__________________________________________________________
18
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia
Bila lokasi fasiliti laboratorium
berada jauh dari
klinik/tempat pelayanan penderita, spesimen dahak dapat
dikirim dengan kertas saring melalui jasa pos.
Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas
saring:
•
Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat
agar terlihat bagian tengahnya
•
Dahak yang representatif diambil dengan lidi,
diletakkan di bagian tengah dari kertas saring sebanyak
+ 1 ml
•
Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan
melubangi pada satu ujung yang tidak mengandung
bahan dahak
•
Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar
di tempat yang aman, misal di dalam dus
•
Bahan dahak dalam kertas saring yang kering
dimasukkan dalam kantong plastik kecil
•
Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara)
dengan melidahapikan sisi kantong yang terbuka
dengan menggunakan lidi
•
Di atas kantong plastik dituliskan nama penderita dan
tanggal pengambilan dahak
•
Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa
pos ke alamat laboratorium.
c. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain
Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan
lain (cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus,
bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (BAL), urin,
faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan
dengan cara
•
Mikroskopik
•
biakan
__________________________________________________________
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
19
Tuberkulosis di Indonesia
Pemeriksaan mikroskopik:
Mikroskopik biasa
:
pewarnaan Ziehl-Nielsen
pewarnaan Kinyoun Gabbett
Mikroskopik fluoresens:
pewarnaan auramin-rhodamin
(khususnya untuk screening)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dahak dipekatkan lebih
dahulu dengan cara sebagai berikut :
•
Masukkan dahak sebanyak 2 – 4 ml ke dalam tabung
sentrifuge dan tambahkan sama banyaknya larutan NaOH
4%
•
Kocoklah tabung tersebut selam 5 – 10 menit atau sampai
dahak mencair sempurna
•
Pusinglah tabung tersebut selama 15 – 30 menit pada 3000
rpm
•
Buanglah cairan atasnya dan tambahkan 1 tetes indicator
fenol-merahpada sediment yang ada dalam tabung tersebut,
warnanya menjadi merah
•
Netralkan reaksi sedimen itu dengan berhati-hati
meneteskan larutan HCl 2n ke dalam tabung sampai
tercapainya warna merah jambu ke kuning-kuningan
•
Sedimen ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan
pulasan (boleh juga dipakai untuk biakan M.tuberculosis )
lnterpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dari 3 kali
pemeriksaan ialah bila :
2 kali positif, 1 kali negatif
→ Mikroskopik positif
1 kali positif, 2 kali negatif
→ ulang BTA 3 kali , kemudian
bila 1 kali positif, 2 kali negatif
→ Mikroskopik positif
bila 3 kali negatf
→ Mikroskopik negatif
Interpretasi pemeriksaan mikroskopik dibaca dengan skala
bronkhorst atau IUATLD
__________________________________________________________
20
Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
Tuberkulosis di Indonesia
Catatan :
Bila terdapat fasiliti radiologik dan gambaran radiologik
menunjukkan tuberkulosis aktif, maka hasil pemeriksaan dahak 1
kali positif, 2 kali negatif tidak perlu diulang.
Pemeriksaan biakan kuman:
Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode konvensional
ialah dengan cara :
•
Egg base media (Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh)
•
Agar base media : Middle brook
Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis
pasti, dan dapat mendeteksi Mycobacterium tuberculosis dan juga
Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT). Untuk
mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik dengan
melihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan uji nikotinamid, uji
niasin maupun pencampuran dengan cyanogen bromide serta
melihat pigmen yang timbul
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa foto
lateral. Pemeriksaan lain atas indikasi : foto apiko-lordotik, oblik,
CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat
memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :
•
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior
lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
•
Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan
opak berawan atau nodular
•
Bayangan bercak milier
•
Efusi pleura unilateral (umumnya)
atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif
•
Fibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas
Dostları ilə paylaş: |