Microsoft Word Pedoman Penatalaksanaan Tb Isi Buku doc



Yüklə 407,86 Kb.
Pdf görüntüsü
səhifə2/15
tarix01.11.2017
ölçüsü407,86 Kb.
#7685
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15

__________________________________________________________ 

4

 

        Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

                         

  

                                Tuberkulosis di Indonesia

 

BAB II 



PATOGENESIS 

 

A. TUBERKULOSIS 



PRIMER 

 

Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan 



bersarang di jaringan paru, dimana ia akan membentuk suatu 

sarang pneumonik, yang disebut sarang primer atau afek primer. 

Sarang primer ini mugkin timbul di bagian mana saja dalam paru, 

berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan 

kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus 

(limfangitis lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran 

kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional). Afek primer 

bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai 

kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu 

nasib sebagai berikut : 

1.

 

Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali 



(restitution ad integrum) 

2.

 



Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain 

sarang Ghon, garis fibrotik, sarang perkapuran di hilus) 

3.

 

Menyebar dengan cara : 



a.

 

Perkontinuitatum, menyebar kesekitarnya 



Salah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu 

kejadian dimana terdapat penekanan bronkus, biasanya 

bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang 

membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada 

saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis. 

Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus 

yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis dan 

menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis 

tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis. 

b.

 



Penyebaran secara bronkogen, baik di paru 

bersangkutan maupun ke paru sebelahnya. 

Penyebaran 

ini juga terjadi ke dalam usus

 

c.

 



Penyebaran secara hematogen dan limfogen

.

 



Kejadian 

penyebaran ini sangat bersangkutan dengan daya tahan 




__________________________________________________________ 

              Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

 

5

 

              Tuberkulosis di Indonesia 

 

tubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang yang 



ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi 

bila tidak terdapat imuniti yang adekuat, penyebaran 

ini akan menimbulkan keadaan cukup gawat seperti 

tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosa, 



typhobacillosis Landouzy. Penyebaran ini juga dapat 

menimbulkan tuberkulosis pada alat tubuh lainnya, 

misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan 

sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkin 

berakhir dengan : 

 



Sembuh dengan meninggalkan sekuele 

(misalnya pertumbuhan terbelakang pada anak 

setelah mendapat ensefalomeningitis, 

tuberkuloma ) atau 

 

Meninggal 



Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis 

primer. 


 

B. TUBERKULOSIS 

POST-PRIMER 

 

Dari tuberkulosis primer ini akan muncul bertahun-tahun 



kemudian tuberkulosis post-primer, biasanya pada usia 15-40 

tahun. Tuberkulosis post primer mempunyai nama yang 

bermacam macam yaitu tuberkulosis bentuk dewasa, localized 

tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk 

tuberkulosis inilah yang terutama menjadi problem kesehatan 

rakyat, karena dapat menjadi sumber penularan. Tuberkulosis 

post-primer dimulai dengan sarang dini, yang umumnya terletak 

di segmen apikal dari lobus superior maupun lobus inferior. 

Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumonik kecil. 

Nasib sarang pneumonik ini akan mengikuti salah satu jalan 

sebagai berikut : 

1.

 

Diresopsi kembali, dan sembuh kembali dengan tidak 



meninggalkan cacat 


__________________________________________________________ 

6

 

        Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

                         

  

                                Tuberkulosis di Indonesia

 

2.



 

Sarang tadi mula mula meluas, tapi segera terjadi proses 

penyembuhan dengan penyebukan jaringan fibrosis. 

Selanjutnya akan membungkus diri menjadi lebih keras, 

terjadi perkapuran, dan akan sembuh dalam bentuk 

perkapuran. Sebaliknya dapat juga sarang tersebut menjadi 

aktif kembali, membentuk jaringan keju dan menimbulkan 

kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar. 

3.

 

Sarang pneumonik meluas, membentuk jaringan keju 



(jaringan kaseosa). Kaviti akan muncul dengan 

dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti awalnya 

berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal 

(kaviti sklerotik). Nasib kaviti ini : 

 

Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang 



pneumonik baru. Sarang pneumonik ini akan 

mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan 

diatas 



 



Dapat pula memadat dan membungkus diri 

(encapsulated), dan disebut tuberkuloma. 

Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tapi 

mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi 

kaviti lagi 

 



Kaviti bisa pula menjadi bersih dan menyembuh yang 

disebut  open healed cavity, atau kaviti menyembuh 

dengan membungkus diri, akhirnya mengecil. 

Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang 

terbungkus, dan menciut sehingga kelihatan seperti 

bintang (stellate shaped).  




Yüklə 407,86 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə