__________________________________________________________
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
39
Tuberkulosis di Indonesia
c. Sisa kaviti yang menetap.
Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)
•
Bronkoskopi
•
Punksi pleura
•
Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)
Kriteria Sembuh
•
BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif
dan akhir pengobatan) dan telah mendapatkan pengobatan
yang adekuat
•
Pada foto toraks, gambaran radiologik serial tetap sama/
perbaikan
•
Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan
negatif
E.
EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi penderita meliputi evaluasi klinik, bakteriologik,
radiologik, dan efek samping obat, serta evaluasi keteraturan
berobat.
Evaluasi klinik
•
Penderita dievaluasi setiap
2 minggu pada 1 bulan pertama
pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
•
Evaluasi : respons pengobatan dan ada tidaknya efek
samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit
•
Evaluasi klinik meliputi keluhan ,
berat badan, pemeriksaan
fisik.
Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9)
•
Tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya konversi dahak
•
Pemeriksaan & evaluasi pemeriksaan mikroskopik
-
Sebelum pengobatan dimulai
-
Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif)
__________________________________________________________
40
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia
-
Pada akhir pengobatan
•
Bila ada fasiliti biakan : pemeriksaan biakan (0 - 2 – 6/9)
Evaluasi radiologik (0 - 2 – 6/9)
Pemeriksaan dan evaluasi foto toraks dilakukan pada:
•
Sebelum pengobatan
•
Setelah 2 bulan pengobatan
•
Pada akhir pengobatan
Evaluasi efek samping secara klinik
•
Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi hati,
fungsi ginjal dan darah lengkap
•
Fungsi hati; SGOT,SGPT, bilirubin, fungsi ginjal : ureum,
kreatinin, dan gula darah , asam urat untuk data dasar
penyakit penyerta atau efek samping pengobatan
•
Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid
•
Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila menggunakan
etambutol
•
Penderita yang mendapat streptomisin harus diperiksa uji
keseimbangan dan audiometri
•
Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak diperlukan
pemeriksaan awal tersebut. Yang paling penting adalah
evaluasi klinik kemungkinan terjadi efek samping obat. Bila
pada evaluasi klinik dicurigai terdapat efek samping, maka
dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikannya
dan penanganan efek samping obat sesuai pedoman
Evalusi keteraturan berobat
•
Yang tidak kalah pentingnya selain dari paduan obat yang
digunakan adalah keteraturan berobat. Diminum / tidaknya
obat tersebut. Dalam hal ini maka sangat penting
penyuluhan atau pendidikan mengenai penyakit dan
keteraturan berobat yang diberikan kepada penderita,
keluarga dan lingkungan
•
Ketidakteraturan berobat akan menyebabkan timbulnya
masalah resistensi.
__________________________________________________________
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
41
Tuberkulosis di Indonesia
Evaluasi penderita yang telah sembuh
Penderita TB yang telah dinyatakan sembuh tetap dievaluasi
minimal dalam 2 tahun pertama setelah sembuh untuk mengetahui
terjadinya kekambuhan. Yang dievaluasi adalah mikroskopik
BTA dahak dan foto toraks. Mikroskopik BTA dahak 3,6,12 dan
24 bulan setelah dinyatakan sembuh. Evaluasi foto toraks 6, 12,
24 bulan setelah dinyatakan sembuh.
__________________________________________________________
42
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia
Tabel 3. Ringkasan paduan obat
Kategori
Kasus
Paduan Obat Yang
Diajurkan
Keterangan
I
- TB paru BTA +,
BTA - , lesi luas
-
TB di luar paru
kasus berat
2RHZE / 4RH
atau
2 RHZE / 6 HE atau
2RHZE / 4R3H3
II -
Kambuh
- Gagal pengobatan
-3 RHZE / 6 RH
-2 RHZES lalu sesuai hasil uji
resistensi atau
2RHZES/1RHZE /
5R3H3E3
Bila
streptomisin
alergi, dapat
diganti
kanamisin
II
-TB paru lalai
berobat
Sesuai lama pengobatan
sebelumnya, lama berhenti
minum obat dan keadaan
klinik, bakteriologik &
radiologik saat ini (lihat
uraiannya) atau
2RHZES / 1RHZE /
5R3H3E3
III
-TB paru BTA neg.
lesi minimal
-
TB di luar paru
kasus ringan
2 RHZ / 4 RH
atau
6 RHE atau
2RHZ / 4 R3H3
IV -
Kronik
Sesuai uji resistensi atau
H seumur hidup
IV -
MDR
TB
Sesuai uji resistensi + kuinolon
atau H seumur hidup
Catatan :
Obat yang digunakan dalam Program Nasional TB