde jaringan.
4.3 Ketelitian
Ketelitian koordinat titik-titik dalam jaringan harus memenuhi persyaratan untuk kelas dan
ode jaringannya.
4.4 Konfigurasi
jaringan
a. setiap jaringan harus terikat minimal ke beberapa buah titik kontrol dari jaringan yang
ordenya lebih tinggi, yang jumlahnya seperti ditetapkan pada spesifikasi teknis;
b. setiap titik dalam jaringan harus terikat minimal ke beberapa buah titik lainnya dalam
jaringan tersebut, yang jumlahnya seperti ditetapkan pada spesifikasi teknis;
c. titik-titik kontrol terdistribusi secara merata dalam jaringan.
4.5 Sistem
peralatan
Sistem peralatan yang digunakan dalam pengadaan jaring titik kontrol harus memenuhi
klasifikasi dan persyaratan untuk survei geodetik seperti yang dijabarkan dalam spesifikasi
teknis.
4.6
Metode dan strategi pengamatan
Metode pengamatan yang harus diterapkan untuk pengadaan jaring kerangka horizontal
nasional adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4 berikut
SNI 19-6724-2002
12 dari 90
Tabel 4 Metode pengamatan untuk pengadaan jaring titik kontrol
Jaring Metode
Pengamatan
Orde -00
Jaring GPS Kontinu
Orde -0
Survei GPS
Orde -1
Survei GPS
Orde -2
Survei GPS
Orde -3
Survei GPS
Orde -4
Poligon, atau Survei GPS
Metode dan strategi pengamatan yang diterapkan untuk pengadaan jaring titik kontrol harus
memenuhi kaidah-kaidah survei geodetik seperti yang dijabarkan dalam spesifikasi teknis.
4.7
Metode dan strategi pengolahan data
a. pengolahan data untuk memperoleh koordinat titik pada semua jenis orde jaringan, harus
berbasiskan pada hitung perataan kuadrat terkecil berkendala penuh;
b. pengolahan data survei GPS untuk jaring-jaring orde-00, orde-0 dan orde-1 harus
menggunakan perangkat lunak ilmiah, seperti Bernesse dan GAMIT;
c. pengolahan data survei GPS untuk jaring-jaring orde-2, orde-3, dan orde-4
(GPS)
dapat
menggunakan
perangkat lunak komersial, seperti SKI dan GPSurvey.
4.8
Sistem pelaporan hasil
Sistem pelaporan hasil dari survei pengadaan jaring titik kontrol harus memenuhi kaidah-
kaidah pelaporan hasil survei geodetik seperti yang dijabarkan dalam spesifikasi teknis.
5
Spesifikasi teknis pembangunan dan pengembanganan jaring titik kontrol
horizontal
5.1
Sistem referensi koordinat
Koordinat titik-titik kontrol dari semua orde jaringan harus dinyatakan dalam sistem referensi
koordinat nasional, yang pada saat ini dinamakan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN 95).
Sistem DGN 95 ini pada prinsipnya adalah sistem koordinat WGS (
World Geodetic System
)
1984, yang merupakan sistem koordinat kartesian geosentrik tangan kanan. ellipsoid
referensi yang digunakan sistem ini adalah ellipsoid geosentrik WGS 84 yang didefinisikan
oleh empat parameter utama yang ditunjukkan pada Tabel 5.
SNI 19-6724-2002
13 dari 90
Tabel 5 Empat parameter utama ellipsoid WGS 84 [NIMA, 2000]
Parameter Notasi
Nilai
Sumbu panjang
a
6378137.0 m
Penggepengan 1/f
298.257223563
Kecepatan sudut bumi
ω
7292115.0 x 10
-11
rad s
-1
Konstanta gravitasi bumi (termasuk
massa atmosfir)
GM
3986004.418 x 10
8
m
3
s
-2
Untuk titik-titik kontrol orde-00 s/d orde-3 dan orde-4
(GPS)
, karena penentuan koordinatnya
dilakukan dengan pengamatan satelit GPS, maka koordinat titik yang diperoleh adalah
koordinat kartesian tiga dimensi (X, Y, Z) atau koordinat geodetik (L, B, h). Sedangkan untuk
titik kontrol orde-4
(Poligon),
koordinat titik kontrol harus dinyatakan dalam sistem proyeksi
peta UTM atau TM-3.
Untuk sistem UTM, spesifikasi dasar yang harus digunakan adalah :
- lebar zone = 6
0
,
- titik nol adalah perpotongan meridian sentral dengan ekuator,
- koordinat semu dari titik nol (N,E) adalah (0 m, 500.000 m) untuk titik di Utara ekuator,
dan (10.000.000 m, 500.000 m) untuk titik di Selatan ekuator,
- faktor skala meridian sentral = 0.9996.
Sedangkan untuk sistem TM-3, spesifikasi dasar yang harus digunakan :
- lebar zone = 3
0
,
- titik nol adalah perpotongan meridian sentral dengan ekuator,
- koordinat semu dari titik nol (N,E) adalah (1.500.000 m, 200.000 m),
- faktor skala meridian sentral = 0.9999.
5.2
Kerangka referensi koordinat
Dalam pengadaan suatu jaring titik kontrol, jaring tersebut harus diikatkan ke beberapa titik
dari suatu jaring referensi yang ordenya lebih tinggi yang berada di sekitar wilayah cakupan
jaring tersebut, dengan spesifikasikan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 6.