Microsoft Word Pedoman Penatalaksanaan Tb Isi Buku doc



Yüklə 407,86 Kb.
Pdf görüntüsü
səhifə4/15
tarix01.11.2017
ölçüsü407,86 Kb.
#7685
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15

__________________________________________________________ 

10

 

        Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

                         

  

                                Tuberkulosis di Indonesia

 

BAB IV 



KLASIFIKASI TUBERKULOSIS 

 

A. TUBERKULOSIS 

PARU 

 

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan 



paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) 

 

1.



 

Berdasar hasil pemeriksaan dahak  (BTA)  

TB paru dibagi dalam : 

a.

 

Tuberkulosis Paru BTA (+) 



 

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak  



menunjukkan hasil BTA positif 

 



Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak 

 

menunjukkan BTA positif dan kelainan 



radiologik menunjukkan gambaran tuberkulosis 

aktif 


 

Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak 



 

menunjukkan BTA positif dan biakan positif 

 

b.    Tuberkulosis Paru BTA (-) 



 

 



Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan 

BTA negatif, gambaran klinik dan kelainan 

radiologik menunjukkan tuberkulosis aktif serta 

tidak respons dengan pemberian antibiotik 

spektrum luas 

 



Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan 

BTA negatif dan biakan M.tuberculosis positif 

 



 



Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis 

BTA belum diperiksa 

 



__________________________________________________________ 

              Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

 

11

 

              Tuberkulosis di Indonesia 

 

2. 



Berdasarkan Tipe Penderita 

  

Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan 



sebelumnya. Ada beberapa tipe penderita yaitu : 

 

a.  



Kasus baru 

Adalah penderita yang belum pernah mendapat 

pengobatan dengan OAT atau sudah pernah menelan 

OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian) 



 

b.  

Kasus kambuh (relaps) 

Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya 

pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah 

dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, 

kemudian kembali  lagi berobat dengan hasil 

pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. 

 

Bila hanya menunjukkan perubahan pada gambaran 



radiologik sehingga dicurigai lesi aktif kembali, harus 

dipikirkan beberapa kemungkinan : 

 

Infeksi sekunder 



 

Infeksi jamur 



 

TB paru kambuh 



 

 

c.  



Kasus pindahan (Transfer In) 

Adalah penderita yang sedang mendapatkan 

pengobatan  di suatu kabupaten dan kemudian pindah 

berobat ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut 

harus membawa surat rujukan/pindah  

 

d.



 

   Kasus lalai berobat 

Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 

bulan, dan berhenti 2 minggu atau lebih, kemudian 

datang kembali berobat. 

Umumnya penderita tersebut 

kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif. 



__________________________________________________________ 

12

 

        Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

                         

  

                                Tuberkulosis di Indonesia

 

 



e.

 

   Kasus Gagal 



 

Adalah penderita BTA positif yang masih tetap 



positif atau kembali menjadi positif pada akhir 

bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir 

pengobatan)

 

 



Adalah penderita dengan hasil BTA negatif 

gambaran radiologik positif menjadi BTA positif 

pada akhir bulan ke-2 pengobatan 

dan atau


 

gambaran radiologik ulang hasilnya perburukan 



 

f.

 



Kasus kronik 

Adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak 

BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang 

kategori 2 dengan pengawasan yang baik 

 

g.

 



Kasus bekas TB 

 



Hasil pemeriksaan dahak mikroskopik (biakan 

jika ada fasilitas)  negatif dan gambaran 

radiologik paru menunjukkan lesi TB inaktif,  

terlebih gambaran radiologik serial 

menunjukkan gambaran yang menetap. Riwayat 

pengobatan OAT yang adekuat akan lebih 

mendukung 

 



Pada kasus dengan gambaran radiologik 

meragukan lesi TB aktif, namun setelah 

mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan 

ternyata tidak ada perubahan gambaran 

radiologik  

 



__________________________________________________________ 

              Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan 

 

13

 

              Tuberkulosis di Indonesia 

 

B.    TUBERKULOSIS EKSTRA PARU 

 

Batasan


  :

 Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain 

paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), 

kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran 

kencing, alat kelamin, dll. Diagnosis sebaiknya didasarkan atas 

kultur spesimen positif, atau histologi,  atau  bukti klinis kuat 

konsisten dengan TB ekstraparu aktif, yang selanjutnya 

dipertimbangkan oleh klinisi untuk diberikan obat anti 

tuberkulosis siklus penuh.

 

TB di luar paru dibagi berdasarkan 



pada tingkat keparahan penyakit, yaitu :

 

 



1. 

TB di luar paru ringan 

Misalnya : 

TB kelenjar limfe

, pleuritis eksudativa unilateral, 

tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. 

 

2.  



TB diluar paru berat 

 

Misalnya : meningitis, millier, perikarditis, peritonitis, 



pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, TB usus, 

TB saluran kencing dan alat kelamin. 



 

Catatan : 

 

Yang dimaksud dengan TB paru adalah TB pada 



parenkim paru. Sebab itu TB pada pleura atau TB pada 

kelenjar hilus tanpa ada kelainan  radiologik paru, 

dianggap sebagai penderita TB di luar paru. 

 

Bila seorang penderita TB paru juga mempunyai TB di 



luar paru, maka untuk kepentingan pencatatan penderita 

tersebut harus dicatat sebagai penderita TB paru. 

 

Bila seorang penderita ekstra paru pada beberapa organ, 



maka dicatat sebagai ekstra paru pada organ yang 

penyakitnya paling berat. 

 



Yüklə 407,86 Kb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   15




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©genderi.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

    Ana səhifə